PERMAINAN PANAS

339 Kata
BAB 43 – PERMAINAN YANG SEMAKIN PANAS Lovania menyesap kopinya dengan tenang, tetapi di dalam kepalanya, dia tahu permainan ini semakin menarik. Marco Maxdev bukan pria biasa. Dia berbahaya, penuh kendali, dan jelas tidak terbiasa dengan penolakan. Namun, Lovania bukan wanita yang mudah jatuh dalam pesonanya. Dia menyukai permainan, tetapi dia juga tahu cara mengendalikannya. Marco masih menatapnya dengan intens, seolah sedang mempelajari setiap ekspresi kecil yang muncul di wajahnya. Marco: (Dengan nada rendah dan tajam.) "Kau menikmati ini, bukan?" Lovania meletakkan cangkir kopinya dengan gerakan anggun, lalu menatap Marco dengan senyum penuh arti. Lovania: (Dengan nada santai dan menggoda.) "Menikmati apa, Marco?" Marco tersenyum miring. Dia tahu Lovania tidak akan memberikan jawaban langsung. Wanita ini memiliki keahlian luar biasa dalam mengendalikan situasi. Marco: (Dengan suara rendah, hampir berbisik.) "Permainan ini, tarik ulur ini, tantangan yang kau berikan padaku." Lovania mengangkat bahu ringan. Lovania: (Dengan nada lembut, tetapi tajam.) "Aku hanya menikmati percakapan yang menyenangkan, Marco. Jika kau menganggap ini sebagai permainan, mungkin itu karena kau terbiasa selalu menang." Marco menyandarkan tubuhnya ke kursi, menatap Lovania lebih dalam. Marco: (Dengan nada penuh keyakinan.) "Dan kau berpikir aku tidak akan menang kali ini?" Lovania tertawa kecil, suaranya lembut tetapi tajam. Lovania: (Dengan nada menggoda.) "Aku hanya mengatakan bahwa tidak semua permainan memiliki akhir yang sudah ditentukan." Mata Marco menyipit sedikit, tetapi ada kilatan ketertarikan yang lebih dalam di sana. Dia tahu Lovania berbeda. Wanita ini bukan tipe yang mudah ditaklukkan dengan uang, kekuasaan, atau sekadar rayuan manis. Dia membutuhkan lebih dari itu. Dan Marco? Dia selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Dengan gerakan tenang, Marco bangkit dari kursinya, lalu berjalan perlahan ke arah Lovania. Dia tidak terburu-buru, tetapi setiap langkahnya penuh kendali. Ketika dia sudah cukup dekat, Marco menunduk sedikit, menempatkan wajahnya hanya beberapa inci dari Lovania. Aroma maskulin dan segar dari parfum mewahnya menyelimuti udara di antara mereka. Marco: (Dengan suara rendah, menggoda, tetapi tajam.) "Kalau begitu, mari kita lihat… siapa yang akan memenangkan permainan ini, sayang." Lovania tidak bergeming. Tapi dalam hatinya, dia tahu—pertarungan baru saja dimulai.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN