BAB 01. Perjodohan

1488 Kata
Dean Zaviston—pria yang berusia 29 tahun itu menatap pada ibunya yang menyuruhnya untuk pulang ke Indonesia, setelah sekian lama Dean menetap di Los Angeles, dan tidak pernah pulang ke Indonesia selama tiga tahun belakangan ini. Ibunya saat menelepon Dean sangat marah, karena Dean yang enggan untuk pulang dan lebih nyaman dengan pekerjaanya yang berada di Los Angeles. Dan tiga hari yang lalu, akhirnya Dean tiba di Indonesia dan hari ini Dean baru bisa menemui wanita cantik yang melahirkan dirinya itu. Wanita yang sudah tampak mulai mengeriput di sekeliling matanya dan juga tatapan mata ibunya ini tidak pernah berubah sama sekali. Selalu membuat hati Dean tenang dan damai berada di dekat ibunya. “Ada apa Ma? Aku sekarang ada di sini.” Ucap Dean lembut. Keisha—ibu Dean menatap putranya penuh kasih sayang. Keisha sengaja menyuruh anaknya untuk pulang ke Indonesia, karena dia ingin menjodohkan anaknya dengan putri temannya yang baru saja menyelesaikan pendidikan di Singapura. “Kau tahu Celine?” tanya Keisha. Dean mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan ibunya. “Celine? Siapa dia? Artis?” tanya Dean tidak tertarik sama sekali. Keisha berdecak. Putranya ini memang tidak pernah bisa diajak serius sedikit saja. Padahal usia Dean sudah tidak muda lagi. Anaknya itu harus segera menikah dan memberikannya cucu. Keisha semakin tua dan keinginan hanya ingin melihat putranya menikah. “Kamu nggak tahu Celine? Dia anak Tante Meira yang cantik itu loh!” tutur Keisha memuji Celine yang sangat cantik dan pas untuk menjadi calon mantunya. Dean menaikkan sebelah alisnya. “Cantik? Wanita cantik banyak zaman sekarang Ma. Dean sudah bertemu dengan berbagai macam wanita cantik. Dan Mama tidak perlu memuji seperti itu,” ujar Dean malas mendengar pujian ibunya yang sangat berlebihan sekali. Keisha berdecak. Putranya ini memang selalu bersikap dingin dan tidak pernah tertarik tentang perempuan. Keisha memicingkan matanya dan menatap putranya penuh curiga. Keisha tidak mau berpikiran buruk tentang putranya, namun Dean yang membuatnya berpikiran seperti ini. Jangan bilang … “Ma! Jangan berpikran yang tidak-tidak. Dean masih normal dan masih menyukai perempuan,” kata Dean yang melihat gelagat ibunya yang aneh. Dean menatap malas dan memainkan ponselnya. Ini yang membuat Dean malas untuk pulang ke Indonesia atau menetap di sini lagi. Ibunya selalu bertingkah seperti ini yang memaksanya untuk menerima perjodohan dan pada akhirnya curiga pada Dean dengan menatap Dean dengan tatapan kalau Dean menyukai sesame jenis. Dean masih menyukai perempuan. Hanya saja Dean malas terlibat hubungan asmara dengan para wanita yang membuatnya merasa terganggu. Dan sekarang ibunya berusaha untuk menjodohkan Dean dengan gadis yang tidak dikenal oleh Dean sama sekali. “Dean, kamu harus bertemu dengan Celine. Dia sangat cantik.” Keisha kembali memuji Celine membuat Dean memutar bola matanya. Dean melihat jam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul tiga sore, berarti sudah dua jam Dean mendengar ibunya yang memaksanya untuk menemui gadis bernama Celine itu dan mendengarkan pujian dari mulut ibunya yang mengatakan Celine sangat cantik. Dean menghela napasnya. “Jam berapa?” tanya Dean singkat. Keisha yang mendengar itu langsung melebarkan senyumannya. “Jam tujuh malam di restoran tempat biasa keluarga kita makan. Dan nanti Mama akan kasih nomor Celine pada kamu, biar kamu dan dia semakin akrab,” jawab Keisha semangat. Dean mengangguk dan berdiri dari tempat duduknya. Sebelum menemui gadis yang katanya cantik dan pas untuk menjadi menantu ibunya itu, Dean ingin istirahat dan tidur menjelang jam tujuh malam. Dean sebenarnya sangat malas bertemu dengan gadis yang dijodohkan oleh ibunya untuk dirinya. Keisha yang menatap kepergian Dean melebarkan senyumannya. Sebentar lagi dirinya punya mantu. Keisha berharap kali ini Dean tidak akan menolak perjodohan ini dan menerima gadis itu dengan sangat baik. *** Celine menatap penampilannya di cermin dan tersenyum karena malam ini dia sengaja memakai gaun sampai ke mata kakinya dan semuanya serba hitam. Dan yang lebih membuat Celine tertawa dengan penampilannya sekarang dia memakai banyak perhiasan di leher, jarinya, dan juga pergelangan tangannya. Salah kedua orangtuanya yang ingin menjodohkan Celine dengan pria yang tidak Celine kenal sama sekali. Celine tidak mau dijodohkan. Dia terlalu betah sendiri. Dia ingin menikmati masa lajangnya lebih lama lagian umur Celine masih 23 tahun. Kenapa kedua orangtuanya selalu mencoba untuk menjodohkan dirinya. Malam ini Celine terpaksa bertemu dengan pria yang akan dijodohkan padanya. Celine tidak tahu pria seperti pria itu. Apakah baik atau tidak. Apakah tampan atau tidak. Yang jelas Celine akan membuat pria itu menolak perjodohan ini. “Sayang, kamus sudah siap? Nanti terlambat dan anak Tante Keisha lama nungguin kamu nanti.” Celine melihat ke arah pintu kamarnya mendengar suara ibunya yang berdiri di depan pintu kamar. Celine menatap panik pada penampilannya dan pintu kamarnya sekarang. Celine berdeham pelan sebelum menjawab penuturan ibunya. “Hem. Celine sudah siap Ma. Ini Celine mau pergi. Mama kembali aja dalam kamar, Celine pasti bakalan nemuin calon mantu yang kata Mama sangat sempurna!” ucap Celine berharap ibunya sungguh pergi. “Ya udah, Mama kembali ke dalam kamar. Awas aja kamu nggak temuin dia. Photo card Kim Namjoon Mama sita.” Ancam Meira sebelum pergi dari depan pintu kamar putrinya. Celine yang mendengar ucapan ibunya mengentakann kakinya dan berjalan keluar dari dalam kamar. Mamanya ini sudah tahu Celine sangat mengidolakan Kim Namjoon—Leader member BTS yang sangat tampan dan berkharisma itu. Celine masuk ke dalam mobil dan melajukannya membelah jalanan kota di malam hari. Celine sangat malas keluar, lebih baik dirinya di dalam kamar dan menonton drama korea terbaru daripada menemui pria yang akan dijodohkan dengan dirinya. *** Celine menatap restoran di depannya dengan tatapan datar. Sebelum keluar dari dalam mobil Celine melihat penampilannya lagi dan masih ada yang kurang. Celine mengambil lipstick merah menyala dari dalam tasnya dan memakai lipstick tersebut. “Perfect.” Ucap Celine tersenyum licik. Kalau begini penampilannya pria itu akan pergi dan tidak akan pernah menemuinya lagi. Rencananya akan berhasil. Lihat saja siapa yang mau punya calon istri dengan penampilan seperti sekarang. Seperti dukun yang akan menyantet orang. Celine tertawa dengan isi pikirannya sendiri. Celine berjalan memasuki restoran dengan melihat para pembeli di restoran ini yang melihatnya dengan tatapan aneh mereka semuanya. Celine tidak peduli dengan tatapan orang-orang itu. Celine mencari menja nomor 69 tempat pria yang dijodohkan oleh kedua orangtuanya berada. Celine yang melihat meja nomor 69 dari jauh tersenyum dan berjalan mendekati meja itu. Celine sudah melihat seorang pria duduk di meja itu dengan memainkan ponselnya. “Maaf, saya terlambat. Anda tahu sendiri bagaimana kota Jakarta,” ucap Celine duduk di depan pria itu. *** Dean menatap wanita di depannya dengan tatapan terkejut hanya sekejap Dean mengubah ekspresinya menjadi dingin. Ini wanita yang dikata oleh ibunya cantik? Dean tidak melihat kecantikan itu malahan Dean melihatnya unik. Ya. Dia sangat unik sekali. “Tidak masalah. Kau mau memesan apa? Aku hanya memesan minum saja untukmu. Aku tidak tahu kau suka makanan apa,” ucap Dean memanggil pelayan dan menyuruh gadis di depannya untuk memesan makanan. Pelayan yang melihat penampilan Celine menahan tawanya. Membuat Celine mendengkus dan mulai memesan makanan yang banyak dan mahal. Ini salah satu cara agar perjodohan ini tidak jadi. Biar tahu rasa pria di depannya ini membayar makanan yang di pasan olehnya. Dean yang melihat Celine memesan banyak makanan hanya tersenyum tipis. Sepertinya Celine tidak setuju dengan perjodohan ini dan Celine juga tidak terlihat tertarik pada Dean. Dean merasa tertarik pada Celine. “Namamu siapa? Denan? Banan? Bean? Atau Mr. Bean?” tanya Celine tidak ingat dengan nama pria yang akan dijodohkan dengannya. Maklum. Celine hanya ingat nama suami halunya. Kim Namjoon. Pria tampan, pintar, dan pastinya menjadi suami idaman Celine. “Dean Zaviston. Kau bisa memanggilku Dean,” jawab Dean. “Oh … Mas Dean toh. Gini ya Mas. Saya mau langsung bilang. Mas nggak usah terima perjodohan ini. Mas nggak mau bukan mempunyai istri berpenampilan seperti ini? Saya juga bukan perempuan baik-baik. Saya itu suka morotin laki-laki. Nanti Mas Dean jatuh miskin karena saya porotin. Dan satu lagi yang mau saya bilang, saya pernah menjadi selingkuhan suami orang loh. Mas Dean masih yakin menerima perjodohan ini?” tanya Celine menatap Dean. Semoga saja Dean percaya dengan ucapan Celine. Memang benar bukan Celine pernah menjadi selingkuhan suami orang. Maksudnya Justin Bieber berselingkuh dengan dirinya. Celine memang kelewatan halu. Karena di dunia halu kita bisa menciptakan dunia semau kita dan sebahagia kita. Dean yang mendengar ucapan Celine yang panjang mengangguk. “Kamu mau perjodohan ini batal?” tanya Dean. Celine tentu saja mengangguk. “Iya, saya mau perjodohan ini batal. Saya tidak mau nanti Mas Dean merasa rugi setelah menikah dengan saya.” Dean mengulum senyumannya dan berdiri dari tempat duduknya. “Baik. Saya akan bilang pada kedua orangtua saya kalau perjodohan ini akan tetap dilanjutkan.” Ucap Dean dan berjalan keluar dari dalam restoran. Celine yang mendengar itu terkejut. Celine tidak salah mendengar bukan? Kalau Dean tetap akan melanjutkan pernikahan ini? “Berarti gagal.” Celine ingin menangis rasanya. Rencana yang sudah disusun olehnya selama tiga hari gagal begitu saja. Selama ini Celine tidak pernah gagal. Kenapa hari ini harus gagal?! ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN