“s**t!” Sebuah pisau berukuran kecil melesat menuju ke arahku dengan cepat. Detik berikutnya aku hanya berdiri mematung sembari memegang lengan kiriku dengan darah bercucuran karena terkena lemparan pisau. Aku menatap Freeze dengan tatapan tajam, laki-laki itu menyeringai senang. Kali ini dia telah siap untuk melancarkan serangan lainnya untuk melumpuhkanku. …. Setelah beberapa menit bertarung jarak dengan dengan laki-laki itu, walaupun sedikit aku bisa membaca serangannya walaupun lebih banyak yang salah. Aku berusaha bergerak lebih cepat. Dengan mengumpulkan tenaga aku melakukan serangan bertubi-tubi kea rah Freeze, tendanganku dan pukulanku banyak yang meleset. Beberapa seranganku meleset, aku menghirup napas dalam-dalam. Namun, di tengah perkelahian kami tiba-tiba Freeze mengambi

