bc

Air mata pernikahan

book_age18+
13
IKUTI
1K
BACA
possessive
others
CEO
comedy
betrayal
coming of age
lies
sacrifice
substitute
lords
like
intro-logo
Uraian

Berpura-pura menjadi orang lain tidaklah mudah. Melepaskan orang yang kita cintai dan merelakan semuanya, termasuk hati dan perasaan itu sangat sulit. Jiika waktu itu adalah uang, lalu perasaan cinta itu apa? Dipaksa menikah dengan seorang lelaki yang tidak Tika kenal, itu semua belum pernah terfikirkan dibenaknya. Dia di suruh menggantikan sosok kakaknya di depan lelaki yang sama sekali belum dia kenal.

"Dia lelaki yang tidak seharusnya menjadi milikku, dia adalah lelaki yang seharusnya menjadi kakak iparku." Suara hati Tika menjerit perih.

Semuanya terlihat sangat tidak adil. Bahkan saat dia mulai mempunyai rasa kepada lelaki itu, justru lelaki itu malah menghianati kepercayaannya.

"Sepertinya semesta senang bermain-main denganku." Batin Tika, sambil menatap gelapnya langit malam.

chap-preview
Pratinjau gratis
Takdir semesta
Malam ini sangat gelap tidak berbintang. Tika berjalan masuk kedalam rumahnya sambil menarik koper hitam besar miliknya. Rambut panjangnya tergerai indah. Dia sangat tidak sabar bertemu dengan kedua orang tua dan saudara kembarnya yang akan menikah 2 hari lagi. "Mama.....!!" Seru Tika sambil melangkahkan kakinya menaiki anak tangga rumahnya. Langkah kaki Tika terhenti saat dia mendengar isak tangis seseorang. "Bagaimana ini, Pa?" Suara orang kebingungan itu menyeruak masuk kedalam gendang telinga Tika. "Hiks...., Hiks...., Mika, bangun sayang." Tika kenal betul suara itu. Suara itu adalah suara mamanya. Sosok wanita yang sangat dia rindukan selama ini. Ceklek... Lemas, Tika tertunduk dengan nafas tercekat. Kantung matanya tidak lagi bisa menampung cairan bening miliknya. Dia merangkak, mendekat, dan memeluk tubuh kakaknya yang sudah berumuran darah. "Kak Mika bangun....!!" Seru Tika sambil mengguncang tubuh Mika, kakaknya. Hatinya bagaikan di tusuk pisau ribuan kali. Sakit, tapi tidak berdarah. "Ma, ini bagaimana?" Tanya Tika dengan keadaan panik. Kedua orang tuanya hanya diam dengan pikiran kacau. "Kak, bangun!!" Tika terus berteriak memanggil nama kakaknya. Tika berdiri dan menatap wajah kedua orang tuanya tajam. Mata elang miliknya sekarang sedang menusuk relung hati kedua orang tuanya. "Mama, papa, kenapa kalian diam melihat Kak Mika seperti ini? Kenapa hah?!" Bentak Tika sambil mengusap air matanya dengan kasar. Bagaimana ini semua bisa terjadi? Harusnya malam ini adalah malam yang paling membahagiakan untuknya dan untuk keluarganya. Karena setelah bertahun-tahun Tika tinggal di Amerika, akhirnya malam ini dia bisa pulang sebagai mahasiswi jurusan Management lulusan terbaik tahun ini. "Tik_Tika....." Panggil Mika dengan suara lirih. Tika menatap kakaknya sedih. "Iya kak? Ini aku Tika. Kakak butuh apa?Kakak tahan ya? Biar aku telepon ambulance bentar." Ucap Tika, dia terlihat sangat panik. Bibir pucat di depannya tersenyum, kepalanya menggeleng pelan. "Ka_kamu sayang kakak?" Tanya Mika dengan nafas tercekat. Tika menganggukkan kepalanya cepat. "Gan_gantiin ka_kakak di pelaminan nanti. Kakak mohon," Lanjutnya. Mata perempuan cantik itu tertutup rapat, darah terus keluar dari kepalanya. Nadinya tidak berdenyut lagi, pertanda bahwa tuhan telah mengambil nyawanya. "Ma, bagaimana ini?" Tanya Tika dengan suara parau. Galuh dan Eva hanya diam, Air mata merekalah yang menjawab semuanya. Mewakili segenap perasaan mereka yang hancur. Galuh sudah ingin menelpon ambulance sejak tadi, tapi Mika melarangnya. Mika tidak mau keluarganya hancur. "Bagaimana ini semua bisa terjadi?" Tanya Tika kepada kedua orang tuanya. Dia tertunduk di pojokan pintu kamar mika. Tangannya bergetar untuk menjambak rambutnya sendiri. "Papa yakin ini semua perbuatan saingan bisnis Papa. Tadi saat Papa sedang mengerjakan tugas kantor di kamar, Papa mendengar teriakan Mika. Saat Papa dan Mama berlari masuk ke kamar kakak kamu, dia sudah terkapar dengan tangan memegang kepalanya. Papa yakin, ini pasti ada orang yang sengaja mencelakai kakak kamu." Ucap Galuh dengan mata merah. "Tapi siapa, Pa? Siapa rekan bisnis papa yang tega mencelakai kakak?" Tanya Tika dengan suara lirih. "Kenapa papa tidak membawa Kak Mika ke rumah sakit?" "Maaf sayang, Papa sudah berusaha membujuk kakak kamu untuk mau diajak ke rumah sakit, tapi dia menolak dengan alasan tidak mau membuat saingan bisnis Papa tertawa karena mereka berhasil membuat salah satu keluarga kita mati sia-sia. Dan Kakak kamu berpesan agar kita semua menyembunyikan kematian dia, cukup keluarga kita saja yang tahu atas kematiannya. Dan kamu....." Cukup! Tika tahu apa yang harus dia lakukan. Dia harus berpura-pura menjadi Mika, kakaknya. Karena selama ini semua orang dan media hanya tahu kalau keluarga Guana hanya memiliki satu anak. Karena Tika tinggal di Amerika sejak kecil bersama Oma dan Opanya. Setelah Oma dan Opanya meninggal 3 tahun lalu, Tika tinggal di Amerika sendiri. "Apa kamu bersedia menggantikan kakak kamu di pelaminan nanti?" Tanya Galuh kepada Tika. Setelah terdiam lama, akhirnya Tika menganggukkan kepalanya. Dia tidak punya pilihan lain selain untuk menyetujui permintaan kakak dan papanya untuk menggantikan kakaknya di pelaminan nanti. ** Malam ini juga jenazah Mika langsung di semayamkan. Hanya pihak keluarga dan satu kiyai yang dibayar mahal untuk tutup mulut perihal kematian Mika. Punggung Tika bergetar, air mata membanjiri kedua pipinya. Dia menyandarkan kepalanya di batu nisan yang bertulis nama Mika Guana. Semuanya terjadi begitu tiba-tiba. Bahkan Tika belum bisa terima atas meninggalnya saudara kembarnya. "Aku benci dengan takdir, aku benci!!" Teriak Tika sambil terus memukuli tanah merah yang masih basah milik kakaknya. "Takdir merubah segalanya. Kenapa tuhan? Kenapa engkau tidak biarkan aku bahagia sedikit saja? Kenapa engkau ambil semua orang yang aku sayang dariku? Termasuk dia, kakakku." Bagaikan tergores oleh pecahan kaca, sekarang hati Tika sedang terluka parah. "Kenapa semua ini terjadi pada keluargaku tuhan? Apa salah keluargaku? Dosa apa yang keluargaku perbuatan, hingga engkau menyiksa kita seperti ini?" Tanya Tika dengan air mata yang tidak kunjung berhenti. Jika ada orang yang melihat Tika dalam keadaan seperti ini, pasti orang itu akan mengira bahwa Tika itu gila. Karena Tika menangis di kuburan saat tengah malam dan berteriak menyalahkan takdir. "Sayang, semua ini sudah tuhan rencanakan. Kamu tidak boleh menyalahkan takdir Tuhan." Nasehat Eva yang langsung diberi gelengan kepala kuat oleh Tika. "Tapi Ma, tuhan itu kejam. Tujuan mengambil semua orang yang aku sayang. Dulu tuhan mengambil Opa dan Oma, sekarang Kak Mika. Lalu nanti siapa lagi?" Tika menangis histeris di pelukan mamanya. "Sayang kamu harus tegar, ingat pesan kakak kamu, jangan tunjukkan kelemahan dan kesedihan kamu kepada orang lain." Ucap Galuh yang hanya di jawab anggukan kepala oleh Tika. ** "Pagi Ma, Pa." Sapa Tika sambil mencium pipi kedua orang tuanya. Wajahnya sedikit pucat, mungkin karena efek kurang tidur semalam. "Pagi sayang." Balas Galuh dan Eva dengan kompak. "Sudah siap memulai hidup baru?" Tanya Galuh, dia tersenyum tipis kepada putrinya. Tangannya terurur untuk mengusap rambut panjang Tika. "Siap dong, Pa. Aku gak mau ngecewain Kak Mika. Pokoknya Kak Mika harus bangga punya adik kayak aku." Cengir Tika di depan kedua orang tuanya. "Sayang, kamu harus ingat ya, kalau nama kamu sekarang itu Mika, bukan Tika. Dan 2 hari lagi kamu akan menikah dengan laki-laki yang harusnya menjadi kakak ipar kamu. Siap gak siap kamu harus siap." Ucap Eva, mengingatkan anaknya. Tika menganggukkan kepalanya sambil tersenyum hambar. Aku harus siap berperang dengan dunia baruku. "Aku tahu, Ma. Oh ya, mulai sekarang Mama sama Papa panggil aku Mika. Biar semua orang tidak curiga." Suruh Tika kedua kedua orang tuanya. "Kamu tidak keberatan dengan panggilan itu sayang?" Tanya Galuh yang langsung diberi gelengan kepala oleh Tika. "Yaudah Ma, Pa, Tik_eh Mika berangkat ke kantor dulu." Pamit Tika sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya. "Hati-hati ya sayang, maaf papa tidak bisa masuk kerja dulu. Kamu pahamkan?" Ucap Galuh. Tika tersenyum tipis, dia paham akan keadaan kedua orang tuanya. Mereka sama seperti dirinya, belum siap kehilangan sosok Mika. Tika mengendarai mobil kakaknya menuju perusahaan perhotelan milik keluarganya, yaitu Hotel Guana Grup. Mobil putih milik Mika yang Tika kendarai terparkir rapi di samping mobil hitam mewah, entah itu milik siapa. Kaki jenjang Tika melangkah masuk kedalam hotel besar milik keluarganya. Tika baru pertama kali menginjakkan kakinya disini. Sebelumnya dia tidak pernah sekalipun datang ke hotel ini. "Pagi Mbak Mika," Sapa seorang resepsionis sambil tersenyum ramah kepada Tika. "Pagi." Balas Tika dengan tidak kalah ramahnya. Banyak sekali orang yang menyapanya hari ini, hingga sampai ada satu lelaki yang tidak sengaja menabrak bahunya. "Ma_af Mbak, saya...." "Tidak apa-apa, lain kali kamu harus lebih hati-hati." Potong Tika sambil tersenyum manis kepada lelaki itu. Hampir semua orang menatap Tika dengan ekspresi terkejut. "Tumben Mbak Mika baik." "Iya, biasanya wajahnya datar. Tapi hari ini kok...." "Itu benar Mbak Mika 'kan? Serius tadi dia lagi senyum sama karyawan?" "Tumben dia tadi bales sapaan saya loh." Dalam hati Tika dia meruntuki kebodohannya. Dia lupa bahwa Mika kembarannya itu sangat tegas, cuek, dan nyebelin. Bahkan Tika lupa kapan terakhir kembarannya itu tersenyum. Muka tembok itu selalu datar tanpa ekspresi. Boro-boro membalas sapaan orang, bicara kepada keluarganya sendiri saja Mika jarang. Bugh.... Tika terlonjat kaget ketika tiba-tiba ada seorang lelaki yang menonjok pipi karyawannya hingga karyawannya terhuyung kebelakang. "Apa-apaansih kamu, Main pukul orang aja." Sentak Tika dengan ekspresi wajah marah. Baru saja dia ingin memegang bibir karyawannya yang berdarah, tiba-tiba tangan kekar lelaki di depannya menarik pergelangan tangannya masuk kedalam ruangan yang bertulis CEO MUDA. Bugh.... Lelaki itu mengunci tubuh Tika dengan kedua tangannya. Sorot mata tajamnya menatap kedua mata indah Tika dengan tajam. Tangannya sedikit berdarah akibat menonjok dinding di samping tubuh Tika. "Kamu sadar apa yang kamu lakuin tadi?Kamu itu milikku, tidak boleh ada lelaki lain yang boleh menyentuhmu selain aku." Suara keras lelaki itu membuat tubuh Tika menegang. "Kamu ini kenapa? Biasanya kamu dingin sama semua orang. Tapi hari ini......" Lelaki itu menggeram kesal. Tika yang memang orangnya sangat cengeng, agresif, ceria, dan ramah, menangis sesenggukan. Lelaki itu membawa Tika kedalam pelukannya. "Jangan bikin aku cemburu."

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

TERNODA

read
198.1K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.2K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.6K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
187.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.2K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
24.8K
bc

My Secret Little Wife

read
131.8K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook