4. PESAN ANNIE

956 Kata
POV DAVID (AYAH ANNIE) Aku sangat marah. Perbuatan orang itu terhadap putriku tidak bisa dimaafkan. Dia pantas mendapat hukuman, tapi aku tak bisa bertindak sendiri. Orang tuanya tak bersalah. Aku tak pernah menyangka dia akan melakukan hal sejauh itu. Putriku selalu membela orang itu, bahkan saat mereka pergi bersama dan mabuk berat hingga menghabiskan malam bersama. Putriku merasa tak enak hati untuk menyalahkannya, dan memang sebagian benar, putriku sudah cukup dewasa dan bersedia menghabiskan malam dengannya. Aku mencoba mengancamnya, berharap dia kapok, tapi ternyata dia malah mau bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Aku sering menasehati Annie, “Yakin kamu mau bersama orang yang nggak sayang kamu?” Dia selalu optimis bisa membuatnya jatuh cinta. Tapi, gagal. Akibatnya, dia sangat malu di depan teman-temannya dan mungkin juga trauma. Aku menyetir dengan cepat karena khawatir. Istriku sedih sekali dengan keadaan Annie. Aku tahu seharusnya adil, tapi jujur saja, Annie memang beda. Anak-anak lain tahu, tapi mereka tidak peduli. Annie memang selalu jadi favorit semua orang. Aku parkir mobil, terus langsung bertemu Sam. Dia masih menangis, aku lantas keluar mobil. Dia ingin sekali memeluk Annie. Sam merasa bersalah sekali tidak bisa cegah pernikahan itu. “Sayang, ayo kita temui Annie,” pintanya. Dia tidak perlu banyak bicara. Saat kami naik, anak-anak lain sudah menunggu di atas. Ekspresi wajah mereka membuatku langsung curiga ada yang tidak beres. “Anak-anak, kalian lihat Annie?” Mereka langsung menggelengkan kepala. Lalu Rocío dan Davidcito menangis, Robert meluk mereka. Mereka diam seribu bahasa. Kita langsung ke kamar Annie, tapi kosong. Saat keluar, anak-anak sudah di situ lagi. Rocío member amplop. Tanganku gemetar sekali saat mau membukanya. Hai Mama Papa, Kalian baca surat ini, artinya aku sudah jauh. Rasanya ini bakal terjadi, beberapa hal sudah terjadi, tapi tidak perlu diceritakan sekarang ya? Beberapa hari ini Liam terus-terusan ingin putus, tapi aku tidak mau. Aku tahu akhirnya dia tidak akan menikah denganku. Dia sudah mengingatkan, tapi aku tidak mendengar. Sekarang sudah selesai, hatiku hancur sekali, tapi aku terima konsekuensinya. Aku juga salah, nekat sekali memaksa dia yang tidak mencintaiku. Kalau berhasil pun, mungkin dia akan selingkuh, atau kita cerai. Jadi, aku juga salah. Tapi kalian pasti mengerti, aku tidak bisa di sini, makanya aku pergi. Aku gabung tim medis di negara jauh. Jangan khawatir, aku jaga diri kok dan akan hubungin kalian segera. Ingat ya, aku sayang banget sama kalian dan hatiku selalu sama kalian. Aku akan kembali, janji! Tapi sekarang aku tidak bisa di sana. Satu lagi, Tante Susan sama Om Trevor tidak ada hubungannya sama ini. Jangan marah sama mereka ya? Mereka sudah seperti saudara kalian dan aku tidak tega kalo kalian jadi jauh gara-gara aku. Jangan benci Liam juga ya, nggak ada gunanya dendam. Udah ah, aku pamit. Aku sayang banget sama kalian. Jaga diri baik-baik sampai aku kembali. Oh iya, Mir sama Martha ikut aku. Orang tuanya pasti sedih sekali, hubungi mereka sesekali ya? Mereka ikhlas melepas dua putrinya, ikut denganku. Sayang banget sama kalian, Annie Istriku terduduk di tempat tidur, air matanya berlinang. Aku terpaku di tempat, tidak percaya dia udah merencanakan semuanya. Sampai hari ini, dia keliatan bahagia dan bersemangat. Hatiku sakit, ternyata aku buta. Mungkin ada kesedihan di matanya, tapi aku tidak sadar. Aku merasa seperti ayah yang gagal. Rasanya hancur di dalam. Ingin sekali memeluk Annie, menghibur dia, bilang semuanya akan baik-baik aja. Tapi dia udah siap. Dia tidak mau kami melihatnya sedih, makanya dia pergi ke tempat kita tidak sadar betapa beratnya bebannya. Dia tidak mau kita di sisinya sehingga kita tidak ikut sedih. Tapi aku merasa tidak berdaya, yang paling kuinginkan sekarang adalah menghiburnya. Air mata mengalir dari mataku. Tanganku kosong tanpa dia. Bayiku yang cantik. Ingin sekali rasanya mengurung dia di kotak kaca agar tidak ada yang bisa menyakitinya. Ha. Istriku selalu marah kalau aku berbicara seperti itu, tapi sekarang, aku yakin dia berpikir hal yang sama. Begitu bisa bergerak, aku langsung memeluk istriku. Dia bukan wanita lemah, tapi anak-anaknya bikin dia rapuh. Dia menangis di pelukanku, aku membiarkan dia melepaskan semua kesedihannya. Terus, aku bawa dia ke kamar kami. Kamar Annie, aku tutup saja. Kita biarkan semuanya apa adanya, menunggu dia kembali. Soalnya dia pasti kembali dan aku yakin dia akan berubah. Aku kenal sekali dengan sifatnya yang teguh. “Udah, Sayang. Jangan nangis lagi. Annie tidak mau lihat kita seperti ini. Dia pasti balik kok. Nanti kalo dia kembali, berarti dia sudah tidak terlalu sakit lagi. Ayo!” Dia mengangguk, terus aku menggandengnya. Sakit sekali rasanya melepas anak sendiri! Anak-anak tidak kelihatan, pasti lagi di kamar masing-masing. Mulai besok, kita harus mulai hidup baru, tanpa Annie. Sampai dia kembali lagi. *** POV LIAM Aku pulang, was-was meninggalkan Maria di rumah orang tuaku. Takut mereka membuat Maria tidak nyaman. Harusnya aku jujur ke orang tuaku dari dulu, tapi Maria selalu minta aku diam aja. Waktu dia mau masuk sekolah asrama, seharusnya aku menjelaskan semuanya. Bayangan Annie terus muncul. Kesedihan di matanya membuatku sakit hati, sulit untuk memahaminya. Dia tahu kita tidak akan nikah. Aku sudah mengingatkan, tapi dia tidak percaya. Semua ini salahku! Aku salah sekali! Aku mengubah arah mobil, ke rumah Annie. Aku harus lihat sendiri dia aman dan sehat. Sampai di rumahnya, penjaga gerbang tidak mengizinkanku masuk. Aku telepon dia, tapi tidak diangkat. Tidak baik rasanya menelpon tante dan omnya, lebih baik aku kembali besok atau cari dia di rumah sakit. Aku membuang napas panjang, terus pergi. Semoga dia nggak terlalu benci aku, tapi tatapan terakhirnya sepertinya cinta dia padaku sudah hilang. Nanti mereka pasti bertanya kenapa aku kelihatan bahagia beberapa bulan ini, mungkin mereka pikir aku pura-pura. Tapi tidak juga. Aku juga berusaha keras agar hubungan ini berhasil. Cukup sampai di sini, aku sadar dia membohongiku. Tidak tahu apa yang akan terjadi mulai hari ini, tapi aku akan membenarkan semuanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN