Julian Alistair menarik dirinya kembali, gerakan yang lambat dan disengaja. Dia kembali duduk, jarak tercipta lagi, tetapi kini jarak itu dipenuhi oleh janji darah yang baru dibuat. Wajahnya yang tegang melonggar. Dan kemudian, perlahan-lahan, bibirnya melengkung menjadi seringai. Itu bukan senyum gembira. Itu adalah smirk yang dingin dan memuaskan dari seorang predator yang berhasil mengamankan mangsanya, atau lebih tepatnya, berhasil mengubah mangsanya menjadi predator lain. “Pilihan yang bijak, Ratu,” katanya, suaranya kini dipenuhi dengan kebanggaan yang mengerikan. “Kau akan belajar. Dan aku akan mengajarimu. Kita akan memastikan pembersihan di Eropa ini menjadi sebuah mahakarya kekejaman yang akan membuat para penentang kita diam selamanya.” Julian meraih tabletnya lagi, memicu no

