TAWARAN YANG TAK TERDUGA

655 Kata
BAB 12 – TAWARAN YANG TAK TERDUGA Malam mulai menyelimuti Riviera dengan keindahan yang menawan. Langit ungu keemasan memantulkan sinarnya pada permukaan laut yang berkilauan, menciptakan atmosfer yang nyaris magis. Di dek utama yacht mewah milik Marco Maxdev, suasana terasa lebih intim dari sebelumnya. Sebotol Château Margaux 2005 sudah terbuka di atas meja marmer hitam, diapit oleh dua gelas kristal. Angin laut membawa aroma asin yang berpadu dengan wangi khas sandalwood dari parfum pria yang duduk santai di sofa kulit hitam. Marco menatap layar ponselnya, membaca laporan bisnis dengan mata yang tajam. Tapi fokusnya terganggu ketika langkah kaki berirama terdengar mendekat. Lovania Valley muncul dengan gaun silk emerald green yang jatuh sempurna di tubuhnya, memperlihatkan lekuk tubuhnya yang elegan tanpa berlebihan. Sepasang heels Louboutin berwarna nude menambah kesan effortless luxury pada penampilannya. Dia berhenti di hadapan Marco, membiarkan kehadirannya menarik perhatian pria itu tanpa perlu sepatah kata pun. Marco: (Menyandarkan tubuhnya dengan santai, tatapannya melewati gelas anggur sebelum bertemu dengan mata Lovania.) "Saya sempat berpikir Anda tidak akan datang, Miss Valley." Lovania mengambil tempat duduk di hadapan Marco, kakinya disilangkan dengan keanggunan seorang wanita yang terbiasa berada dalam lingkungan kelas atas. Lovania: (Mengangkat bahunya sedikit, nada suaranya ringan, tetapi penuh misteri.) "Dan saya sempat berpikir apakah perjalanan ini benar-benar layak untuk saya." Marco terkekeh pelan, lalu menuangkan anggur ke dalam gelasnya dan mengulurkan satu untuk Lovania. Marco: (Dengan suara rendah dan menghipnotis.) "Saya tidak pernah menawarkan sesuatu yang biasa-biasa saja." Lovania menerima gelas itu, tetapi tidak langsung menyesapnya. Matanya tetap tertuju pada Marco, membaca ekspresi pria itu dengan keahlian seorang wanita yang tahu cara mengendalikan situasi. Lovania: (Mengaduk anggurnya perlahan, suaranya terdengar hampir menggoda.) "Santorini, huh? Saya penasaran… apakah ini sekadar perjalanan bisnis atau ada agenda tersembunyi di baliknya?" Marco mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, membuat jarak di antara mereka semakin kecil. Marco: (Dengan tatapan yang tajam, penuh makna.) "Mungkin keduanya. Saya tidak akan berbohong, saya ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan Anda, Lovania." Lovania tersenyum tipis, lalu akhirnya menyesap anggurnya. Rasanya halus, berkelas—seperti permainan yang sedang mereka mainkan. Lovania: (Menyandarkan tubuhnya dengan santai, tetapi tetap mempertahankan auranya yang cool dan tak mudah ditebak.) "Saya bukan tipe wanita yang bisa ditaklukkan dengan perjalanan mewah, Tuan Maxdev." Marco menyeringai, seolah menantang pernyataan itu. Marco: (Nada suaranya lebih rendah, seolah membisikkan sesuatu yang berbahaya.) "Dan saya bukan tipe pria yang menyerah begitu saja, sayang." Ketegangan di antara mereka semakin nyata, tetapi bukan ketegangan yang penuh pertentangan—melainkan sesuatu yang lebih kompleks, lebih dalam, lebih berbahaya. Sebuah Undangan yang Tak Biasa Marco mengambil sebuah kotak kecil dari sakunya dan meletakkannya di atas meja. Kotak itu berbalut beludru hitam, memancarkan kemewahan yang understated namun penuh arti. Lovania meliriknya, tetapi tidak langsung mengambilnya. Lovania: (Mengangkat satu alis, suaranya terdengar penuh rasa ingin tahu.) "Apa ini?" Marco tidak langsung menjawab. Sebaliknya, dia menyesap anggurnya perlahan sebelum akhirnya berkata, Marco: (Dengan nada misterius.) "Sebuah simbol." Lovania akhirnya mengambil kotak itu dan membukanya perlahan. Di dalamnya, sebuah cincin emas putih bertatahkan berlian hitam terletak dengan sempurna. Matanya menelusuri desainnya—sederhana, tetapi memiliki karakter. Lovania: (Menutup kotak itu kembali, lalu menatap Marco dengan penuh selidik.) "Apakah ini salah satu trik Anda untuk membuat seorang wanita menyerah?" Marco tertawa kecil, lalu menggeleng. Marco: (Dengan tatapan intens.) "Tidak. Ini bukan lamaran, jika itu yang Anda pikirkan." Dia menggeser kotak itu lebih dekat ke Lovania. Marco: (Dengan suara rendah, seolah berbicara langsung ke dalam pikirannya.) "Ini adalah sebuah tanda bahwa saya serius." Lovania menatapnya dalam-dalam, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya ada di balik kata-kata pria itu. Lovania: (Menghela napas pelan, lalu menutup matanya sejenak sebelum berkata.) "Dan jika saya menerimanya?" Marco menyentuh tepi gelas anggurnya, jemarinya bergerak dengan tenang—seperti seorang pria yang tahu betul bahwa permainannya hampir mencapai titik yang diinginkan. Marco: (Dengan suara yang dalam dan menuntut.) "Maka kita akan berhenti bermain, Miss Valley. Dan mulai memasuki sesuatu yang nyata." Malam semakin larut, tetapi permainan ini? Baru saja dimulai.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN