Tepat sebulan setelah kejadian yang menimpa Jessi dan juga Rafa. Ketika di pagi hari Jessi tiba-tiba saja terbangun dan dengan cepat pergi ke kamar mandi karna rasa ingin mengeluarkan sesuatu dari mulutnya.
“Huek huek” Muntah Jessi di dalam kamar mandi dan membuat dirinya lemas seketika. Jantung Jessi pun berdetak dengan cepat kala dirinya mengingat bulan ini dirinya belum mendapatkan tamu bulanan. “Apa mungkin gue---huek” Jessi pun kembali muntah.
Setelah di rasa mual yang di rasakanya mereda, dia pun merebahkan dirinya ke kasur miliknya sambil memikirkan sesuatu yang membuat dirinya harus memastikan terlebih dahulu ke rumah sakit.
“Kayanya gue hari ini izin aja” Gumam Jessi dan langsung mengabari bosnya itu. Lalu setelahnya dia pun bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Jessi langsung saja menuju ke tempat di mana banyak ibu-ibu hamil yang sedang menunggu di depan sebuah ruangan yang bertuliskan “Spesialis Obstetri dan Ginekologi”.
Setelah menunggu hampir setengah, akhirnya Jessi pun masuk kedalam ruangan tersebut.
“Selamat pagi Ibu Jessi. Saya Dokter Gina” Sapa Dokter Gina dengan tersenyum.
“Selamat pagi juga Dokter Gina” Balas Jessi tak lupa dengan senyum yang menghiasi wajah cantiknya.
“Ada keluhan apa Bu Jessi?” Tanya Dokter Gina.
“Mmm begini Dok, tadi pagi saya mengalami mual. Namun yang saya keluarkan hanya cairan saja dan selama bulan ini juga saya sedikit terlambat menstruasi” Jawab Jessi.
Dokter Gina yang mendengar penuturan wanita di depannya ini pun langsung menyuruhnya berbaring dan menyingkap baju serta mengeloskan sebuah gel ke permukaan perut pasiennya itu. “Bisa Bu Jessi lihat di layar yang berbentuk seperti kacang polong itu ada janin Ibu” Jelas Dokter Gina.
Deg …
“Ja-janin Dok?” Tanya Jessi memastikan.
“Iya itu adalah janin Ibu. Dengan kata lain, Ibu saat ini tengah mengandung” Jawab Dokter Gina tersenyum.
Perasaan Jessi ketika mendengar perkataan Dokter Gina pun menjadi campur aduk. Di satu sisi dia merasa bahagia karna akan ada yang memanggilnya dengan sebutan Mommy. Tapi di sisi lain, dia merasa sedih kenapa harus dengan cara seperti ini janin tersebut hadir.
“Saya akan memberikan obat dan juga vitamin karna kandungan Ibu masih sangat muda dan juga rentan” Ucap Dokter Gina. “Saya ucapan selamat atas kehamilannya Bu Jessi” Sambung Dokter Gina dengan tersenyum.
“Baik terima kasih Dokter Gina. Kalau begitu saya permisi” Sahut Jessi dan keluar dari ruangan tersebut.
“Apapun keadaannya mommy akan tetap mempertahankan kamu sayang” Batin Jessi.
*****
Di tempat lain seorang pria dengan perasaan yang tidak karuan tengah memikirkan seorang wanita yang terus bersarang di dalam pikirannya. Pria tersebut adalah Rafa.
Rafa selalu saja mengingat kejadian di mana dia mengambil kegadisan seorang Jessi. Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, dia tidak menyesal sama sekali karna sudah melakukan perbuatan itu terhadap Jessi karna dengan begitu Jessi akan menjadi miliknya seutuhnya. Sejak pertemuan pertama mereka pun, Rafa sudah terpesona dan juga menaruh hatinya terhadap wanita yang menjadi sekretarisnya itu. “Bagaimana pun caranya kamu hanya milik ku Jessi” Ucap Rafa yang sudah mengklaim wanita tersebut menjadi miliknya.
Keesokan harinya Jessi pun bersiap-siap untuk pergi ke bekerja. Namun, di tengah dirinya yang sedang bersiap-siap tiba-tiba saja rasa mual kembali menghampirinya. Langsung saja dirinya pergi ke kamar mandi dan memuntahkan sesuatu dari dalam tubuhnya.
Lemas. Satu kata yang Jessi rasakan saat ini. Sambil duduk di kloset kamar mandinya Jessi memikirkan sesuatu yang membuat dirinya bimbang. “Apa gue harus jujur ke tuan Rafa ya tapi gue takut nantinya malah dia nyuruh gue ngegugurin anak ini” Gumamnya. “Gue harus jujur gimana pun juga di Ayah dari anak yang gue kandung” sambungnya final. Jessi pun bangkit dan merapikan penampilannya, setelah itu berangkat ke perusahaan sambil membawa hasil pemeriksaan Dokter kemaren.
Ketika sampai di meja tempatnya bekerja, Jessi melihat pintu ruangan CEO sedikit terbuka dan di lihatnya ternyata bos nya itu datang lebih awal di banding dirinya. Jessi pun berniat untuk masuk ke dalam ruangan tersebut. Namun, dia pun menghentikan langkahnya ketika mendengar ucapan bosnya itu.
“Sudah ku bilang Ma aku tidak ingin di jodohkan” Ucap Rafa. “Aku sudah mempunyai pilihanku sendiri dan aku sangat mencintainya. Aku pasti akan mengenalkan ke Mama dan juga Papa nanti” Sambung Rafa.
Jessi yang mendengar ucapan Rafa pun langsung merasakan sakit di hatinya entah karna apa. Jessi yang awalnya berniat untuk memberitahu Rafa mengenai kehamilannya pun langsung mengurungkan niatnya itu. “Ternyata dia sudah mempunyai orang yang di cintainya” Lirih Jessi sambil menatap ruangan yang sedikit terbuka itu. “Sepertinya gue harus merahasiakan semua ini dan menjauh dari kehidupannya. Maafkan Mommy sayang harus menjauhkan kamu dari Daddy” Sambung Jessi dan kembali ke meja kerjanya.
Tak terasa jam pulang pun tiba. Jessi pun buru-buru menyelesaikan pekerjaannya.
Tap Tap Tap ..
“Apa kau tidak pulang?” Tanya Rafa pada Jessi.
Jessi yang kaget melihat bosnya itu berdiri di depan mejanya pun langsung menormalkan kembali wajahnya. “Ah setelah menyelesaikan pekerjaan ini saya akan pulang tuan” Jawab Jessi.
“Pulang sekarang” Titah Rafa.
“Ta-tapi” Belum selesai Jessi menjawab, kalimatnya sudah lebih dahulu di potong Rafa. “ Pulang sekarang saya antar” Ucapnya memerintah.
Jessi yang mendengar nada perintah dari bos nya pun menurut. Suasana di dalam mobil pun sangat hening. Sampai tiba-tiba ketika Jessi melihat di pinggir jalan ada seorang Bapak yang menjual sebuah rujak. “TUAN BERHENTI” Teriak Jessi spontan.
Rafa yang mendengar teriakan Jessi pun terkejut dan refleks menghentikan mobilnya. “Ada apa hah?kenapa kau berteriak seperti itu?” Tanya Rafa.
Jessi yang sudah sangat menginginkan rujak pun menghiraukan pertanyaan bos nya itu dan memilih turun dari mobil menghampiri tukang rujak tersebut.
Rafa yang melihat Jessi menghiraukannya pun menjadi kesal dan di lihatnya wanita itu yang sedang membeli sebuah rujak. “Kenapa malam-malam seperti ini dia membeli rujak” Gumam Rafa heran.
Jessi yang sudah membeli rujak pun kembali ke mobil. Ketika dirinya sampai di mobil, Jessi pun dengan lahap memakan rujaknya itu.
“Kau membeli rujak tapi hanya mangga muda saja yang kau beli, seperti orang hamil saja” Ucap Rafa sambil menatap Jessi heran.
“Ya kan emang saya ha---eh maksudnya karna saya lagi pengen aja dan juga saya udah lama gak makan mangga muda” Balas Jessi yang hampir saja keceplosan. “Hampir aja” Batin Jessi.
Rafa pun kembali melajukan mobilnya dan tak lama mereka pun sampai di depan kost milik Jessi.
“Terima kasih tuan karna sudah mengantar saya pulang” Ucap Jessi pada Rafa.
Ketika Jessi hendak turun dari mobil, tangannya pun langsung di tarik oleh Rafa kedalam pelukan lelaki itu. Jessi pun menjadi kaget dan mencoba melepaskan dirinya.
“Sebentar” Ucap Rafa pelan. Jessi pun membiarkan bos nya itu memeluk dirinya.
“Nyaman” Batin Jessi.
Tak lama Rafa pun melepaskan pelukannya dan menatap wajah wanita di depannya dengan intens. “Jangan pernah mencoba untuk pergi dari hidupku Jessi” Ucap Rafa.
Jessi yang mendengar ucapan itu pun menjadi bingung dengan bos nya ini. Dan memutuskan untuk keluar dari mobil dengan cepat. “Sekali lagi terima kasih tuan karna telah mengantar saya. Permisi” Ucap Jessi sambil menutup pintu mobil dan masuk ke dalam kost nya.
Rafa pun menatap Jessi dengan pandangan yang sulit di artikan dan setelah itu melajukan mobilnya meninggalkan kost wanita tersebut.