Bab 19

1010 Kata

Tidak terhitung sudah berapa kali Arin menolak keinginan Fachri untuk menikah dengannya. Untuk menjadi ayah bagi sang anak yang sebentar lagi akan terlahir ke dunia ini. Akan tetapi, semua penolakan tersebut tidak ada artinya sama sekali. Buktinya, sebelum berangkat ke kampus, Fachri sudah selesai dengan oseng daging dan nasi hangat di dalam magic com. Tersedia di atas meja makan kecil yang ada di dapur. Meskipun Arin selalu melarangnya untuk melakukan pekerjaan rumah, tapi ia tidak peduli. Dan ketika Arin keluar dari kamar mandi semuanya telah tertata dengan rapi. Mulai dari dapur ruang tamu hingga teras depan. "Aku pulang agak sorean. Karena hari ini ada beberapa jadwal bimbingan skripsi." Fachri berucap seraya mengenakan sepatunya. Di sampingnya sudah ada sebuah paper bag berisi kota

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN