Episode Tanpa Judul
Bab 1
Pertemuan
Entah sudah berapa banyak lembaran tisu itu harus menyapu buliran- buliran air mata di pipi mulus, putih, dan bersih dari seorang gadis cantik, yang matanya siapa melihatnya mampu membuat hati menjadi damai dan bahagia. Dialah Aish, begitulah teman- teman 1 kamarnya menyapanya, ya.. Aisyah Ridiyanti. Putri satu-satunya dari pengusaha Meubel di Kota Bandung " Cempaka Meubel " Yang usahanya sudah memiliki tiga cabang. Orang-orang biasa memanggil ayahnya dengan sebutan Pak Radianto.
Aish dibangku pesawat, penerbangan dari Kairo Mesir menuju Indonesia, terus menerus menitikkan air mata. Air mata tersebut memiliki beragam cerita, ia terus mengalir karena Aish harus pulang setelah mendengar telepon dari umminya, bahwa kondisi ayah Aish tidak membaik setelah jantung yang ia derita selama beberapa tahun terakhir ini.
Ataukah air mata itu harus mengalir karena perpisahan dengan seorang pria tampan bernama Abimayu Nugraha.
Oeeek oeeek.... Begitulah tangisan kecil memecah sebuah klinik kebidanan ditepi kota Bandung. Di klinik Mitra Bersama ini lahirlah seorang gadis mungil, putih dan cantik. Perasaan bahagia menyelimuti sepasang suami istri yaitu Radianto dan Laksmi. Penantian mereka selama kurang lebih 13 tahun terbayar sudah. Bagaimana tidak, berbagai macam usaha telah dilakukan bahkan obat-obat herbal juga sudah mereka minum demi menanti si buah hati dambaan. "Selamat sayang, " ucap Radi kepada istrinya yg terlihat berkeringat. Lambat-lambat disapunya keringat istrinya itu memakai tisu yang ada disudut meja ruang klinik tersebut. Genggaman tangan semakin erat, pandangannya pun terlihat berkaca-kaca. Seolah-olah tak ada lagi kebahagiaan yang ia perlukan selain penantiannya selama ini terkabul.
Setelah menunggu sekitar 5 jam akhirnya Radi dan istrinya pun diperbolehkan pulang kerumah.
Sesampai dirumah, buru-buru Radi menyiapkan segala sesuatu keperluan untuk istrinya. Dibantu nya Laksmi duduk ditempat tidur. Sambil dipeluk dan dicium kening istrinya itu dan berkata " Makasih sayang, kamu ibu yang kuat, ibu yang hebat. Coba lihat dia mirip dengan aku bukan?
Istrinya hanya bisa tersenyum-senyum " Masa sih mirip papanya? Bukannya cantik., persis mamanya. "
Sepertinya Radi keliatan keberatan dengan jawaban istrinya, " Sayang bukannya kita udah sepakat kalau anak kita lahir aku maunya dipanggil ayah, dan dirimu ummi?
" Oh iya aku lupa sambil tertawa lepas laksmi menepuk-nepuk bahu suaminya itu.
" Hallo anak gadis cantiiik,.. Ini coba lihat ayah tampan mau buatin s**u buat kamu sayang. Kebetulan Radi menjadi ayah siaga karena ASI istrinya belum sempurna keluar.
"Sayang besok aku belikan obat pelancar ASI ya. " kata Radi sambil menyuapi anak perempuannya dengan s**u formula.
" Besok minta si bibik Ela aja buatin aku sayur-sayuran ya mas, sayur kata bidan bisa memperlancar ASI. Tapi kalau mas mau belikan s**u tambahan juga gak apa. Tapi yang coklat ya mas"
"Baik sayangku,.. Untuk istri hebat seperti kamu aku siap melakukan apa aja .
" Aduh yang benar nih mas goda Laksmi kepada suaminya.
" Iya donk sayang masa aku bohong.
Begitulah kenangan akan kelahiran anak semata wayangnya Aish. Tiba-tiba Laksmi menelpon ke Kairo Mesir, dengan isak tangis yang mulai pecah sambil tersedu-sedu Laksmi berkata.
Aish sayang, ibu punya firasat yang tak enak nak,.. Alangkah baiknya kalau Aish pulang dulu ke Indonesia, lihat ayahmu nak,.. Dari tadi ayah memanggil namamu terus nak. Jangan sampai ketidak pulanganmu membuat mu menyesal.
Terdengar suara yang begitu menyayat hati dari ujung telepon tersebut. "Ummi,.. Bagaimana ayah? Aish rindu dengan ayah ummi" Aish akan segera kembali" Tolong jaga ayah ya ummi, Aish akan usahakan segera pulang. Hiks hiks hiks...
Begitulah, air mata tak terbendung lagi, Aish benar-benar tak mampu menahan tangisnya. Sebenarnya Aish berusaha tegar, tapi memang kondisi ayahnya selepas pasca operasi sering kambuh.
Kenangan itu kembali muncul, disaat Aish kecil ngompol di tengah malam. Dia benar-benar menjadi kesibukan bagi pasangan suami istri itu.
"Sayang, apakah dirimu sudah menyiapkan namanya? Tanya laksmi"
Kalau bisa namanya ada unsur- unsur islami nya ya sayang, "
"Tenang sayang, aku sudah menyiapkan nama yang paling indah. "
" Oh ya? Siapa? Tampaknya Laksmi tak sabar menunggu jawaban dari suaminya tersebut.
" Aisyah. " Jawab suaminya lembut.
"Aisyah? Itu aja? Apa gak kependekan? Laksmi tiba-tiba memotong pembicaraan suaminya itu.
" Aisyah Ridiyanti"
Artinya perempuan berpipi merah anak Radiyanto gitu sayang jawab radi penuh semangat.
"Wah nama yang indah, aku suka mas."
"Serius kamu suka namanya kan sayang?
" Iyah aku serius," jawab sang istri.
Malampun berlalu,.. Keesokan harinya terlihat rumah laksmi sudah ramai kedatangan tamu saudara dan tetangga melihat kehadiran buah hati mereka. Terlihat didapur bik Ela sibuk menyiapkan makanan dan buah-buahan untuk para tamu. Bik Ela merupakan pembantu yang cukup lama berdedikasi kepada keluarga pak Radi. Sejak 2 tahun pernikahannya, bik Ela sudah mengabdi dikeluarga ini. Terhitung 11 tahun bik Ela berapa di tengah-tengah keluarga pak Radi tersebut. Pada dua tahun pernikahannya, Laksmi pernah mengalami keguguran, kemudian karena harus butuh istirahat total alias badrest makanya bik Ela dipanggil menjadi pembantu dirumah pak Radi.
Bik Ela merupakan orang tua tunggal dan memiliki anak 2 orang yang harus ia nafkahi. Bagi bik Ela keluarga pak Radi merupakan keluarga yang baik, harmonis dan menyenangkan. Sehingga bik Ela merasa betah berada di tengah-tengah keluarga ini. Sejak kehadiran Aisyah membuat bik Ela merasa bahagia juga. Karena nyonya nya terlihat lebih bahagia dari sebelumnya.
" Ini nyah, makan dulu! kata bik Ela sambil menyodorkan nasi beserta lauk pauk ke meja dekat laksmi berbaring.
" Makasih ya bik, bibik juga makan gih " .
" Iya nyah,.. Waduh anak gadis gelis pisan, ini teh mirip nyonya, putih gelis".
"Iya ya bik,.. Kata mas Radi mirip mas Radi. "
" Mirip ayahnya iya juga atuh nyonya. " Hehehe kata bik Ela berlalu kembali kedapur.
Terlihat suasana bahagia diruang tamu menyelimuti keluarga itu. Gelak canda tawa membahas masa lalu sampai masa yang akan datang. Hari menunjukkan pukul 9 malam. Para tamu mulai berangsur-angsur pulang.
Bik Ela pun orang yang terakhir pamit. Padahal sebelumnya Radi menyuruh bik Ela untuk bermalam sekitar 2 minggu ini dirumah mereka. Karena bisa jadi tenaga bik Ela dibutuhkan pada malam hari. Tapi karena bik Ela memiliki anak 2 orang akhirnya keputusan bik Ela untuk tidak menginap dapat diterima oleh Radi dan Laksmi. Yang terpenting bik Ela datangnya harus lebih pagi dari biasanya.
Tujuh haripun berlalu. Persiapan sudah dilakukan. Pemesanan makanan catering juga sudah disiapkan. Tenda kecil terlihat didepan rumah mereka. Suasana rumah terlihat ramai dan sibuk. Hari ini keluarga pak Radi melaksanakan turun mandi dan aqiqah.
Radi mengundang beberapa kenalan dan sanak saudaranya. Radi merupakan seorang pengusaha meubel Cempaka. Usaha ini sudah ia rintis bersama almarhum ayahnya sejak dia masih kecil. Hingga kini dia menjadi penerus usaha meubel tersebut yang sudah memiliki tiga cabang dikota bandung tersebut.
Radi terbilang sebagai pemuda yang sukses. Usaha meubel nya sangat terkenal dan hasil meubel nya sangat bagus. Sehingga Radi sudah memiliki langganan yang cukup banyak.
Terlihat Radi bersalam-salaman dengan tamu yang datang ke pestanya.
Dalam pertemuan tersebut kenalan lama Radi ada yang datang. Mereka membawa seorang anak bayi juga sekitar umur 9 bulanan.
"Wah anakmu sudah besar ya Jaka. " Sahut Radi
Siapa namanya? Udah berapa bulan umurnya? "
Iya di,. Alhamdulillah umurnya sudah 9 bulan. Dia aku beri nama Abimayu Nugraha". Panggilannya Abi".
" Abimayu, nama yang indah, anakmu benar-benar tampan sahut Radi. "Bagaimana kalau kita jodohkan? Biar kita berbesanan? Radi pun terlihat membuat leluconan.
Tiba-tiba suasana pecah menjadi gelak tawa,..
" Aduh jangan begitu di, sudah bukan jamannya jodoh menjodohkan seperti jaman Siti Nurbaya. Kita biarkan saja anak-anak memilih jalannya masing-masing. "
"Iya iya Jaka aku kan cuma bercanda kamu serius amat. Udah ayo masuk dulu, aku kenalkan dengan permaisuri hati ku. Candaan Radi mengalir begitu saja sehingga percakapan mereka terlihat tidak kaku lagi.
"Sayang, ini kenalkan teman mas, Jaka namanya dan itu istrinya Ira."
Jaka, ira (memperkenalkan diri)
Oh iya aku Laksmi,..
" Waduh cantik pisan anak nya ya teh, sahut Ira sambil membelai kepala Aish. " Siapa atuh namanya teh?"
Namanya Aisyah mbak Ira, hehehe Terima kasih sudah bilang Aisyah kami cantik, anak mbak Ira juga tampan.
"Oh iya si tampan ini juga mau kenalan ternyata, ayo nak kenalan,."
Mereka seolah olah memperlakukan anak-anak anak mereka seperti orang dewasa.
"Halo Aisyah nama aku Abimayu"
"Halo juga mas Abi, nama aku Aisyah...
"Wah wah sudah pada kompak Sepertinya nih, kapan-kapan Jaka dan bunda Abi main lagi kerumah kami ya jawab Radi."
"Iya iya aman itu,.. Kami bakal mampir kalau kebandung, ini mah kebetulan ada dinas luar jadinya mas Jaka telephon mas Radi. Ternyata kebetulan mas Radi ada acara turun mandi. Kami langsung saja mampir. Begitu teh..."
"Jadi sekarang apa kegiatan mu Jaka di jakarta?"
"Ah biasa lah Radi aku masih mengelola Travel Umrah dan Haji milik paman ku. Sedikit-sedikit bisa juga untuk mengumpulkan segenggam beras."
"Aduh kamu terlalu merendah Jaka,.. Pasti penghasilanmu cukup besar. Buktinya kamu kebandung untuk Follow up bakal konsumen kamu kan?
Oh iya berapa orang yang mau haji? 17 orang ya?"
"Iya Radi alhamdulillah. "
"Waww banyak juga ya,.."
"Apa kamu mau aku tambahkan menjadi dua orang lagi?"
"Hah? Siapa? Tegas Radi?"
"Waduuh, ya kamu dan istri lah, "jawab Jaka. Sambil tersenyum penuh harap.
"Masya Allah, boleh-boleh, tapi jangan sekarang ya, kasihan nanti Aisyah masih terlalu kecil kalau dibawa."
"Baiklah aku tunggu kabar gembira dari mu ya Radi." tegas Jaka.
"Aman teman, nanti kalau ada kabar bahagia pasti aku hubungi Agen Travel dirimu. Yang penting kita jangan kehilangan kontak itu saja sudah cukup."
"Baiklah kalau begitu."
Akhirnya mereka berbincang- bincang sehingga sore pun datang.
"Radi dan Laksmi Terima kasih atas jamuannya. Kami pasti gak bakalan lupa."
"Waduh mas jangan bicara seperti itu,.. Temannya suamiku pastilah teman aku juga, "jawab Laksmi.
