PART 8

822 Kata
Jessi membuka kedua matanya sambil menyesuaikan cahaya yang masuk dari jendela kaca yang tak jauh dari tempatnya. Sesaat Jessi sadar jika dia tak berada di kamarnya dan melihat ada sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya. Langsung saja Jessi melihat ke arah samping tempat tidurnya dan terpampang wajah Rafa yang sedang tertidur. Flashback On. Setelah pergulatan yang panjang pun Rafa langsung tertidur di samping Jessi. Sedangkan Jessi meratapi nasibnya yang terjadi saat ini. Niat hati ingin membantu bosnya itu malah berakhir dengan kejadian tak terduga seperti ini. Jessi yang lelah di tambah dia menangis pun akhirnya dengan perlahan-lahan menutup kedua matanya. Flashback Off. Air mata Jessi pun turun ketika dirinya mengingat kejadian semalam. Harta yang di jaganya selama ini telah di renggut paksa oleh seorang Rafano Andreas. Wanita itu pun langsung menghapus air matanya dan melepaskan tangan Rafa yang berada di pinggangnya secara perlahan. “Akh” Pekiknya tertahan ketika merasakan sakit di area kewanitaanya. Jessi yang masih merasa kesakitan di area kewanitaannya itu pun mencoba menahan dan langsung mencari baju yang berserakan di lantai, setelah itu dirinya dengan cepat meninggalkan apartemen lelaki itu. Sesampainya Jessi di kost miliknya, dia pun bergegas mandi dan menangis sambil menggosok-gosok tubuhnya dengan kasar. Disisi lain, Rafa yang baru terbangun dari tidurnya pun merasakan sakit pada kepalanya itu. “Argh” Erangnya sambil memegang kepalanya. Rafa pun melihat kesekitar dan mengernyit bingung karena bukan kamar biasa yang dia tempati tetapi malah berada di kamar tamu pikirnya. Rafa pun mencoba mengingat kembali apa yang telah terjadi. Ketika dirinyamengingat semuanya pun langsung saja dia memaki dirinya sendiri. Rafa pun bergegas mandi agar cepat ke perusahaan dan menemui Jessi. Di tempat lain, Jessi yang sudah siap pun segera berangkat ke kantor walaupun berat tetapi dia harus bersikap profesional. Sesampainya di perusahaan, Jessi langsung saja memeriksa laporan yang akan dibawa untuk meeting nanti. Suara langkah kaki terdengar dan tak lama munculah sosok Rafa yang langsung meghampiri meja sekretarisnya itu. “Ada yang ingin saya bicarakan. Keruangan saya sekarang” Ucap Rafa dan melangkah pergi ke ruangannya. Jessi yang mendengar ucapan bosnya itu pun menghela nafasnya dan dengan lunglai mengikuti Rafa yang masuk ke ruangannya. “Duduk” Titah Rafa ketika melihat Jessi yang sudah berada di ruangannya. Rafa pun berdehem untuk mengurangi rasa gugup yang tiba-tiba saja muncul dalam dirinya. “Apa yang ingin tuan bicarakan?” Tanya Jessi pelan. “Tentang kejadian semalam saya benar-benar meminta maaf. Saya tau kamu pasti sangat marah kepada saya tapi saya berjanji ah tidak tapi saya akan membuktikan kalau saya akan bertanggung jawab” Tegas Rafa. Jessi yang mendengar penuturan bosnya itu pun sempat tertegun. Namun, tak lama dia pun menghela nafasnya. “Saya maafkan. Tapi saya mohon pada tuan untuk melupakan kejadian semalam dan anggap saja jika kita tidak pernah melakukan apa-apa. Kalau begitu saya permisi” Ucap Jessi dan pergi meninggalkan Rafa yang menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Setelah keluar dari ruangan Rafa, Jessi kembali melanjutkan pekerjaannya. Sekitar setengah mengerjakan pekerjaannya, Jessi kembali masuk ke ruangan bosnya itu. “Permisi tuan, meeting akan di laksanakan sepuluh menit lagi” Beritahu Jessi. Rafa pun memandang wajah cantik Jessi sebentar. “Keruangan meeting sekarang” Ucapnya. Meeting pun di laksanakan dan dua jam kemudian meeting pun selesai bertepatan dengan jam makan siang. Jessi pun makan siang bersama teman-temannya dan setelah jam makan siang selesai Jessi kembali melanjutkan pekerjaannya. ***** Di sebuah mansion tepatnya di dalam sebuah kamar terdapat seorang wanita paruh baya yang sedang melamun. Wanita tersebut adalah Miranda Gracia Sanjaya, istri dari seorang pengusaha sukses yang menduduki peringkat ke tiga di Asia yaitu Alano Sanjaya. Di belakang Miranda terdapat sang suami yang menatap sendu istrinya dan tak lama dia pun menghampiri sang istri. “Sayang” Panggil sang suami sambil memegang bahu istrinya. Miranda pun menatap ke arah suaminya dan tersenyum yang mana dalam senyuman tersebut tersirat luka yang sangat dalam. “Aku kangen mas, aku pengen ketemu sama anak kita hiks. Sudah dua puluh satu tahun kita kehilangan putri kita mas hiks” Ucap Miranda yang di iringi dengan tangisan pilunya. Alano pun memeluk dengan erat sang istri. “Suatu saat pasti kita akan bertemu dengan putri kita. Mas berjanji sayang akan menemukannya dan membawanya pulang ke keluarga Sanjaya” Balas Alano tegas. Alano Sanjaya dan juga Miranda Grasia Sanjaya sendiri memiliki empat orang anak, tigas laki-laki dan satu perempuan. Akan tetapi anak perempuan mereka di culik oleh musuh keluarga mereka. Anak pertama mereka bernama Arsenio Sanjaya. Arsen merupakan seorang CEO di perusahaan yang di bangunnya sendiri yaitu AS Company. Arsen sendiri berumur dua puluh delapan tahun. Anak kedua mereka yaitu seorang perempuan yang sampai saat ini masih belum di temukan. Anak ketiga mereka yaitu Anselio Sanjaya. Ansel merupakan direktur dan juga seorang dokter di rumah sakit milik keluarga mereka. Ansel berumur dua puluh tahun dan dirinya mengambil kelas akselerasi sehingga mampu menyelesaikan pendidikannya dengan cepat. Anak keempat mereka yaitu Axelio Sanjaya. Axel sendiri masih menempuh pendidikan sekolah menengah atasnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN