Bab 15 : Ibu Mertua Ideal

1429 Kata

Yena hampir mencapai gerbang, langkahnya pincang dan tergesa-gesa. Ia hanya ingin mencapai jalan raya, menahan taksi, dan menghilang. Ia tak peduli harus ke mana, asalkan jauh dari bau cat minyak dan wajah-wajah Omara. Tiba-tiba, suara keras memecah keheningan di belakangnya. “Yena! Tunggu!” Langkah Yena terhenti. Ia menoleh, melihat Bunda Omara sudah berdiri di belakangnya. Ekspresi Bunda kini berbeda—amarah di ruang tamu sudah memudar, digantikan oleh kekhawatiran yang tulus. Di belakang Bunda, di ambang pintu, Hao dan Yosua berdiri mematung. Hao terlihat ingin melangkah maju, tetapi Bunda mengacungkan tangan, isyarat universal yang tidak bisa dibantah. “Urus urusanmu sama kakakmu di dalam!” bentak Bunda ke arah Hao. Nada suaranya mendadak berubah menjadi ‘preman’, keras dan tak ter

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN