Setelah beberapa hari memantapkan hatinya, hari ini Jessi akan mengantarkan surat pengunduran dirinya dan di hari ini juga Jessi memutuskan untuk meninggalkan kota yang banyak menyimpan kenangan untuk dirinya.
Untuk sahabatnya sendiri Jessi belum memberitahukan tentang kehamilannya itu. Jessi hanya tidak ingin menambah beban pikiran sahabatnya, apalagi yang dia tau sahabatnya itu masih bimbang akan perjodohannya kemaren dan juga mengenai butiknya yang terdapat masalah akibat salah satu pegawainya yang melakukan penggelapan dana butik. Tapi Jessi sudah menitipkan surat untuk sahabatnya itu mengenai kepergiannya ini.
Dan untuk Ibu Rahma Jessi sudah menjelaskan semuanya termasuk tentang kehamilan dan juga kepergiannya. Awalnya Ibu Rahma mencegah Jessi untuk pergi tapi pada akhirnya Ibu Rahma pun menerima keputusan Jessi asalkan dia tetap menghubungi dirinya.
Jessi pun sampai di perusahannya dengan pakaian yang rapi dan dia akan menitipkan surat pengundurannya dirinya ke resepsionis. Setelah menitipkan surat tersebut Jessi langsung pulang menuju kostnya.
Terlihat dua buah tas besar yang sudah di siapkan Jessi untuk pergi. Tujuan Jessi saat ini adalah Bali. Entah kenapa ketika menyebut namanya saja terasa sangat nyaman dan tenang bagi Jessi. Oleh karena itu dia memutuskan untuk pergi dan tinggal di Bali bersama buah hatinya.
“Maafin Mommy sayang” Lirih Jessi sambil mengelus perutnya. Dan setelah itu dia pun pergi menuju bandara.
Di tempat lain, Rafa baru saja sampai di depan ruangannya pun merasa bingung karna meja sekretarisnya itu kosong. “Biasanya dia sudah datang” Gumam Rafa.
Rafa pun masuk ke dalam ruangannya. Dan tak lama seseorang mengetuk pintu ruangannya. Ternyata orang tersebut mengantarkan surat yang di titipkan Jessi di resepsionis tadi.
Ketika orang tadi keluar dari ruangannya, langsung saja Rafa membuka surat tersebut dan membacanya. Seketika amarah dalam dirinya muncul. “Sudah ku bilang jangan pergi dari hidupku Jessi” Geram Rafa dan meremas surat tersebut.
Rafa pun langsung pergi menuju tempat tinggal Jessi. Sesampainya disana Rafa dengan amarahnya mengetok-ngetok kost tersebut. Namun, nihil tidak ada sahutan dari dalam.
Tiba-tiba saja datang seorang wanita paruh baya yang menghampiri Rafa. “Permisi, mohon maaf apa kau mencari Nak Jessi?” Tanyanya.
“Iya saya mencari Jessi” Jawab Rafa dengan wajahnya yang datar.
“Nak Jessi sudah pergi dari dua jam yang lalu, dia sudah tidak tinggal di sini lagi. Untuk masalah perginya kemana, saya pun tidak tahu” Ucap wanita paruh baya tersebut.
Rafa yang mendengar ucapan wanita paruh baya itu pun langsung terdiam dan tak lama pergi dari kost tersebut.
“Argh kau kemana Jessi” Ucap Rafa sambil mengacak-acak rambutnya. Rafa yang sudah kepalang bingung untuk mencari Jessi pun langsung menghubungi tangan kanannya untuk mencari keberadaan wanitanya.
“Halo tuan” Sahut suara di seberang sana.
“Cari keberadaan sekretarisku yang bernama Jessi” Titah Rafa dan langsung mematikan telpon tersebut. Dia pun pergi ke club untuk menenangkan dirinya.