Malam itu, tubuh Elsa panas sekali. Gadis itu menggigil. Apartemennya gelap- ‘Elsa, saatnya tidur.’ ‘Bibik, apa mamaku belum pulang?’ ‘Anak kecil harus segera tidur.’ ‘Elsa. Tidurlah.’ ‘Elsa.’ ‘Elsa.’ . . . “Ugh.” Elsa bangun dengan kepala yang serasa mau pecah. Puluhan missed call ia lihat di layar ponselnya. “Tidak menghubungiku sekalipun,” gumam Elsa. Tubuh Elsa panas dingin, meski begitu dia tetap pergi ke kamar mandi dekat dapur. “Oh?” Keluar dari kamar mandi, Elsa berpapasan dengan ibu-ibu di dapur apartemennya. “M-Maaf. Saya tidak tahu jika Nona akan datang,” ucap wanita itu. “Apa Ibu yang biasa bersih-bersih di sini?” “Iya. Nama saya Asih. Sudah tiga tahun lebih saya bekerja di sini.” Elsa mengangguk-angguk. Tiga tahun dan mereka sekalipun tidak pernah ketemu. “Ma

