“Caraka Sanggabuana Siswodihardjo aku biasa dipanggil Raka,” jelas lelaki idaman banyak wanita itu. “Aku nggak punya kenangan manis dengan perempuan mana pun. Sejak SMP teman-temanku mulai ABG di sini pacaran sana sini. Bahkan di sini SMP ada beberapa yang sudah berani making love, tapi aku tidak berani. Aku benar-benar ketakutan dengan sosok ringkih perempuan.” “Itu kesalahanku. Aku menganggap semua perempuan itu ringkih, sejak melihat darah di dahimu.” “Astagfirullaaaaaaah. Sudah ..., sudah, kamu lupain deh. Aku benar-benar sudah maafin. Beneran lupain trauma itu, dan kamu harus mencari pasangan baru,” Ina tak percaya mendengar pengakuan teman barunya. “Tapi by the way aku SD kelas dua pasti wajahku beda dong. Masa kamu bisa langsung ngenalin aku?” “Saat SMP kelas 3 aku pulang ke

