Jessi yang sudah sampai di kostnya pun langsung membersihkan dirinya dan setelah itu mengistirahatkan badannya ke kasur.
“Gila cape banget rasanya” Gumam Jessi.
Dan setelahnya Jessi pun tertidur. Namun, tak lama setelah dia tertidur ponsel miliknya pun berdering. Jessi yang mendengar suara dering ponselnya langsung saja terbangun dan melihat nama pemanggil di layar ponselnya yang membuat dia terkejut.
“Hah tuan Rafa. Ngapain coba nelpon malam-malam kaya gini” Gumamnya dan mengangkat panggilan tersebut.
“Halo” Sahut suara di seberang sana.
Jessi pun mengerutkan keningnya bingung kenapa suara bosnya terdengar berbeda dari biasanya. “Ya halo tuan. Apa tuan memerlukan sesuatu makanya tuan menelpon saya malam-malam seperti ini?” Tanya Jessi.
“Jemput saya di club. Alamatnya akan saya kirimkan”’ Jawab Rafa.
“Tuan tap—” Suara telpon pun di akhiri oleh Rafa.
“Kebiasaan banget ni orang” Dumel Jessi.
Tak lama terdengar notifikasi dari ponselnya yang ternyata adalah pesan yang kirim Rafa kepadanya.
“Ni orang gak di perusahaan atau pun lagi di luar tetap aja bikin gue darah tinggi. Untung lo bos gue, huh” Kesal Jessi sambil memasang jaketnya.
Jessi pun berangkat menggunakan ojek online yang di pesannya tadi. Sesampainya di club, Jessi pun langsung saja masuk kedalam dan mencari bosnya itu.
Musik yang kencang membuat Jessi menjadi pusing, apalagi ditambah dirinya harus mencari keberadaan bosnya itu.
“Mana sih tu orang” Gumam Jessi sambil celingak-celinguk dan tanpa sengaja mata Jessi melihat dua orang yang berbeda jenis sedang berciuman dengan hotnya.
“Ah gila mata suci gue ternoda. Ini semua gara-gara Rafa si bos sialan itu” Gerutunya.
Jessi yang sedari tadi mencari-cari bosnya itu pun akhirnya menemukan keberadaannya. Dilihatnya bosnya itu sedang bersama seorang wanita sexy, tapi kenapa bosnya itu terlihat tidak nyaman dengan keberadaan wanita tersebut pikirnya.
Jessi pun menghampiri bosnya itu. “Ehem” Dehemnya.
Rafa langsung saja menoleh ke asal suara tersebut dan di lihatnya Jessi yang sudah berada di depannya dengan tatapannya yang datar.
“Pergi kau” Usir Rafa pada wanita yang mengganggu dirinya.
Wanita itu pun pergi meninggalkan Rafa dengan wajah yang kesal.
“Apa kau mau minum” Tawar Rafa pada Jessi.
“Maaf tuan tapi saya tidak meminum itu” Tolak Jessi.
Gila saja bosnya itu menawarkan minuman seperti itu kepada dirinya pikir Jessi.
“RAFA” Tekan bosnya itu.
“Hah” Bingung Jessi.
“Panggil saya Rafa” Ucap Rafa.
“T-tapi tuan” Jessi yang melihat tatapan tajam dari bosnya pun langsung mengiyakan ucapan tersebut. “Baik tu ah Rafa” Ucap Jessi kelu.
Rafa pun sontak menatap wajah gadis yang berada di depannya ini. Entah kenapa dia sangat cantik sekali pikirnya.
Jessi yang di tatap oleh Rafa pun menjadi salah tingkah sendiri.
“Rafa”
“Rafa”
Jessi kembali memanggil Rafa sambil melambaikan tangannya di depan wajah lelaki itu “Rafa”.
Rafa pun langsung tersadar dan melanjutkan minumnya kembali.
“Raf, kamu sudah terlalu banyak minum. Sebaiknya kita pulang saja, apalagi kita besok ada meeting yang penting” Ucap Jessi.
“Tunggu sebentar lagi” Balas Rafa.
Jessi dengan setia menunggu Rafa sambil melihat jam yang ada di ponselnya. Akhirnya, Rafa pun selesai dengan minumannya itu. Mereka pun pulang dengan Rafa yang di tuntun berjalan oleh Jessi.
“Raf apa kamu tadi ke sini membawa mobil?” Tanya Jessi ketika mereka sudah berada di luar.
Rafa yang masih setengah sadar pun langsung memberikan kunci mobilnya kepada Jessi. Setelahnya Jessi pun mencari keberadaan mobil Rafa.
“Duh berat banget sih” Dumelnya sambil menuntun badan Rafa menuju mobil.
Setelah menemukan keberadaan mobil Rafa, Jessi pun langsung memasukan lelaki itu ke kursi samping kemudi dengan dirinya yang mengendarai mobil tersebut.
“Lah gue bawa kemana ni orang” Bingung Jessi karena tidak mungkin untuk membawa Rafa ke kost an nya. “Ke apatemen dia ajalah” Lanjutnya. Untung saja dirinya masih mengingat letak di mana apartemen lelaki itu.
Jessi pun mengendarai mobil tersebut menuju apartemen Rafa. Setelah sampai, Jessi pun kembali menuntun Rafa menuju unit miliknya. Ketika sampai di depan pintu apartemen, Jessi langsung menempelkan jari lelaki itu di pintu apartemen tersebut dan otomatis pintu pun terbuka dengan sendirinya.
Jessi yang sudah sangat lelah menuntun lelaki itu pun dengan asal membawanya masuk ke salah satu kamar yang berdekatan dengan pintu masuk tadi.
“Ah selesai juga ngantar ni orang. Mana bahu dan pinggang gue pegal banget rasanya” Dumel jessi.
Dirinya pun berniat pulang. Namun ketika dirinya hendak berbalik, tangannya ditahan oleh seseorang yang ternyata adalah Rafa. Jessi pun langsung melepaskan pegangan tangan tersebut, namun pegangan tersebut semakin membuat Jessi tertarik dan jatuh di atas tubuh lelaki itu.
Jessi pun sontak menatap Rafa dan ternyata lelaki itu juga sedang menatap dirinya. Jessi dengan cepat ingin berdiri, namun lelaki itu justru memeluk erat tubuhnya. Dengan sekuat tenaga Jessi melepaskan dirinya dari kukungan Rafa, namun karna tenaga lelaki itu jauh lebih besar di banding dirinya membuat usaha yang Jessi lakukan menjadi sia-sia.
“Syut” Bisik Rafa sambil mengelus wajah Jessi yang berada di pelukannya. “Kenapa kamu sangat cantik hm” Lanjut Rafa dan tak lama mencium bibir gadis itu.
Perlakuan Rafa terhadap dirinya tentu sangat membuat Jessi terkejut, apalagi lelaki itu dengan berani mencium dirinya di bibir catat di bibir. Jessi langsung saja memberontak ketika Rafa mulai memperdalam ciumannya. Tangan Rafa pun sudah berkeliaran menjelajahi seluruh tubuh Jessi.
“Ehmmm lepas” Berontak Jessi.
Jessi yang di perlakukan seperti itu menjadi semakin takut. Ingin melepaskan diri pun tidak bisa karna tenaga Rafa yang sangat besar. Tangis Jessi pun akhirnya luruh.
“Hiks hiks lep-pas hiks” Tangisnya. Namun di anggap Rafa hanya angin lalu saja dan semakin gencar menyentuh Jessi.
Rafa seakan menulikan telinganya ketika mendengar suara tangisan dari gadis yang berada di bawahnya itu.
“b******n HIKS LEPAS SIALAN” Teriak Jessi sambil terus berontak di bawah kukungan Rafa.
Rafa yang memang sudah mabuk berat di tambah dengan nafsu yang meliputi dirinya pun melakukan hal yang tidak semestinya dia lakukan kepada Jessi. Malam yang sunyi menjadi saksi bisu bagaimana kegadisan seorang Jessi di renggut dengan paksa oleh Rafano Andreas bosnya sendiri.