bc

LIKE YOU

book_age18+
17
IKUTI
1K
BACA
love-triangle
sex
friends to lovers
playboy
bxg
female lead
male lead
first love
friendship
friends with benefits
like
intro-logo
Uraian

"Disepanjang tidurku,aku selalu saja bertanya apakah hatiku berlabuh pada senja yang memancarkan pesonanya dikala sore ataukah mentari yang memperlihatkan Kilauan ya dikala petang dengan berjuta pengharapan kepada lelaki seperti ku"

****

Akbar tak menyangka dirinya harus terlibat cinta segitiga dengan kedua sahabatnya,ia benar-benar menjadi sosok yang berbeda saat berada dikedua sisi yang berlawanan.

Entah mengapa ketika bersama senja,ia menjadi sosok yang dewasa dan sahabat penyayang sekaligus sayap pelindung bagi senja yang lemah dan manja namun sebaliknya saat ia bersama mentari seketika sifat dewasanya memudar menjadi sifat kekanak-kanakan dan penuh kejahilan yang malah membuat kedua wanita itu teramat mencintainya.

Lalu dimanakah hati pria itu berlabuh?kepada senja yang teramat membutuhkannya atau kepada mentari yang selalu membawa tawa dihidupnya?

chap-preview
Pratinjau gratis
TEMAN BARU
"Kehadirannya dihidupku semakin membuatku penuh tanggungjawab atas dirinya meskipun perkenalan kami terkesan tidak disengaja" *** Terlihat seorang remaja laki-laki yang berusia sekitar 10 tahun tampak bosan dan berkali-kali melirik jam dinding diacara reuni sekaligus temu rindu kedua orangtuanya dengan para sahabat karibnya, ia sedari tadi tak berhenti melirik kearah jam seakan ada sosok yang tengah dinantikan kehadirannya berbeda dengan saudara lelaki remaja itu yang hanya bermain handphone dengan kedua tangan yang tak berhenti mengetik. Namun kegelisahan itu segera terobati saat sosok yang ditunggunya berlari menghampiri dengan balutan dress pink dan sebuah pita yang melekat dikepala gadis itu. "Selamat pagi om Satrio dan Tante Dewi"ia tersenyum ramah kepada kedua orang tua Akbar yang hanya bisa tertawa geli melihat raut wajah Akbar yang langsung ceria. "Selamat pagi mentari yang cantik, Akbar udah nungguin kamu tuh"ledek Tante Dewi sembari mengacak-acak rambut Akbar. "Wah,pantes aja mentari ingin cepat-cepat kesini supaya bisa ketemu Akbar ya"mama Lia juga ikut meledek putrinya itu yang direspon tawa oleh kedua orang tua itu terkecuali saudara lelaki Akbar yang masih fokus pada handphone nya. "Hmm...kami pergi main dulu ya"ucap Akbar tertawa kecil. "Ya sudah, hati-hati ya dan mainnya jangan jauh-jauh"perintah Dewi yang dibalas anggukan oleh kedua bocah itu. "Yuk main!"Akbar langsung menarik tangan mentari tanpa menunggu jawaban dari gadis itu, keduanya berlari menjauhi rumah yang mulai dipenuhi oleh tamu-tamu yang baru berdatangan. "Akbar, pelan-pelan nanti pitanya rusak"celoteh gadis itu,tetapi Akbar malah semakin menjahili gadis itu dengan mempercepat langkahnya sehingga mau tak mau mentari harus memaksimalkan kecepatan larinya mengikuti Akbar. "Aku mau nunjukin danau yang cantik disebelah sana" "Kamu serius?wah asyik dong"mentari semakin mempercepat langkahnya saat mengetahui kalau Akbar akan menunjukkannya kesebuah danau yang cantik sampai akhirnya kedua langkah kaki mereka berhenti tepat dipinggiran sebuah danau yang memang terlihat indah dengan panorama yang sangat bagus bila dipotret dikamera. "Ini cantik banget!!"ucap mentari berdecak kagum sampai ia tak sadar sedari tadi Akbar menatapnya. "Sama cantiknya kayak kamu" "Cantik apaan?"gadis itu langsung kesal,"pita aku hancur karena kamu"ia langsung memperbaiki pita dirambutnya tetapi sbeekum pita itu selesai diperbaiki Akbar langsung meraih pita itu dan berlari menjauhi mentari. "Kalau kamu bisa ambil ini dariku,aku akan membelikan kamu coklat paling mahal"ia mengedipkan matanya,mentari hanya bisa tersenyum geli saja sebab ia sudah terbiasa akan keusilan Akbar yang selalu menggodanya. "Oke"keduanya pun saling mengejar dan berlarian disekeliling danau itu sampai kedua langkah kaki Akbar berhenti pada sosok gadis yang tengah menangis terduduk dirumput dan sebuah sepeda dengan rantai yang lepas disebelahnya. "Kamu kenapa menangis?"Akbar mendekatinya. "Sepedaku rantainya rusak,aku gak bisa pulang"tangisannya mulai mereda. "Udah jangan nangis,sini biar aku perbaiki"ucap Akbar menawarkan diri untuk membantu gadis berwajah pucat itu. Setelah usai memperbaiki rantai sepeda yang lepas milik gadis perempuan itu,ia langsung mencuci tangannya dipinggir danau dan disaat bersamaan juga sosok mentari yang datang menghampiri mereka dengan nafas yang tersengal-sengal. "Akbar,aku capek ngejar kamu loh"celotehnya kesal,"baju kamu kok kotor banget"sambung mentari. "Tadi cowok itu bantuin aku"sebuah suara sendu dan lembut menjawab pertanyaan mentari yang untung saja disambut ramah kembali oleh mentari. "Hai,nama kamu siapa?" "Namaku senja,kalian?"tanya gadis itu. "Namaku mentari dan cowok ini namanya Akbar"senja hanya tersenyum saja memandang kedua rekan sahabat itu dengan senyuman khasnya yang membentuk dua buah lesung pipi. "Oh iya, makasih ya Akbar" Akbar hanya mengangguk saja lalu memberikan pita yang dikantonginya sedari tadi kepada mentari. "Rumah kamu disekitar mana?"tanya Akbar berjalan mendekati senja. "Disekitar sini,ya udah aku pulang duluan" "Hey,mau kami antarin pulang?"tawar Akbar tanpa menunggu respon dari mentari sekali lagi. "Ahh.."senja menatap Akbar dan mentari bergantian dengan tatapan yang kaget sebab selama ini dirinya memang tidak mempunyai teman sama sekali. "Iya,mana tau kita bisa jadi sahabat"Akbar tersenyum ramah lalu menatap mentari,"benar kan mentari?" Mentari hanya mengangguk sajs dan sepertinya ide Akbar benar-benar masuk akal untuk menambah anggota baru di persahabatan mereka. Lagipula ia juga sedikit iba melihat respon senja yang seakan ia baru merasakan yang namanya pertemanan dan ia juga tak mungkin menolak tawaran Akbar yang sangat bahagia meminta senja untuk bergabung bersama mereka. Jadi intinya setelah peristiwa itu,ketiganya menjadi Sahabat akrab yang selalu ada didalam suka dan duka,mereka benar-benar akrab sampai terbawa dimasa sekolah menengah atas sekalipun senja sama sekali tak pernah satu sekolah dengan mentari dan Akbar. ***** "Gue gak nyangka bakal dengar kabar loe udah jadian sama si Vito"ledek Akbar pada Mentari yang sama sekali tak menggubris ucapan Akbar,ia masih sibuk membaca novel romantis ditangannya. "Akbar,kita kan udah SMA jadi kamu gak boleh ngejek mentari lagian wajar dong kalau mentari pacaran"senja mulai menceramahi sahabatnya itu,tentu saja setiap kali diceramahi ataupun dimarahin senja pasti Akbar langsung menurutinya seakan senja adalah sebuah aturan yang harus dituruti nya. "Giliran senja yang marah,pasti tuh mulut langsung diam"kini giliran mentari yang meledek Akbar,entahlah perkataan itu hanya sekedar ledekan semata atau sebuah ungkapan kecemburuan yang sudah dipendamnya dari dulu bahkan dibangku kelas tugas SMA ini perasaan itu masih tetap kekal. "Iya deh,ampun para tuan putri"Akbar mengambil novel yang digenggam mentari dan membaca judulnya. "Mentari,loe tau gak kalau gue jauh lebih romantis dibandingkan novel ini"ia mengedipkan matanya kearah mentari sedangkan mentari hanya bisa mengangkat bahunya seakan memberikan tanda tidak percaya akan ucapan Akbar. "Wah beneran gak percaya loe ya"Akbar memberikan novel itu pada pemiliknya dan berjalan pergi menjauhi kedua gadis itu . "Kamu mau kemana,bar?"tanya senja,Akbar hanya tersenyum saja dan menghela nafas. "Bentar ya senja"ucapnya singkat. Setelah agak lama akhirnya Akbar datang menghampiri mereka dan secara tiba-tiba ia menarik lengan mentari untuk berdiri,keduanya saling berhadapan satu sama lain lalu ia meletakkan setangkai bunga kecil ditelinga mentari seraya tersenyum lembut yang terkadang senyuman itu kerap membuat jantung mentari berdetak kencang. Mereka berdua saling memandang satu sama lain seakan mengisyaratkan ada sebuah rasa yang terkubur didalam hati kedua remaja itu namun terlalu sulit untuk diungkapkan oleh bibir. Namun tatapan itu sirna seketika saat senja menyentuh lengan Akbar yang dengan sontak membalikkan tubuhnya. "Astaga.."Akbar terlihat panik saat melihat wajah senja yang sangat pucat dan tetesan darah mengalir dihidungnya,pria itu langsung membuka seragam putihnya dan membersihkan darah itu dari hidung senja. "Dingin.."tubuh senja benar-benar tampak bergetar dan memperlihatkan kalau ia sangat kedinginan,hal itu tentu saja membuat Akbar semakin khawatir dan sama sekali tak memperdulikan keberadaan mentari yang menatap cemburu saat melihat langsung Akbar memeluk senja guna menghangatkan tubuh gadis itu. "Gue bawa kerumah sakit ya"ia memapah tubuh senja sembari tetap menjempit hidung gadis itu agar tidak mengeluarkan terlalu banyak darah. Akbar membawa pergi senja tanpa sedikitpun menoleh atau sekedar berpamitan dengan mentari seakan senja lah prioritas utama nya dan Rasanya ia akan menyalahkan diri kalau sewaktu-waktu terjadi apa-apa dengan gadis itu. Dibalik kedua mata yang diiringi butiran air mata,mentari menatap jauh kepergian kedua sahabatnya itu. Entah rasa kasihan atau amarah kecemburuan yang akan dipertunjukkannya saat ini,ia terlalu kesal pada Akbar yang enggan peka terhadap perasaannya dan senja yang terlalu manja pada Akbar dan mencuri seluruh perhatian Akbar kepada dirinya atau ia harus kasihan pada gadis penyakitan itu dan memilih melupakan Akbar yang diidolakannya sejak kecil. Jujur keputusan ini tetaplah kembali pada takdir yang kelak akan menentukan atau kepada Akbar yang sampai saat ini sulit untuk memecahkan isi hatinya yang terkadang seperti memberikan peluang kepada mentari untuk memasuki hatinya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.8K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.7K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
59.8K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook