Siapa yang tidak mengenal Leonardo Smith? Pemimpin ketua gang yang cukup terkenal di kota Berlin. Dia memiliki rambut cokelat dengan mata abu-abu yang indah dan wajah yang tampan. Tapi dibalik itu semua, Leonardo memiliki sisi kejam yang hampir semua orang tau. Ia lebih dikenal dengan sebutan 'Singa Berlin' pria tanpa belas kasih dan rasa ampun. Semua orang tau seperti apa dia dan teman-temannya itu.
BlackChatcer adalah gang yang dipimpin oleh Leo. Gang ini sudah berdiri sejak 3 tahun terakhir dan selama itu juga yang memimpinnya adalah Leo dibantu oleh sahabatnya sejak kecil. Mereka selalu beraksi saat malam hari dan ketika mereka konvoi banyak masyarakat yang merasa terganggu, terlebih lagi ketika mereka berkelahi dengan gang lain untuk memperebutkan kekuasaan wilayah. Walaupun demikian, Leo dan teman-temannya sangat menjaga daerah kekuasaan mereka, mereka tidak akan mengampuni siapapun yang membuat keributan atau melukai seseorang di wilayah kekuasaannya. Dibalik itu semua, gang black catcher adalah musuh kepolisian. Mereka selalu berupaya untuk menahan salah satu anggota gang black catcher terutama Leo tapi Leo selalu saja berhasil lolos.
***
Leo menatap para gadis dengan mata elangnya mengamati gadis mana yang akan menemaninya malam ini tapi sayang sekali tidak ada gadis manapun yang menarik perhatiannya.
"Tempat ini sangat membosankan," bisik Leo pada sahabatnya, Vincent.
"Sudah kukatakan padamu untuk pergi dari tempat ini tapi kau menolak. Maka nikmati saja apa yang sudah tersedia didepan matamu itu," balas Vincent acuh.
Leo melirik Vincent sekilas lalu kembali fokus menatap para gadis yang sedang bergoyang-goyang di depannya.
"Tambahkan lagi." Leo mengulurkan gelasnya pada gadis yang menjaga minuman.
"Kau sudah minum terlalu banyak, Leo. Sudahi itu atau kau akan mabuk," tegur Vincent memperingatkan.
Leo bangkit dari kursi dan berniat untuk kembali ke markas. "Apakah kau tau bahwa James memiliki seorang putri?" tanya Leo pada Vincent yang sedang mengikutinya dari belakang.
"Aku tidak tau akan hal itu. Sejak kapan ia memiliki putri?"
"Putrinya bahkan kuliah di kampus kita dan kau tidak tau." Leo berhenti di depan mobil yang mereka gunakan untuk ke Club. Ia melirik Vincent sekilas lalu melemparkan kunci mobil padanya.
"Ya, kurasa aku tidak perlu tau akan hal itu." Vincent segera masuk kedalam mobil disusul oleh Leo. Kali ini Vincent yang menyetir. "Aku belum bisa kembali ke rumah itu, anak-anak Red Bulls selalu berjaga disana," sambungnya lagi.
"Ya, sebaiknya seperti itu. Jangan mengambil resiko, cukup aku yang berbuat bodoh waktu itu."
"Tapi, darimana kau tau akan semua hal mengenai putri James?" tanya Vincent.
"Aku mengenal putrinya yang bodoh itu. Tidak ada yang berbeda antara keduanya, putri dan ayah itu sangat sama, sama-sama payah dan bodoh."
"Tapi kudengar kau datang kerumah James untuk berlindung?" tanya Vincent lagi dengan sedikit mengejek.
"Aku tidak punya pilihan lain selain bersembunyi di rumah James. Anak-anak Red Bulls selalu bereaksi berlebihan ketika aku hanya seorang diri, mereka bisa menghabisiku." Leo ingat kejadian malam itu, mereka semua seperti orang yang kesetanan ingin menghabisi Leo.
Mereka berdua sudah tiba di markas. Leo langsung masuk kedalam markas. Disana sudah ada anggota gang yang sedang asik minum-minum bersama kekasih mereka masing-masing.
"Kau dari mana saja Leo?" seorang wanita dengan rambut pirang datang menemui Leo dengan muka kesal.
"Bukan urusanmu!" ucap Leo dengan ketus. Ia berlalu meninggalkan wanita itu menuju kamarnya untuk beristirahat.
Wanita itu terdiam, ini bukan pertama kali Leo memperlakukannya dengan seperti ini, ini adalah hal biasa. Tapi sekeras apapun Leo menjauhi wanita itu ia malah semangat melakukan upaya agar bisa lebih dekat dengan Leo. Dia adalah Irene, gadis dengan rambut pirang dan tubuh yang tinggi semampai.
Irene merupakan salah satu anggota gang Black Catcher, ia mulai menyukai Leo sejak pertama kali ia melihat Leo. Leo memang sangat tampan, maka tak jarang banyak gadis yang berusaha mendekati Leo.
Dibalik itu semua, Leo memiliki masa lalu yang sampai saat ini tidak bisa ia lupakan. Masa lalau yang membuatnya sangat membenci ayahnya. Malam dimana ia memutuskan hubungan dengan sang ayah, Leo langsung meninggalkan rumah dan memilih untuk tinggal do markas yang ia bangun.
Leo sangat membenci ayahnya, ia adalah penyebab kematian ibunya. Saat ini mungkin ayahnya sedang bersenang-senang dengan para wanita di Club.
***
Brak!!
"Leo, ada apa denganmu? Mengapa kau terus memperlakukan ku seperti ini?" Irene masuk ke kamar Leo dengan sedikit membanting pintu.
"Apa kau tidak punya sopan santun? Masuk ke kamar orang tanpa mengetuk pintu. Kau fikir kau ini siapa?" balas Leo dengan muka kesal.
"Kau selalu kasar denganku Leo. Kau fikir aku tidak punya perasaan?"
"Sudah berapa kali aku katakan bahwa aku sama sekali tidak menyukaimu, hm? Tolong berhentilah mengganggu ku dan segera keluar dari ruangan ku," usir Leo.
Irene merasa sangat kesal. Ia benar-benar tidak terima dengan perlakuan Leo padanya. Ini bukan yang pertama kali Leo melakukan ini padanya, ini adalah yang ke sekian kalinya. Tapi meskipun demikian, Irene tetap mencintai Leo. Ia yakin, usahanya kelak akan berhasil mendapatkan hati Leo. Ia sangat percaya akan hal itu.
Irene keluar kamar Leo dengan muka kesal, ia lalu menatap Vincent sekilas. Kemudian berlalu keluar dari markas.
***
Leo memilih untuk berdiam diri di kamarnya daripada ikut minum-minum bersama anggota gang diluar sana. Hari ini ia merasa sangat lelah, banyak hal yang telah terjadi.
Saat ia tengah duduk diam, terbersit seorang gadis yang dengan pakaian tidur dan rambut acak-acakan berusaha mengusirnya waktu itu, yah dia adalah putri James, musuh Leo.
James dan Leo memiliki hubungan yang tidak baik. Bagaimana tidak, mereka adalah musuh. Leo tidak menyukai James karena ia selalu saja berhasil membuatnya dan teman-temannya keluar masuk sel serta selalu saja menggagalkan rencana yang mereka buat. Saat ini, ada salah satu anak Black Catcher yang ditahan. Leo sudah berupaya untuk mengeluarkan anggotanya dari tahanan tapi James selalu punya rencana agar Leo tidak bisa berbuat apa-apa.
"Aku baru tau ternyata James memiliki putri. Aku bahkan berfikir bahwa James tidak pernah menikah sama sekali," ucap Leo membatin.
Ceklek!!
Pintu kamar Leo terbuka, terlihat Vincent yang berdiri diambang pintu dan menatap dirinya dengan wajah bingung.
"Apa aku boleh masuk?" izin Vincent sebelum masuk ke dalam kamar sahabatnya itu.
"Masuklah."
"Ada apa dengan Irene? Mengapa dia keluar dengan muka masam? Apa kau menolaknya lagi?" tanya Vincent setelah ia duduk di sofa.
"Kau tentu sudah tau jawabannya. Wanita payah itu sama sekali tidak mengerti ucapanku. Aku sudah mengatakan berkali-kali bahwa aku tidak pernah menyukainya," jelas Leo.
"Mengapa kau tidak mencoba membuka hati untuk Irene? Menurutku dia adalah gadis yang lumayan cantik, dia juga sangat tangguh. Cocok denganmu," usul Vincent dengan nada meledek.
"Kau sangat pandai memberi orang lain ide, lantas bagaimana denganmu? Kau bahkan belum bisa melupakan gadis itu."
Mendengar ucapan Leo barusan, Vincent terdiam. Leo selalu berhasil membuatnya tak mampu berkata-kata, sial!
Hubungan persahabatan antara Leo dan Vincent sudah terjalin saat mereka berdua masih kecil. Vincent tidak memiliki keluarga, keluarganya telah tiada dan semenjak saat itu, ia hidup bersama Leo hingga saat ini.
Persahabatan mereka tidak pernah putus, Vincent akan melakukan segalanya untuk Leo karena baginya ia tidak bisa hidup jika tabpa bantuan Leo, ia harus membalas semua jasa yang telah Leo berikan padanya meskipun demikian, Leo tidak pernah menuntut banyak hal pada Vincent. Ia hanya ingin sahabatnya itu selalu bersamanya.
Semua orang tau seperti apa hubungan Leo dan Vincent. Mereka adalah sahabat baik. Dan hanya Vincent yang dapat mengontrol emosi Leo, begitu pun sebaliknya.
"Malam ini aku akan kembali ke rumahku," ucap Vincent yang sontak membuat Leo terkejut.
"Mengapa tiba-tiba sekali? Bukannya di rumahmu anak-anak Red Bulls masih berjaga disana? Jangan mengambil resiko atau kau akan celaka," tukas Leo dengan sedikit memerintah.
Vincent harus pulang, itu sudah menjadi keputusannya. Entah mengapa ia memilih untuk pulang padahal ia tau bahwa mungkin anak Red Bulls masih berjaga disana.
"Aku akan tetap pulang, tidak peduli mereka masih disana," putusnya berniat untuk bangkit dari kursi.
"Vince, ini bukan waktunya melakukan sesuatu dengan seenaknya. Kita tidak tau apa yang sedang mereka rencanakan diluar sana. Dan saat ini kau hanya sendirian, apa kau ingin sesuatu yang terjadi padaku hari itu menimpa dirimu juga? Dan aku sangat yakin anak-anak Black Catcher pun tidak akan mengizinkan mu pergi."
Vincet terdiam, ia tau hal itu memang ada benarnya. Ia juga sempat berfikir bahwa tidak akan pulang dalam waktu dekat, tapi jika ia terus seperti ini, anak-anak Red Bulls akan mengira dirinya takut.
"Tinggallah untuk malam ini saja bersama kami. Aku akan meminta Crist untuk mengawasi rumahmu besok." Leo telah membuat keputusan dan Vincet tidak akan bisa menolaknya.
"Baiklah jika kau sudah memutuskannya,"
Vincet keluar dari kamar Leo lalu kembali berkumpul bersama anggota yang lain. Ia tidak akan bisa membantah keputusan yang dibuat Leo, jika tidak... ia akan mendapati Leo marah besar.
***