"Mas Jaka dan mbak Ira udah kami anggap seperti saudara. Yang penting jangan sungkan-sungkan untuk datang lagi kemari kalau ada dinas luar."
Mereka pun bersalaman dan mengucapkan salam perpisahan.
Disore hari yang cerah, kebahagiaan Radi dan Laksmi sedikit terusik dengan kehadiran sepupu Radi. Sebut saja namanya Cindy. Cindy merupakan single parents. Dia sudah 2 tahun berpisah dari suaminya. Cindy memang seorang wanita yang sedikit genit. Sering kali dia datang kerumah Laksmi hanya untuk memojok kan Laksmi karena belum memiliki anak. Dan tak lupa pula dia meminta uang kepada radi untuk belanja anaknya Aurel. Mau tak mau radi memberikan uang kepada Cindy karena bagaimanapun kelakuannya, Cindy tetap sepupu Radi.
Namun ternyata sikap Cindy membuat Laksmi tak enak hati dan cemburu.
"Mas, coba liat itu Cindy bukan? Kamu undang dia mas?
" Aduh dek, akukan undang tante Mita, kebetulan ada Cindy dirumah tante Mita, ya mau gak mau sekalian aku undang dong.
" Aku gak suka mas dengan kelakuan si Cindy genit itu mas. Coba liat pakaiannya saja sepertinya belum selesai dijahit.
"Hus,. Suara kamu kebesaran, kecilkan sedikit volimenya nanti dia dengar kita jadi gak enak."
" Ah biarkan saja dia dengar mana tau nanti dia selesaikan pakaiannya ke penjahit langganan nya" Laksmi terlihat sangat ketus.
"Udah-udah mas mohon kamu bersikap rasional ya, bagaimana pun mereka tamu kita hari ini. "
"Kita liat saja mas, kalau dia usil seperti terakhir kali aku gak bakal terima. " Tegas laksmi.
"Aduh sayang mas mohon, malu kan kalau kita sampai bertengkar ditengah acara anak kita ini. Jadi mas mohon kamu sabar ya sayang. "
Belum selesai berbicara dan berdebat, Tiba-tiba aroma khas dari tubuh Cindy seperti terbawa angin. Aroma tersebut menghentikan pembicaraan mereka.
"Wangi "seperti itulah kira-kira kata yang keluar tidak disengaja dari mulut Radi.
Spontan sikap Radi membuat Laksmi naik pitam.
" Hei mas" Terdengar sapaan yang begitu lembut dari seorang wanita yang sudah cukup dewasa nan seksi serta wangi tersebut.
Serentak pasangan suami istri itu menoleh kearah samping, kearah sumber suara. Ternyata benar saja. Ada Cindy menghampiri mereka.
"Serius amat mas, lagi ngomongin aku ya? Kata Cindy sambil genjt-genit manja.
Sontak saja perkataan Cindy membuat Laksmi tak enak hati. Entah kenapa Laksmi dan Cindy memang tak pernah akur sejak menikah. Mungkin karena Cindy tidak menjaga sikap dan perasaan Laksmi. Apalagi setelah suami Cindy meninggal, Laksmi makin khawatir dengan sikap Cindy. Sikap Cindy tidak seperti kebanyakan sepupu lainnya. Cindy memang sepupu tiri mas Radi. Tapi orang tua Cindy begitu baik, sehingga mas Radi begitu akrab dengan sepupunya tersebut. Tapi sikapnya acap kali membuat Laksmi tertekan perasaan. Apalagi teringat kejadian masa lalu, waktu di dua tahun pernikahannya Radi dan Laksmi. Waktu itu Laksmi dinyatakan kehilangan bayinya oleh dokter rumah sakit.
Satu minggu pasca operasi Laksmi harus istirahat toral dirumah. Cindy membesuk Laksmi. Bukannya mampu menenangkan keadaan. Alih-alih Cindy malah berkata kalau Laksmi tidak pandai menjaga anak. Sehingga Laksmi jadinya keguguran. Tentu saja perkataannya itu menyayat hati Laksmi.
Belum lagi dipertemuan kedua mereka di acara arisan keluarga besar mereka, Cindy juga pernah berkata bahwa Laksmi kurang pandai merawat diri. Jarang berhias, nanti-nanti jangan menyesal kalau mas Radi tertarik pada wanita yang lebih pintar berdandan. Perkataannya tersebut menyimpan luka dihati Laksmi. Laksmi memang waktu itu benar-benar terpukul. Untung saja Radi selalu menenangkan Laksmi dengan berkata kalau Laksmi itu cantik apa adanya. Tidak perlu dipoles juga Laksmi memiliki iner beauty tersendiri.
Begitulah kehidupan rumah tangga, selalu ada saja kerikil-kerikil kecil yang membuat rumah tangga kita menjadi kokoh kalau saja kita mampu bersabar dan bertahan. Kata-kata almarhumah ibunya membuat Laksmi tetap bersemangat menjalani kehidupan.
Tapi lain dengan hari ini, seolah-olah Laksmi memiliki senjata yang begitu kuat apabila Cindy melemparkan kata-kata yang bakal Menusuknya.
"Oh, hay kata Radi, kok baru datang cin? Mana tante mita?"
" Oh mama ada di belakang nanti nyusul kebetulan tadi ada tamu. "
"Kamu sudah makan? Ayo makan dulu!" Radi menawarkan Cindy ke meja prasmanan, agar antara Laksmi dan Cindy tidak terlalu lama bertemu.
Tapi niat baik Radi ditolak mentah-mentah oleh Cindy. Cindy bersikeras tetap berada di dekat laksmi.
"Oh nanti saja makannya mas, aku lagi mengurangi makan nasi, soalnya aku kan diet, aku kan tetap menjaga penampilan aku mas, biar kata sudah punya anak aku harus tetap modis donk, Cindy gitu loh. "
Sambil berkata-kata mata Cindy seolah mengarah ke Laksmi. Sepertinya dia menyampaikan pesan melalui perkataannya bahwa Laksmi harus pintar juga menjaga body.
"Bener gak teh Laksmi? Kita harus pintar jaga badan kan? Biar suaminya senang?" Pertanyaan tertuju kepada Lakmsi.
"Sontak saja Laksmi yang jauh-jauh hari sudah mempersiapkan kata-kata perlawanan pun membalas.
" Oh iya, kita harus pintar jaga badan, tapi gak kurus-kurus amat juga sih,.. soalnya kalau terlalu kurus mah kita kelihatan tua. Dan lagian yang terpenting suaminya aku gak suka cewek kurus, malahan kalau aku mau diet yah selalu dilarang sama mas Radi. Pria sih seleranya berbeda-beda, bener gak mas?" tanya laksmi kepada Radi.
"Uhuk-Uhuk...( Radi batuk sengaja)
Tampaknya suasana mulai memanas. Radi pun mengerti sikap istrinya yang tidak suka kedatangan sepupu tirinya itu. Iya hanya menenangkan istrinya sambil berbisiak di telinganya, dan sambil memegang kedua bahu istrinya tersebut
"Udah ah, malu. "
" Loh kok? " Tapi benerkan mas kamu gak suka wanita yang kurus? Tanya Laksmi serius.
Iya aku tu suka wanita yang sederhana aja, ya seperti istriku ini tegas Radi.
Makjleeeeeb...
Pernyataan Radi tadi membuat Cindy begitu malu dan terlihat sangat kesal. Namun dia belum kehilangan akal untuk Menjatuhkan Laksmi didepan suaminya. Ia masih mencari berbagai cara agar istri sepupunya itu terpojok.
"Oh iya hari ini kamu terlihat berbeda ya laksmi, cantik sih udah dandan, tapi dandanan kamu masih sederhana sekali. Padahal disini banyak tamu-tamu suami kamu, harusnya kamu dandannya ke salon, coba aku tebak, ini pasti kamu dandan sendiri kan? "
Lagi-lagi serangan perkataan dari Cindy menancap tepat di ulu hati Laksmi. Laksmi berpikir ini orang maunya apa sih? Kenapa dia selalu body shamming kepada dirinya. Kenapa Cindy kelihatan selalu tidak suka kepadanya. Pertanyaan-pertanyaan bermunculan dikepalanya. Namun dia tetap mempersiapkan balasan dari serangan sepuou suaminya tersebut.
Baru saja hendak berkata dan menjawab pertanyaan Cindy, Cindy kembali berceloteh,..
" Atau kamu mau aku bantu belajar dandan? Biar keliatan gimana gitu kan ya. Hihihihi... " Begitulah kata-kata Cindy mempernalukan Laksmi didepan suaminya.
Merasa sedikit terusik, Radi pun membalas perkataan sepupunya tersebut. Bukan bermaksud menjadi pahlawan disiang bolong, Radi tak mau kalah dan membela sang istri.
"Aduh cin, kalau aku mah tetap suka istri aku sederhana saja, sedangkan dandan begitu saja dia membuatku cemburu. Apalagi kalau pintar dandan, bisa-bisa aku gak bakalan kerja., jadi jagain dia terus menerus deh."
Mendengar perkataan suaminya itu, Laksmi seolah berada di puncak syurga. Bagaimana tidak, Cindy terlihat begitu memerah wajahnya. Malu dan merasa kalah pastinya. Cindy hanya bisa terlihat jutek dan kesal menanggapi perkataan sepupunya itu.
Demi tidak terjadinya perkelahian lanjutan, Radi pun segera menyilahkan cindy untuk duduk dan menunggu tante Mita. Dengan penuh kekesalan Cindy pun duduk yang tidak jauh dari Laksmi.
Cindy masih mencari-cari cara agar membuat Laksmi kesal. Tapi Laksmi sangat terlihat bahagia karena telah dibela suaminya.
Duduk berdampingan dengan Laksmi membuat Cindy tidak kehilangan akal.
Tiba-tiba Cindy berkata " Mas makasih ya jam tangannya." Masih aku simpan nih, dan sekarang pun jamnya masih melihatan awet. Sebab aku jagain penuh kasih sayang mas, secara inikan kenangan dari kamu, kalau dari orang sih aku ogah menjaganya".
Seperti petir di siang bolong, Laksmi menggigil, emosi, marah, kesal dan kecewa.
Seolah-olah Radi membohongi dirinya selama ini bertahun-tahun.
Berbagai macam pertanyaan pun bermunculan. Suasana bahagia berubah menjadi suasana yang penuh kesedihan.
Benarkah jam tersebut suaminya yg memberikan?
Benarkah yang dikatan oleh cindy?
Dipeluk nya erat-erat Aisyah dalam pangkuannya. Sambil menahan air mata yang tak terbendung lagi. Laksmi benar-benar terpancing oleh perkataan Cindy.
Melihat raut wajah Laksmi yang penuh kekecewaan Cindy pun senyum bahagia. Akhirnya senjata Cindy menyerang tepat Kesasaran.. Cindy yakin Laksmi tak punya kata-kata lagi untuk membalas dirinya.
Sementara Radi masih menahan kesal. Dia benar-benar tak tau harus bagaimana menjelaskan situasi kepada Istrinya. Digapainya tangan istrinya dengan bermaksud menggenggam tangan istrinya. Tapi apa yang terjadi, istrinya menjauhkan pandangan sekaligus tangannya tersebut. Seolah-olah istrinya tak mau lagi menatap suaminya saat itu.
Sementara dipojokan acara turun mandi tersebut terlihat seorang anak kecil berusia 5 tahunan mendekati Laksmi. Dilihatnya anak itu penuh tanda tanya.
Anak itu pun berkata
"Tante, jangan menangis nanti adek bayinya ikutan sedih. Ini kan ulang tahun adek, adek bayi harus senang, sambil penuh keyakinan anak itu meyakinkan Laksmi. Laksmi pun tersentak dari tangisnya. Cepat-cepat di sapunya air matanya. Ia pun disadarkan oleh anak kecil tersebut. Bahwa ia memiliki anugerah yang terindah yang selama ini iya tunggu bersama suaminya. Begitu sayang Tuhan kepadanya. Lalu mengapa dia harus bersedih sementara ada gadis mungil yang meminta kasih sayangnya. Meski masih kecewa dengan suaminya Laksmi pun merubah suasana hati dan wajahnya. Ketika dia menyapu air matanya dan menoleh ke anak kecil tersebut, anak kecil tersebut sudah berlalu dan pergi meninggalkan Laksmi.
"Hei nak, tunggu..."
Anak tersebut tak menghiraukan perkataan Laksmi, dia terus berlari mencari ibunya dipesta tersebut.
Laksmi masih menoleh kearah anak tersebut yang perlahan mulai hilang dari pandangan. "Siapa anak itu? Apakah dia dikirim Tuhan untuk membuatku tak bersedih? Oh bagaimanapun aku berterima kasih padanya." Pertemuan dengan anak kecil tersebut benar-benar membuat Laksmi berubah.
Urusan mereka belum selesai. Meski Laksmi sudah merubah suasana hatinya, tapi dia tetap meminta penjelasan atas semua sikap Cindy mengenai jam tangan tersebut. Akankah ini menjadi puncak pertengkaran mereka? Ataukah ini menjadi titik awal baru bagi kehidupan Aisyah.