Elsa sedikit merasa tak enak. Liam berjalan di sampingnya. Membawakan belanjaan seabrek di kedua tangan. “B-Biar saya saja,” bilang Elsa malu. Liam menggeleng. Tersenyum kecil. “Ternyata berat juga ya, hehe.” “M-Maaf.” Liam dan Elsa berjalan lambat-lambat di paling belakang. Febri dan Zivanka beberapa kali berbalik menoleh ke belakang. “A-Apa Tuan tidak marah?” “Marah kenapa?” tanya Liam, menoleh ke Elsa. “Karena gagal dinner di tempat tadi.” “Hm.. Kesal sih, tapi mau gimana lagi. Bukan salah kamu juga. Kita yang maksa buat ke sana.” Senyum kecil menghiasi wajah lelah Elsa. Rambutnya yang lepek basah mengusik hati Liam. “Apa kamu tidak kedinginan?” Elsa tersenyum lebar. “Tidak kok.” Meski tubuhnya kedinginan, tapi hatinya menghangat. Bahagia Liam sudah tak marah lagi padanya. “

