Kini keduanya duduk di sofa yang ada dalam kantor Dave, Samantha menyesap yang disuguhkan untuknya dengan perlahan seoalh sangat menikmati tanpa peduli sang pemilik ruangan menatapnya dengan alis menukik tajam. “Jadi apa tujuan anda datang ke tempat saya?” “Anda sama sekali tidak bisa diajak mengulur waktu, Tuan Dave.” Senyum Samantha lembut sembari meletakkan gelas tehnya di atas meja, “Saya ingin mengkonfirmasi sekaligus mengucapkan maaf kepada anda secara langsung kepada anda atas perbuatan saya yang melibatkan anda tempo hari.” “Perbuatan apa?” sudut alis Dave naik, pura-pura bingung dengan arah pembicaraan Samantha. “Telah mengirimkan seseorang untuk meracuni anda. Namun sepertinya apa yang saya lakukan tidak ada pengaruhnya sama sekali.” Desah Samantha lelah, “Sudah lama saya me

