Sudah hampir memasuki bulan ke 5 aku tanpa seorang pasangan. Menjalani hari-hari ku sendiri. Pengumuman kelulusan telah usai. Aku lulus walaupun nilai ku sukses membuat ku sakit mata. Parahnya lagi, aku tidak lulus ujian untuk masuk ke perkuliahan dan membuat ku stress.
Lelah adalah sebuah perasaan yang terus menghantui semua orang. Tetapi di balik itu semua, lelah mempunyai arti yang baik dimana banyaknya arti buruk.
Aku menatap arloji ku. Aku menghela nafas pelan, menguatkan biat ku dan doa ku agae aku di terima kerja. Ya, aku memilih untuk bekerja saja daripada aku menganggur dan menjadi beban keluarga. Ini adalah surat lamaran yang ke 13 ku, alias aku tidak diterima di 12 perusahaan yang ku lamar itu. Miris bukan? Tetapi tidak apa-apa. Aku tidak akan menyerah.
Setelah hari yang panjang yang ku gunakan untuk mencari kerja, aku memutuskan untuk beristirahat sebentar sampai aku mendapatkan informasi selanjutnya dari perusahaan itu. Aku membuka handphone, tidak ada satu pun yang masuk, kecuali pesan dari ke 4 sahabat ku yang sedang menempuh di dunia perkuliahan sekarang. Alfian menempuh kuliah pada jururan Kedokteran di salah satu Universitas ternama di Indonesia. Dani dan Andre mendapatkan beasiswa di luar negeri dengan jurusan Sains, Dani berada di Jepang sedangkan Andre di Inggris. Lalu Bule juga lulus pada jurusan Matematika di salah satu Universitas ternama di Indonesia. Aku bangga dengan para sahabat-sahabat ku itu.
"Itulah karena kau terlalu bodoh. Perempuan itu membuat mu menjadi seperti ini. Keliatan kan sekarang dampak buruknya. Kau sih tidak mau mendengarkan ku waktu itu." Ucap Andre.
"Cinta sama seseorang boleh saja, Bro. Tapi sewajarnya saja." Ucap Alfian.
"Lihat Bule, dia memang playboy cap tenggiri tetapi dia bisa menata masa depannya dengan baik. Kau mau cinta yang sempurna ya kau masuk saja ke dalam dunia dongeng. Aku yakin jalan cinta mu bakal lancar dan akan happy ending bahkan tidak akan membuat mu stress macam orang gila." Lanjutnya.
Aku terdiam mengingat perkataan para sahabat ku. Aku menghela nafas. Memang bodoh karena aku mencintai seseorang dengan sangat, rela melakukan apa saja yang dia inginkan sampai aku lupa untuk mengurus diri ku sendiri dan lupa untuk menata masa depan ku. Penyesalan memang selalu datang terlambat.
***
Malam telah tiba, aku sedang berada di teras, menatap kosong gelapnya malam sambil sesekali menyereput kopi ku. Tidak ingin terus menerus melamun, aku mengambil handphone ku dengan niatan mencari pekerjaan karena perusahaan yang ku lamari kemarin tidak ada kabar. Tetapi, alih-alih mencari pekerjaan, aku malah terfokusbpada sebuah link grup baru yang hanya mempunyai beberapa member. Aku tertarik dengan grup itu, lalu aku memutuskan untuk bergabung. Memang sudah hukum alam ketika memasuki grup baru, kita di haruskan untuk memperkenalkan diri seperti layaknya anak sekolahan tapi aku tahu di berlakukan seperti itu agar member yang ada di grup itu kenal dengan ku dan tentunya mengurangi rasa kaku.
Tak perlalu berlama-lama untuk akrab dengan penghuni grup itu. Sudah sekitar 3 orang yang akrab dengan ku. Sebuah kemajuan yang besar untuk ku. Maksud ku, aku bukanlah orang yang gampang akrab dengan orang lain. Mungkin ini semua karena aku sudah cukup kesepian dan stress dengan apa yang sedang ku jalani di dunia nyata ku.
Hari demi hari anggota grup itu terus bertambah. Semakin banyak pula aku mengenal orang dan semakin berwarna juga hari-hari ku dengan mereka. Akibat itu semua, aku memutuskan untuk berhenti mencari kerja karena aku sudah sangat lelah. Terakhir aku dipanggil untuk ujian Psikotest tetapi aku tidak lulus, padahal aku sudah berharap banyak. Mungkin aku memang calon-calon psikopat. Tapi rasanya tidak mungkin, karena melihat darah saja aku sudah pusing setengah mati. Lalu diantara banyaknya lelah, aku memutuskan untuk menjadi seorang Penulis.
***
Hari demi hari menjadi seorang penulis, cukup di bilang aku mendapatkan banyak peningkatan. Para pembaca ku bertambah terus menerus dan anggota grup itu terus menerus juga bertambah. Ya itu membuat hari-hari ku menjadi lebih ramai lagi.
Ketika aku sedang berbincang denga teman-teman ku disana, lalu tak beberapa lama kemudian, masuklah seorang member baru. Aku menyapanya dan teman ku yang lain menyuruhnya untuk memperkenalkan diri. Aku terdiam menatap wajahnya. Cantik. Itulah 1 kata yang langsung muncul di dalam pikiran ku. Aku buru-buru untuk menyimpan nomornya, lalu menyuruhnya untuk menyimpan nomor ku juga. Aku tersenyum puas ketika dia menyetujuinya.
"Tika." Tulisnya. Dia mengirimkan ku pesan secara personal. Ingin rasanya aku teriak kesanangan. Lebay memang.Tapi tak apa untuk diri sendiri.
"Aowkwowkwok siap. Leu." Tulis ku. "Leo maksudnya." Ralat ku. Memalukan. Tetaoi sukses membuat ku tertawa keras sekali karena hal sepeleh itu.
Dia bertanya lagi tentang foto ku yang tak nampak muka. Lalu ku berikanlah foto ku kepadanya.
"Sipit. Cakep loh." Tulisnya. Aku teesenyum saat membacanya. Lalu untuk beberapa saat aku tidak merespon dirinya sebab aku sedang berada di dalam dunia ku. Setelah selesai dengan urusan ku, aku melihat dia mengirim sebuah status galau dan aku menyadari bahwa dia telah memiliki seorang kekasih.
"Jangan galau terus Kak Tika. Mau saya hibur?" Tulis ku.
Sejujurnya, aku penasaran kepadanya. Tetapi aku memutuskan untuk tidak ingi mengambil langkah lebih jauh lagi ketika dia mwnjawab pesan dari ku, mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Aku tahu dia sedang tidak apa-apa.
Setelah pertemuan itu pertemuan dan pembicaraan singkat itu, aku tidak melihatnya muncul di dalam grup itu lagi. Tetapi dia selalu mengirim status yang galau. Aku berpikir setiap saat dia mengirim status seperti itu. Menandakan bahwa hubungannya sedang tidak baik-baik saja. Tetapi itu bukan urusan ku. Tetapi aku juga kasihan terhadapnya.
***************************************************