Setelah kepergian Bastian, Kirana kembali ke dalam rumah. Masih mengabaikan parasit yang kini duduk di meja makan sambil menikmati salad buah buatannya. Dasar, nggak tau diri. Sesampainya di kamar Belva, Kirana melihat Risma sedang menangis sambil mengusap rambut cucunya. Ingin memberikan waktu untuk ibu mertuanya, Kirana pun menutup kembali pintu ruangan itu. Lalu, berjalan menuju kamarnya. Ia harus segera menghubungi Satya. Tut … Tut … Tut "Akhirnya istriku nelpon duluan." Kalimat pertama yang Kirana dengar ketika Satya mengangkat panggilannya. "Ada apa, Sayang?" "Bisa pulang sekarang?" tanya Kirana yang disalah artikan oleh Satya. "Kenapa? Rindu?" tanyanya menggoda. "Sama. Aku juga rindu." "Rindu dengar suara desahanmu." Tentu saja ini diungkapkan di dalam hati. Kirana berdecak

