Panggilan Sayang

1142 Kata
Laras masuk ke dalam kamar setelah menikmati makan malam bersama dengan sang mama dan sang papa sambungnya itu karena Laras merasa tidak kuat jika Laras berada di dekat sang papa sambung lebih lama saat ini. Ya. Laras tidak merasa cemburu saat sang mama melayani sang papa sambung sekaligus kekasih hati Laras saat mereka sedang berada di meja makan beberapa saat yang lalu. Namun Laras merasa tidak kuat hatinya saat melihat kekasih hatinya itu selalu mengulas senyuman manis ke arah dirinya sehingg Laras memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya saat ini. Tidak dapat dipungkiri oleh Laras jika senyuman kekasih hatinya itu dapat memporak-porandakan hari Laras selama ini. “Kenapa dia harus tersenyum manis seperti it uke aku sih? Apa dia tidak tahu kalau senyuman manisnya itu membuat hati aku deg deg ser begitu,” ucap Laras sembari membuka berkas laporan keuangan yang akan dipelajari oleh Laras malam hari ini. “Bodo amat lha, Kenapa juga aku jadi mengomel begini mikirin dia. Belum tentu dia juga lagi mikirin aku saat ini. Diak an lagi sama mama. Aku periksa berkas laporan keuangan saja deh,” sambung Laras berusaha untuk menghibur dirinya saat ini. Di sisi lain, mama Della dan sang suami kini telah berada di dalam kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah setelah satu hari bekerja di kantor mereka berdua masing-masing itu. “Mas.. Aku tidur dulu iya mas. Aku ngantuk dan lelah sekali mas,” ucap mama Della kepada sang suami yang kini sedang menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang sembari memeriksa pekerjaan di macbook yang berada di tangannya itu. “Iya sayang. Mas menyusul tidur sebentar lagi iya sayang. Mas memeriks apekerjaan dulu sebentar lagi iya sayang,” balas Alvin. “Iya mas,” sambung mama Della. Mama Dela memejamkan mata dengan perlahan menuju ke alam mimpi setelah berpamita dengan sang suami yang kini masih sibuk memeriksa pekerjaan di macbook itu. Tak lama kemudian, Alvin meletakan macbook yang kini berada di tangannya it uke atas nakas lalu Alvin melihat ke arah sang istri untuk memeriksa apakah sang istrinya itu sudah benar-benar tidur dengan lelap atau belum saat ini. Alvin beranjak dari atas tempat tidur lalu melangkahkan kaki pergi keluar meninggalkan kamar menuju ke lantai satu untuk membuang rasa penat di dalam kamar seorang diri malam hari ini. Sementara itu, Laras kini sedang menonton televisi di ruang keluarga setelah Laras memeriksa berkas laporan keuangan yang cukup membuat kepala wanita cantik itu pening malam hari ini. Laras yang merasa bosan di kamar memutuskan untuk keluar dan mencari udara segar di ruang keluarga dengan menonton televisi. Walaupun Laras memiliki televisi dan fasilitas lengkap di dalam kamarnya itu. Namun Laras merasa bosan jika berada di dalam kamar saat ini. Alvin yang melihat keberadaan kekasih hatinya itu yang kini sedang duduk dengan santai sembari menonton televisi dan mengenakan pakaian tidur bebrbahan satin yang cukup menerwang itu mengulas senyuman manis dari ujung tangga rumah mewah milik sang istri itu. Alvin melangkahkan kaki menuju ke arah putri tirinya yang kini telah menjadi kekasih hatinya itu dengan wajah penuh rasa bahagia malam hari ini. “Apak amu tidak takut gemuk makan camilan malam begini sayang?” ucap Alvin sembari mendekap tubuh kekasih hatinya itu dari belakang saat ini. Laras yang sedang menikmati makan camilan yang berada di dalam toples terkesiap saat mendengar suara baritong yang mulai tidak asing masuk ke dalam indera pendengarannya. Sontak Laras mengalihkan perhatian ke arah sumber suara di mana tampak sang papa sambungnya itu kini sedang berdiri di belakang dirinya. “Papa.. Kenapa papa berada di sini? Kalau mama mencari papa bagaimana?” tanya Laras kepada sang papa yang kini sedang melangkahkan kaki menuju ke arah samping Laras. Cup.. Alvin mengecup kening kekasih hatinya itu dengan dalam dan penuh rasa sayang setelah Alvin duduk di samping putri tiri sekaligus kekasih hatinya itu. Deg.. Ada yang berdebar dengan kencang di dalam hato Laras setelah wanita itu mendapatkan kecupan untuk yang kedua kalinya dari laki-laki yang kini telah menjadi kekasih hatinya itu. Laras yang sempat terkesiapa beberapa detik dengan apa yang dilakukan oleh sang papa sambungnya itu dengan cepat dapat menguasai dirinya kembali saat ini. “Papa.. Ada mama. Kalau mama melihat bagaimana papa?” ucap Laras. Alvin menautkan kedua alis saat mendengar apa yang diucapkan oleh sang kekasih hatinya itu saat ini. “Kamu memanggil kekasih hati kamu apa?” “Papa. Memangnya kenapa papa? Apa ada yang salah papa?” balas Laras dengan nada polosnya itu. Alvin menjawil hidung lancip sang kekasih hatinya itu dengan gemas. Sungguh.. Alvin merasa sangat gemas saat melihat ekpresi wajah sang kekasih hatinya itu yang benar-benar tampak menggemaskan saat ini. “Aku kan kekasih hati kamu, sayang. kenapa kamu manggil kekasih hati kamu ini dengan papa?” sambung Alvin. Laras menautkan kedua alis saat mendengar apa yang diucapkan oleh sang kekasih hatinya itu kepada dirinya. “Laras manggil apa? Kalau bukan papa?” Alvin mengulas senyuman manis nan hangat ke arah putri tirinya itu yang tampak sangat menggemaskan malam hari ini. “Kamu panggil mas, babe atau sayang. Jangan papa iya sayang?” “Babe?” ucap Laras seakan melontarkan pertanyaaan kepada sang papa dengan ekpresi geli saat ini. “Iya sayang,” balas Alvin. Laras menggelengkan kepala menanggapi apa yang diucapkan oleh sang papa sambungnya itu kepada dirinya. “Laras tidak mau memanggil babe.” “Kenapa sayang?” tanya Alvin dengan kedua alis yang saling bertautan saat ini. “Geli. Laras tidak mau manggil papa babe. Titik,” jawab Laras. Alvin mengusak ouncak kepala kekasih hatinya itu dengan sangat gemas.” Iya sudah kalau kamu tidak mau manggil babe. Kalau manggil mas atau sayang bagaimana?” Diam.. Laras diam seribu bahasa tanpa menjawab apa yang diucapkan oleh kekasih hatinya itu. Ya. Laras kini sedang berusaha untuk mencerna ucapan sang papa sambungnya itu tentang panggilan kesayangan kepada sang papa sambung sekaligus kekasih hatinya itu. “Kalau Laras panggil mas saja bagaimana? Lebih enak didengar daripada babe dan sayang,” ucap Laras. Alvin menyunggingkan kedua sudut bibir membentuk lengkungan seperti bulan sabit setelah mendengar apa yang diucapkan oleh wanita cantik yang kini telah menjadi kekasih hatinya itu. Alvin merasa bahagia saat Laras memberi tahu panggilan kesayangan untuk dirinya itu. “Iyas ayang. Mas juga tidak apa-apa dan memang terdengar lebih enak sayang,” sambung Alvin. “Iya mas,” seru Laras. Alvin menatap ke arah kekasih hatinya itu dengan tatapan penuh arti dari ujung rambut hingga ujung kepala wanita cantik yang kini masih menikmati camilan di dalam toples itu. “Apa kamu sedang menggoda mas, sayang?” tanya Alvin dengan suara mulai serak itu. Laras menautkan kedua alis saat mendengar apa yang diucapkan oleh laki-laki yang kini menjadi papa sambung sekaligus kekasih hatinya itu. “Apa maksud mas?” Alvin menyentuh pakaian tidur Laras dengan sentuhan lembutnya sembari mengusap bahu Laras yang tampak terbuka itu. “Kamu sengaja menggoda mas dengan mengenakan kain tidur tipis dan menggoda seperti ini iya sayang?”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN