Bagaimana Mungkin
Eugghh
Prakkk
"Permaisuri, anda tak apa?" Tanya seseorang pada amelia.
"Siapa kamu" ucap amelia yang baru saja terbangun.
"Maafkan nubi permaisuri" ucap yuni selaku dayang pribadi sang permaisuri.
"Nubi?, permaisuri?, seperti drama kolosal saja" ucap amelia santai yang belum menyadari perubahan sekitarnya.
Arggghhh
Amelia memegang kuat kepalanya yang tiba-tiba sangat sakit, lalu pingsan.
Dayang yuni berlari keluar memanggil tabib.
"Cepat tabib lic" ucap yuni panik.
"Cepat periksa permaisuri" ucap yuni lagi.
"Tenang dayang yuni" ucap tabib lic.
"Bagaimana keadaannya?" Tanya yuni.
Eggghhh
Amelia kembali terbagun dengan raut wajah yang sulit diartikan.
"Dayang yuni?"
"Hamba permaisuri" ucap yuni mendekat sambil menunduk.
"Keluar lah kalian, kecuali kamu yuni" ucap amelia.
"Hamba mohon undur diri permaisuri" ucap tabib dengan para dayang lain.
Setelah memastikan mereka semua keluar amelia kembali berbicara.
"Duduklah yuni" ucap amelia menepuk sebelahnya.
"Ampun permaisuri, hamba tak berani" ucap yuni menunduk takut.
"Cepatlah, ini perintah dariku" ucap amelia tegas.
Dengan takut yuni pun menuruti perintah atasanya itu.
"Yuni ceritakan apa yang terjadi denganku" ucap amelia dan yuni terdiam.
"Ceritakanlah semuanya" ucap amelia lagi.
"Ampun permaisuri, apakah anda tak mengingat semuanya?" Tanya yuni takut.
"Ya, aku hanya mengingat sedikit dan cepat ceritakan dari awal" ucap amelia, memang dia tak bohong, hanya beberapa ingatan yang tergambar dalam kepalanya, yang lainnya masih samar.
"Begini permaisuri, anda adalah permaisuri dikekaisaran lansyah ini nama anda haw elia yin, dan yang mulia kaisar bernama lan grain syah, yang mulia kaisar memiliki 2 selir yang bernama yue vira han sebagai selir agung dan cou huri rai sebagai selir kehormatan, tapi selir kehormatan cou huri rai telah tiada karena diserang penjahat saat perjalanan kembali dari kuil dan tak selamat" ucap yuni menjelaskan.
"Terus kenapa aku bisa terbaring disini?" Tanya amelia.
"Anda sudah tak sadarkan diri selama seminggu, itu karena anda didorong oleh selir agung dari tangga pada saat penobatan selir kehormatan" ucap yuni takut.
"Oke, terima kasih yuni atas penjelasannya kamu boleh keluar" ucap amelia/elia.
Yuni yang tak sepenuhnya mengerti dengan bahasa permaisurinya pun hanya mengangguk patuh.
"Haduh rumit sekali zaman kolosal ini" ucap elia yang tak tau dirinya berada dizaman apa.
Elia pun berdiri didepan cermin besar dan melihat seperti apa wajahnya yang sekarang, walau pun tak begitu jelas tapi elia tau kalau wajahnya yang sekarang dan dulu tak beda jauh cuma beda iris matanya saja, kalau dulu iris matanya coklat, kalau sekarang iris matanya biru langit.
"Huh, kenapa wajah seorang permaisuri begitu kusam begini, pantas saja banyak yang merendahkannya" ucap elia.
"Dayang yuni" teriak elia.
"Hamba permaisuri" ucap yuni meninduk.
"Tolong bawahkan bahan-bahan ini kemari" ucap elin sambil memberikan kertas yang sudah ditulis apa yang dia inginkan pada yuni.
"Baik permaisuri, hamba undur diri" ucap yuni lalu pergi mencari yang permaisurinya itu inginkan.
"Arrgg, kenapa kepala ini sakit kalau ada bayangan memori yang masuk" ucap elia menahan sakit kepalanya.
Setelah agak mendingan elia pun merebahkan dirinya kembali keatas kasur, "lumayan lah walaupun tak seempuk kasurku dulu" gumam elia.
Sore pun tiba elia kembali terbangun dan melihat kesampingnya ada lidah buaya, lemon, timun dan lainnya, itu semua bahan yang telah ia pesan pada yuni.
Tak menunggu waktu lama elia pun mengelolahnya menjadi masker dan langsung memakainya.
"Dayang yuni, siapkan air untukku mandi" ucap elia pada yuni yang sedang berdiri didepan kamarnya.
"Baik permaisuri" ucap yuni menuruti perintah elia.
Elia pun segera mandi, agar tubuhnya segar karena sedari pagi dia belum mandi.
"Yuni, jangan pakai itu, pakaikan ini saja" ucap elia memberikan konde saat yuni akan menghiasi kepalanya dengan berbagai perhiasan.
"Tapi yang mulia mahkota ini harus dipakai karena, mahkota phionik ini melambangkai keagungan dari seorang permaisuri" ucap yuni, elia pun menurut.
"Yuni apakah selama ini tak ada yang mengunjungi permaisuri ini" ucap elia.
"Ampun permaisuri" ucap yuni menunduk sedih akan nasib permaisurinya yang selalu diabaikan oleh sang kaisar.
"Tak apa yuni, tak usah sedih" ucap elia.
"Siapkan permaisuri ini makanan, aku lapar yuni" ucap elia.
"Baik permaisuri" ucap yuni.
Tokkk, tokkk, tokkk
Pintu besar diketuk oleh seseorang.
"Ampun yang mulia kaisar, hamba mendapat kabar bahwa permaisuri sudah sadarkan diri, dari pagi tadi" ucap kasim biu pada kaisar yang sedang berdadapan dengan tumpukan tugasnya.
Kaisar hanya menganggukkan kepalanya tanpa ada niatan untuk beranjak dari duduknya.
"Zhen akan menemuinya besok" ucap kaisar grain.
"Baik yang mulia, hamba undur diri" ucap kasim biu dan diangguki oleh kaisar.
Ditempat lain selir vira sedang melempar barang-barang yang ada disekitarnya.
"Sialan kenapa dia tak mati saja" teriak vira dalam kamarnya.
"Liat saja nanti takan lama lagi, akan ku buat kau mati sungguhan elia" marah vira.
"Hanya aku yang boleh menempati posisi permaisuri" marah vira.
"Hahahaha, hanya aku" teriak vira sambil tertawa jahat.
Para dayangnya pun tak ada yang berani mendekatinya, kalau mereka mendekat pasti akan jadi sasaran selir jahat berwajah baik.
Majikannya itu hanya baik dan perhatian pada sang kaisar dan orang luar, bahkan masyarakat telah beranggapan bahwa selir vira adalah orang yang baik hati.
Kaisar pun yang telah tertipu oleh kedok selirnya itu pun selalu membela dan memberikan apapun yang selir vira minta.
Berbeda lagi saat permaisurinya yang meminta pasti akan selalu kaisar itu tolak dan mengabaikannya.
Kaisar hanya melihat dari sifat selir vira yang pemberani, selalu berbuat baik pada semua orang, padahal selir vira melakukan semua itu hanya didepan kaisar.