Bayiku Bukan BayiMu
Diana yang sudah lama memadu kasih dengan sang pengusaha batu bara, ia pun menagih janji untuk segera dinikahi karena dirinya yang kini sedang hamil.
Sore hari, Diana pun bergegas untuk menemui Adrian di tempat biasa ia menemuinya yang tidak lain di tempat kerjanya. Semua karyawan sudah tahu betul bahwa Diana ialah kekasih Bos mereka.
Diana yang baru tiba di perusahaan batu bara milik Adrian di sambut ramah oleh pekerja di sana.
"Nyonya Diana, selamat datang, bisa saya bantu, " sapa karyawan di sana.
Diana terseyum sebelum menjawab sapaan karyawan itu, "Oh ya, di mana pak Adrian sekarang?"
"Nyonya ingin bertemu bapak Adrian, kalau begitu tunggu saja di ruang biasa nyonya menunggu, karena bapak Adrian sedang ada tamu penting,"
"Baiklah, Terima kasih. " Diana pun segera berjalan menuju ruangan yang biasa.
Karyawan yang bernama Sari pun kini melanjutkan aktivitas nya kembali.
Diana sudah sampai di ruangan tunggu dan ia pun duduk di sopa biasanya. "kenapa lama sekali , tamu penting dari mana? pantas dari pagi aku telpon Adrian tiga mengangkatnya." batin Diana.
**
Adrian yang sedang menjelaskan Peroyek besar kepada tamu pentingnya segera mengakhiri pertemuan itu karena diberi tahu oleh karyawannya ada Diana ke kantor, Adrian pun segera menemui Diana dengan hati gembira karena ia mendapat kerja sama yang begitu menguntungkan bagi perusahaan miliknya.
"Pasti sayang ku sudah kangen dan ingin makan malam lagi, karena dari pagi aku tidak menjawab panggilan telponnya. " Adrian berjalan dengan seyam seyum sendiri untuk segera menemui Diana.
Diana yang sudah kesal menunggu akhirnya melihat kekasihnya yang perlahan mendekat.
"Sayang ada yang ingin aku bicarakan kepadamu ini sangat penting, tetapi tidak di sini kita bicarakan hal itu nya, " ucap Diana kepada Adrian yang baru mendekatinya dengan wajah datar.
Adrian sedikit terkejut karena tidak biasanya Diana berkata dengan wajah datar, Adrian yang tadinya terseyum kini mengerutkan dahinya. "Memangnya mau berbicara apa, sehingga tidak mau bicara di sini, ayo lah jangan buat penasaran dan berwajah datar seperti itu sayang, ini sangat membuat aku takut, ayo bicaralah di sini. "
"Aku tidak mau berbicara di sini sayang," ucapan Diana dengan raut wajah cemberut.
Adrian pun merayu dengan pelukan dan kecupan di kening Diana, akan tetapi itu tidak berhasil membuat terseyum dan berbicara. Tidak seperti biasanya sehingga Adrian pun melepas pelukannya.
"Memangnya tidak bisa dibicarakan di sini ya, kalau begitu baiklah, tunggu aku pulang dan membereskan pekerjaan ku ya sayang."
"Aku tidak mau menunggu, sebaiknya kita pergi dulu dari sini karena aku ingin membicarakan hal ini di tempat yang enak untuk berbicara." Tegas Diana.
Adrian yang tidak bisa menolak ajakan kekasihnya ia pun segera menuruti kemauannya.
Adrian sebelum pergi ia menitipkan pekerjaan pentingnya kepada asistennya.
**
Adrian dan Diana pun segera pergi, mereka berdua memilih ke tepi pantai untuk membicarakannya, setibanya di pantai Diana tanpa basa basi langsung ke inti pembicaraan.
"Sayang ayo kita menikah."
Adrian sangat terkejut saat mendengar ucapan kekasihnya dan sepontan menjawab, "Menikah!!"
"Iya menikah,"
"Jadi karena hal ini kamu mengajak ke tepi pantai, padahal di kantor ku juga bisa di bicarakan kalau soal ini. Sayang, kan sudah aku katakan, aku belum siap untuk menikah, aku masih sibuk dengan perusahaan dan karir aku, mengertilah sayang."
"Kenapa kau tidak mau menikah, padahal kau sudah mapan, apa alasannya tidak ada yang lain selain kerjaan kerjaan setiap aku mengajakmu segera menikah. "
"Mengertilah sayang, aku sedang sibuk- sibuknya, kenapa juga kau mendadak mengatakan hal ini."
"Sayang, aku hamil!! makanya aku ingin segera menikah dengan mu. " Tegas Diana dengan menatap wajah Adrian yang terkejut saat mendengar bahwa kekasihnya hamil.
"Apa!! bagaimana mungkin kau hamil, kita kan." Adrian yang belum selesai berbicara langsung dipotong pembicaraannya oleh Diana.
"Iya aku hamil, kenapa? memangnya kenapa kalau aku hamil, ini kan hasil dari kita yang selalu melakukan hal itu, kenapa kau sangat terkejut saat mendengar bahwa aku hamil. "
Adrian terdiam sekejap, "Tapi kita selalu pakai pengaman, bagaimana kau bisa hamil, apa kau selingkuh. "
"Apa kau bilang, aku selingkuh!! kau lupa dua bulan kebelakang waktu kita ke acara pertemuan dengan teman temanmu, setelah itu aku di ajak ke hotel dan kau merayuku untuk melakukan itu tanpa pengaman, kau meragukan ini anak mu begitu."
"Tapi."
"Tapi apa, cepat kau harus menikah dengan aku,"
Adrian malah terdiam saat mendengar ucapan Diana.
"Kenapa kau malah diam, apa kau tidak ingin menikahi aku." Tegas Diana.
Adrian masih terdiam. "bagaimana ini, kenapa dia bisa hamil, aku tidak percaya bahwa itu anak aku. " Batin Adrian.
Diana yang kesal karena Adrian malah terdiam, ia pun menamparnya dua kali. "plak plak. "
Adrian terkejut. "Kenapa kau menampar aku." Memegang kedua pipinya.
"Kenapa aku menamparmu, coba kau pikir, kenapa aku bisa menamparmu, aku sangat kesal dari tadi kau hanya diam saja, padahal aku terus berbicara kepadamu tetapi kau malah diam saja. "
"Aku, tidak ingin menikah untuk saat ini sayang, mengerti lah sedikit, aku sedang mengejar karir aku, kalau aku menikah sekarang aku tidak bisa sayang."
"Oh!! jadi kau tidak ingin menikah dengan aku, dasar kau b******n, ingat jangan panggil lagi aku dengan sebutan sayang lagi, itu membuat aku muak, kau tidak pantas untuk itu, kau lelaki b******n yang mementingkan karir mu dibandingkan aku dan calon anakmu ini." Diana langsung mendaratkan tamparan kembali.
Adrian hanya pasrah menerima tamparan dari Diana. Diana yang terus bertubi-tubi menampar akhirnya ia berhenti dan menangis.
Adrian kini mencoba untuk menenangkannya.
"Sayang, bukan aku tidak ingin menikah dengan mu, tetapi mengerti lah, untuk saat ini aku belum siap, bagaimana kalau calon bayi kita kau rawat, nanti aku kirim kan uang yang kau butuhkan dua kali lipat seperti biasa aku kirim, setelah aku siap kita menikah," bujuk Rayu Adrian.
Diana yang masih menangis kini merasa dadanya sesak, hatinya seperti teriris saat mendengar ucapan kekasihnya seperti itu.
"Kau, lelaki b******n, masih bisa kau bilang bahwa ini calon bayi kita, tetapi kau tidak mau menikah dengan aku, ingat Adrian aku tidak butuh uang dari mu lagi, memang aku hidup mengandalkan pemberian uang dari mu tetapi kali ini aku tidak akan mengambil uang dari mu lagi, ingat!! ini bayiku dan bukan bayimu, setelah anak ku lahir aku tidak akan memberi tahu siapa ayah nya, akan aku katakan bahwa ayahnya telah mati. Dasar kau lelaki bajingan." Diana langsung menghapus ari matanya dan segera pergi dari hadapan Adrian tetapi sebelum pergi Diana menampar kembali wajah Adrian.
Adrian hanya terdiam saat mendengar ucapan Diana dan tidak mengejarnya, ia malah memegang kedua pipinya yang sudah di tampar Diana bertubi-tubi.