"Tuan,"
Sinar terkejut saat dia melihat Ron dalam keadaan babak-bunyak! Gadis tersebut langsung menuju dapur dan mengambil alat P3K.
"Biar saya saja Nona,"
"Oh iya," Jawab Sinar mencoba menjauh dari dua manusia tersebut.
"Apa yang terjadi,?" Tanya Sinar sembari melepaskan sepatu Ron.
"Apa ada orang yang ingin mencelakai, Tuan,?"
Ron melihat wajah Sinar, Itu terlihat jauh dari kepura-puraan!
"Tenanglah Nona, Tuan Ron hanya mencoba menyelesaikan masalah, Barang miliknya telah dicuri! Beliau hanya mencoba untuk mengambilnya kembali,"
Hah, Sinar menghela napas, Dia pun berjalan terburu-buru menuju dapur. Rupanya gadis itu menyiapkan air hangat untuk Ron.
"Terimakasih, Anda perhatian sekali Nona,"
Sinar hanya mengangguk! Dia masih berdiri tepat di samping Jefri yang sibuk membersihkan luka-luka milik Ron.
"Kenapa berdiri di sana, Masuk ke kamarmu dan istirahat,"
Sinar menunduk! Dia pun berlalu dari hadapan Ron dan Jefri.
"Sepertinya anda akan kerepotan jika dia benar-benar menaruh hati pada anda. Selama ini wanita yang seperti itu hanya akan mendatangkan masalah! Mencoba bunuh diri atau mengancam untuk melaporkan ke media cerita ranjang antara anda dan mereka,"
Claron menyunggingkan senyuman. "Lalu seperti biasa kau akan membereskannya untukku! Lagi pula wanita mana yang tak jatuh hati pada seorang CLARON,?"
Jefri terkekeh… "Kaya,. Tampan, Pandai merayu, Semua tipe playboy tertanam langsung dalam jiwa anda."
"Aduh, Jangan mengajakku tertawa, Bibirku sobek karena mereka. Bisa-bisanya kau tak luka sama sekali!"
"Hehehee, Anda meminta saya untuk menonton! Jadi saya bisa apa,? Anda Tuan-nya, Jelas saya harus mengikuti perintah anda,"
"Cih, b*****t kau. Aku selalu kesal padamu karena setiap kali bicara, aku merasa kalah,!
"Jangan begitu Tuan. Saya jadi merasa tidak enak kalau anda bicara sangat jujur seperti ini,"
Jawaban Jefri sungguh mengundang murka pria itu.
"Tapi aku lihat dia baik-baik saja," Ron menatap ke arah juniornya. "Tolong pesankan aku kamar, Malam ini aku ingin wanita bertubuh kecil dengan tinggi di bawah 150cm, Buah d**a besar, Rambutnya lurus! Bisa,?"
"Oke, apa yang tidak bisa kulakukan untukmu, Tuan."
Di hotel yang sudah di pesan oleh Jefri.
Seorang wanita tengah menggeliat, dia melepaskan pakaian dalamnya hingga terlihat padepokan gunung kembar yang bulat dan padat dengan puncaknya yang merah muda, begitu menggoda. Ron yang masuk ke dalam kamar tersebut tersenyum kecil melihat tingkah sang wanita yang berada di atas ranjang.
"Kamu menggodaku, bebeh, Padahal aku belum mandi, Bagaimana ini,?"
Ron berlagak bisa menahan diri.
Tuan Ron, pria lajang terkaya di kota ini. Ingat ya, Pria LAJANG,! Dia pun berjalan ke arah sang wanita, yang tidak lain dan tidak bukan pesanan Jefri tadi. Dia memainkan gunungnya yang kelihatan seperti mount Everest bagi Ron.
"Seksi, pilihan Jefri selalu yang terbaik,.! Aku mau menghisap puncak gunungmu!"
Dia menunjuk kearah buah d**a wanita itu, lalu melepaskan tangannya yang bermain di sana. Ron menjulurkan lidahnya yang ujungnya begitu lancip, panjang dan runcing! Dia bermain di puncak gunung wanita tersebut. Dia merintih dan mendorong kepala Ron untuk melepaskan puncaknya yang sudah mengeras dan kini terasa perih.
"Uuuh," Lagi-lagi dia mendesah saat Ron menghisap seperti bayi.
Ron mengerang.… pisangnya mulai mengacung dan itu sangat menyiksanya! "Hmmm,"
Wanita itu mendongak, saat Ron meraih miliknya. Tangan Ron menyelip dengan nikmat pada bagian inti bumi. Dia masih berusaha mendorong kepala Tuan Ron agar menjauh dari buah dadanya.
"Ah,"
Dia tidak bisa membuat Tuan Ron menjauh. Sedangkan Tuan Ron sudah menggila! Dia benar-benar gila, dia tidak bisa menahan gairah di tubuhnya. Ron mendengar sayup suara wanita tersebut mendesah.
"Mau aku masukkan sekarang?!" Dia berbisik.
"Ak,"
Nyawa-nya terasa lepas sesaat, sewaktu sebuah pisang yang besar masuk ke bilik kenikmatannya.
"Kenapa?" Ron berbisik, lalu kini melumat telinga wanita itu pelan. Dia masih mencumbu,! Ron sengaja menarik tubuhnya dan menekan tangan dipinggul wanita tersebut. "Bantu aku, sayang! Biar kita sama-sama basah."
Senyum nakal Tuan Ron membuat sang wanita semakin takut. Wanita tersebut tidak bisa bergerak saat Ron kembali mencumbu bibirnya. Napas terengah-engah, dia memasukkan dan mengeluarkan pisang besarnya dengan cepat. Dia terus mendesah dengan napas menderu. Ron membalikkan tubuh wanita itu!
"Kamu manis sekali, aku tidak bisa berhenti mencumbu!" Bisiknya yang membuat bulu kuduk berdiri.
Wanita itu telah terpojok, tak mampu untuk menghindar, dia harus menerima kelakuan brutal pria di hadapannya? “Tuan…”
"Ini milikku."
Ron meremat gunung kenyal dan menghisapnya kembali dengan kuat.
"Ah,"
Wanita itu mendesah sambil mengejang, Ron benar-benar gila. Dia pandai sekali bercinta,.
"Desahlah yang kuat, tak akan ada yang mendengarnya." Ron tersenyum.
Desahan itu semakin membuatnya b*******h. Wajahnya memerah menahan rematan Ron yang lembut memainkan puncak gunung, sedangkan jempol pria itu memutar ujungnya.
"Eeekh,"
Suaranya melemah seketika, tapi tubuhnya menggeliat menerima sentruman gairah! Dia tersenyum nafsu.
"Sudah,"
Ron mulai memainkan buah d**a lagi! Jemarinya mulai turun menuju kebagian bawah. Menjelajahi sedikit demi sedikit tubuhnya. Dia yang merasakan pria di hadapannya kembali merayap kebagian goa surga.
"Kamu milikku."
Dia berkata dengan mata yang berkabut. Pria tersebut mulai meremat kembali gunung kembar, Jari telunjuk dan jari manisnya memainkan goa yang ada di hadapannya. Dia tahu kalau wanita ini sedang menikmati permainan pisangnya. “Hentikan Tuan… saya butuh istirahat…”
"Kamu berkedut," bisik Ron.
"Yeah," Jawab wanita itu.
"Hisap ujungnya," Pinta Ron lagi. "Ayo, Lebih cepat!" Ron tidak ingin kelembutan, dia ingin wanita itu lebih panas! karena gairahnya sudah memuncak. Ron meremat rambut wanita tersebut dan menggoyangkan kepalanya cepat. "Enak!" Seru Ron tidak menghiraukan wajah wanita yang kini memerah. "Ah," Desahnya. Napas pria itu kini mulai menderu, dia tidak bisa menahannya lagi. Ron mendorong tubuh wanita tersebut jatuh ke kasur. "Argh!" Tuan Daren mengerang. "Kamu enak sekali, Kamu benar-benar enak, s**t!" Dia mengumpat.
Ron menggebu-gebu mengimbangi gairahnya.
"Ah, Sakit." Dia merintih. "Sakit sekali." Dia meremat rambut Ron.. Rasanya begitu perih saat Ron mulai bergerak lagi dan lagi, pria di hadapannya ini tidak cukup satu kali bercinta. Ron terus melakukan goyangannya dengan lebih kuat. Dia tidak peduli dengan rintihan.
"Sial! Kamu nikmat sekali," Ron terus mendorong hingga masuk ke bagian yang paling dalam. "Ah," Tangannya meremat pinggul wanita kecil itu dan menggoyangkannya terus. Ron menikmati setiap gerakannya!