Senja dan Secangkir Kopi

822 Kata
Senja sedang menunjukkan warna terindahnya. Warna orange ke biru-biruan yang menyejukkan hati, membuat ku tidak bisa berpaling darinya. Secangkir kopi yang sudah dingin membuat hati ku menjadi sangat tenang dan damai. Tak ada lagi rasa cinta yang ku rasakan saat ini, kecuali rasa cinta pada diri ku dan alam yang Tuhan ciptakan. Tidak ada lagi luka yang ku rasakan. Tak ada lagi sakit hati yang membuat ku gusar. Tak ada lagi namanya di dalam hati ku. Semua yang ku rasakan dulu sudah ku ikhlaskan dan aku harus melanjutkan hidup ku yang indah ini. "Cieeee... Ada yang lagi berseri mukanya. Hati-hati di tabok setan." Aku menoleh ketika Bule menepuk pundak ku. "Iya.. Kau setannya." Ucap ku. Bule hanya nyengir lalu duduk di samping ku. Dia selalu datang kesini untuk menikmati senja sambil bernyanyi. Dia memang penikmat senja garis kerja. Bukan hanya itu saja, dia akan menghampiri setiap perempuan yang sedang sendiri atau segerombolan perempuan untuk dinyanyikannya mereka lagu, lalu mengajak mereka berkenalan. Memang Playboy cap badak. Itulah julukan yang pas untuk dia. Dikarenakan badannya yang agak gembul tetapi sangat tampan. Perempuan mana yang tidak akan gemas melihatnya. Aku tertawa ketika melihat dia sedang melakukan aksinya. "Bagaimana menurut mu?" Tanyanya ketika dia sudah selesai mendapatkan apa yang dia inginkan. "Biasa saja." Jawab ku sambil meminum kopi yang tinggal setengah. Bule menoyor kepala ku. Aku bisa mendengar tawaan segerombol perempuan yang menjadi sasaran Bule tadi. Mereka menertawai kami. Aku di buat salah tingkah akibat teman yang tidak berakhlak ini. "Lihat mereka menertawai kita. Kau tahu? Kau harus menjadi seperti ku jika kau ingin mendapatkan pengganti mantan mu yang membuat kau menjadi gila itu." Ucap Bule. Aku yang mendengarnya hampir terpancing emosi, tetapi aku berhasil menahannya. "Cara mu salah." Ucapku sambil menyeruput kopi ku lagi. Bule kembali menoyor kepala ku. "Itu cara yang efektif, Le. Jangan khawatir nanti akan ku ajarkan kau bagaimana caranya mendekati cewek yang benar. Aku yakin cewek itu akan klepek-klepek kepada mu." Ucapnya sambil tersenyum bangga. Aku yang mendengarnya ikut tertawa, lalu aku menoyor kepalanya dan bangkit dari duduk ku. Membereskan buku yang ku taruh di atas batu. "Tidak mau. Kau sesat. Aku akan mencarinya dengan cara ku sendiri." Ucap ku lalu meninggalkan Bule. "Le!" Panggil Bule. Aku menoleh. "Jangan sampai kau salah pilih dan jatuh lagi! JANGAN JADI ORANG BODOH LAGI! KOPI MU KETINGGALAN!" Lanjutnya. Aku tersenyum lalu mengacungkan jempol ku. "Buat kau saja kopinya!" Ucap ku sambil tertawa dan melanjutkan jalan ku menuju motor. "Kopi mu habis! SIAL!" Teriak Bule karena kopi ku yang ku kasih padanya telah habis ku minum. Ketika itu juga aku menjalankan motor ku. *** Hari sudah berganti malam. Aku terjaga karena pekerjaan dan tugas sekolah ku yang masih kosong dan menumpuk. Ujian Nasional sudah selesai ku jalani, hanya saja masih ada tugas yang belum ku kumpulkan. Tidak ku kumpulkan sama saja aku bunuh diri, alias sekolah tidak akan meluluskan siswa siswinya yang belum rampung tugasnya. Ini semua karena dulu aku lebih mementingkan masalah hati daripada menata masa depan ku. Ketika sudah di campakkan seperti ini, penyesalan dan kesusahan yang baru amat terasa sekarang. Waktu menunjukkan pukul 03.20. Aku baru selesai menyelesaikan semua tugas ku. Aku menghela nafas, lalu membuka handphone ku. Aku baru sadar bahwa aku dan dia masih menyimpan nomor satu sama lain. Dia membuat status yang membuat ku penasaran. Terlihat jelas dalam status itu dia menjawab pertanyaan dari orang lain. "Siapa orang yang masih kamu inginkan dalam hidup mu?" Lalu dia menjawab, "Yang dulu. Masih sama." Aku menghela nafas. Aku yakin status itu untuk ku. Setelah itu, aku memutuskan untuk menghapus nomornya. Bukan karena apa, aku hanya tidak mau akam terjadi apa-apa kedepannya antara aku dan dia. Cukup sampai disini saja untuk masalah aku dan dia. Aku tidak ingin ribet lagi nantinya. Lalu, aku memutuskan untuk tidur. Tak apa jikalau aku memutuskan untuk menghapus nomor seorang mantan. Itu juga adalah salah satu bagian dari fase move on. Tak usah membuat hati menjadi sakit jikalau nantinya dia bersama orang lain atau masih mencari tahu tentang keadaannya. Dia yang memutuskan hubungan. Dia yang memutuskan silaturahmi dengan ku, jadi bhat apa juga aku menganalnya jikalau dia saja sudah seperti ini. Jikalau aku masih mengemis untuk yang kesekian kalinya agar tidak putus waktu itu, mungkin aku akan menjadi salah satu orang terbodoh di dunia. Dari kisah hubungan lalu ku yang melelahkan itu, aku mendapatkan banyak hikmah dan pembelajaran dalam hidup ku. Pertama, jika kau sedang jatuh cinta. Janganlah kau lupa dengan tujuan hidup mu. Janganlah kau lupa untuk menata masa depan mu. Jangan terlalu berambisi untuk tetap bersamanya, toh kita tidak tahu apakah orang yang kita cintai itu akan tetap bersama kita sampai ke pelaminan atau hanya singgah semata lalu pergi meninggalkan kita dan membuat luka baru yang menyembuhkannya saja akan butuh waktu dan proses. Kedua, kau boleh jatuh cinta kepada seseorang, tetapi sewajarnya saja. Karena jika kau mencintai seseorang dengan tak sewajarnya, aku yakin kau akan menjadi salah satu orang terbodoh, seperti ku.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN