Bagian Prolog

430 Kata
Wajah gadis cantik dan manis itu masih ditekuk-tekuk, memasang wajah manyun terlihat sebal dan kesal. Masih terngiang di telinga Nurul, iya, nama gadis yang sedang badmood itu, nasehat sekaligus amanah dari sang ayah yang mesti harus dia laksanakan. "Kamu sudah lulus dari SMA, setelah ini kamu harus menikah nak. Ayah sudah menentukan jodohmu. " kata pak Fajri ayah Nurul waktu itu, setelah sang putri mendapatkan ijazah SMAnya. "Ihhh. Kok nikah sih yahhh. Rul kan masih muda, masih ingin kuliah yah...! " "Kuliah yang gimana yang kamu mau Rul? Selama di SMA aja, belajar kamu acak acakan. Kelakuan kamu juga sering repotin ayah kamu. Kamu gak pernah serius dalam belajar Rul. Gak guna juga kalo kamu mesti kuliah. Percuma. Buang buang biaya. Nilai di ijazah kamu aja minus semua. Masih mending itu sekolah lulusin kamu. " pak Fajri kembali menceramahi Nurul. Untuk kali ini mungkin kesempatan yang diberikan kepada anaknya sudah selesai. Nurul wajib menuruti titah sang ayah. Iya, Nurul gadis yang sangat suka melanggar aturan, sering bermasalah di sekolahnya. Sering membuat guru-gurunya mengelus d**a, bahkan ada yang bisa naik pitam karena semua ulahnya. Pokoknya sangat terkenal dengan kebandelannya. Nurul sebenarnya bukan dari keluarga yang broken home. Justru ayah ibunya adalah orangtua yang sangat baik, harmonis dan bijak. Bahkan, dari Nurul kecil sang ayah selalu mengajarkan hal baik, ibadah, dan tata krama. Entah bagaimana ajaran yang baik itu bisa menjadikan Nurul menjadi gadis yang bad banget. Mungkin semua ajaran baik dianggap aturan yang mengekang kehidupan Nurul selama ini, hingga membuatnya memberontak bila di luaran rumah. Bisa dibilang remaja labil menuju dewasa. "Iissshhh. Ayaahhh. Tega banget sih sama Rul! Rul bodoh kan bukan kemauan Rul. Lagian Nurul belum siap nikah muda. Apa kata teman teman kalo Nurul masih 19tahun dah nikah. Dikira hamil duluan lagi nanti...! " Si Nurul masih keuh-keuh, menolak untuk dijodohkan. Sifat manja dan gak mau mendengar omongan orantuanya kambuh kembali. "Ayah udah ambil keputusan Rul. Terserah kamu mau nurut apa enggak. Yang jelas Nurul harus menikah bulan depan dengan anak sahabat ayah. Kamu perlu pendamping yang bisa ngarahin jalan hidup kamu Rul, Kamu udah gak bisa seenaknya kamu sendiri. Persiapkan aja dirimu. Lamaran udah ayah terima. Semua demi kebaikan Nurul. Jadi menurutlah. Untuk terakhir kali, tolong patuhi apa kata ayah tadi...! " Keputusan sudah final, dan Nurul sebengal-bengalnya anak, dia paling takut jika disebut anak durhaka atau tidak akan dianggap anak lagi. Sebagai anak tunggal, Nurul masih bisa merendahkan hatinya untuk tidak berperang pendapat lagi dengan sang ayah. Terlintas dipikirannya, apakah menerima, menolak, atau yang lebih ekstrim, kabur dari rumah istananya? TBC... Salam, Nana Rantau ?‍❤
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN