Bab 5. Tidak Tahu

1195 Kata
"Aku sudah menerimanya, aku pikir Mami marah kepadaku karena menerima tawaran itu.Tapi, kalau Mami tidak setuju aku akan menolaknya," ucap Cassandra dengan lembut. Terdengar tawa yang cukup lembut dari Mami Louis. "tidak apa-apa, nak jika memang kamu menginginkannya, tidak apa-apa. Lagi pula Tuan Oscar sudah mengirimkan uang untuk Mami dengan jumlah yang besar dan Mami akan kirimkan kepadamu semuanya." Mami Louis terdiam sesaat hingga membuat Cassandra juga ikut terdiam. Hanya terdengar suara helaan napas keluar dari mulut Mami Louis. "Nak, apapun yang kamu lakukan saat ini untuk hidupmu sudah menjadi pilihanmu. Mami tidak lagi ikut campur karena kamu yang akan menentukannya. Saat ini, Mami hanya bertugas mengurusi rekan-rekanmu yang lain," ucap Mami Louis yang membuat Cassandra terharu. Ternyata kasih sayang Mami Louis kepadanya luar biasa. Dia tidak menyangka kalau Mami Louis bisa baik kepadanya. Dia berpikir kalau Mami Louis hanya memanfaatkan uang yang dia dapatkan dengan menjual tubuhnya, tapi nyatanya tidak. "Tidak perlu, Mami. Itu sudah hak Mami. Punyaku sudah ada, aku tidak berhak untuk menerimanya," jawab Cassandra. "Tidak apa, ambillah untuk bonusmu. Ya sudah, nak Mami tutup dulu ya. Ada pelanggan yang ingin bernegoisasi. Jaga kesehatanmu dan ingat jangan pernah jatuh cinta dengan klien kita. Jika terjadi maka hidupmu akan hancur nantinya." Pesan Mami Louis yang membuat Cassandra terdiam. Air mata Cassandra mengalir mendengar pesan dari Mami Louis. Pesan seorang ibu yang mengatakan untuk tidak jatuh cinta terlalu dalam dengan pasangan. "Baik, Mami. Terima kasih banyak. Jaga kesehatan Mami. Kalau ada apa-apa, beritahukanlah kepadaku. Aku akan mengunjungimu," ucap Cassandra yang mengakhiri panggilan tersebut. Cassandra menghapus air matanya dengan tangan bergetar. Air matanya turun tanpa bisa dia bendungan. Cassandra memeluk kedua kakinya yang ditekuk ke atas, sambil menenggelamkan wajahnya di kedua kaki dan menangis. Tubuhnya bergetar hingga akhirnya Cassandra tertidur di sofa. Keesokan harinya suara dering ponsel terdengar. Membangunkan Cassandra yang terlelap. Cassandra merenggangkan tubuhnya, dia melihat sekitar dan menghela nafas. Lagi-lagi dirinya tidur di sofa. "Ada apa denganku, kenapa aku bisa tidur di sofa ini. Hah! Hari ini harus lebih baik dari hari sebelumnya," ucap Cassandra yang motivasi dirinya. Tanpa menunggu lama, Cassandra segera meraih ponselnya. Terlihat nomor yang tidak dikenal menghubungi dirinya. Cassandra mengabaikannya, dia bergegas mandi karena sudah lewat dari pertemuan dia dengan Oscars dan juga Zain. Oscar yang duduk kursi kemudi menghela nafas, panggilannya tidak dijawab oleh Cassandra. Sedangkan Zayn hanya terlihat tenang dan tidak peduli. Dirinya masih mengirimkan pesan kepada Mauren. Akan tetap, tidak dijawab oleh Mauren. "Zayn.Apa yang kamu lakukan, hm? Telepon wanita itu, tanyakan kepada dia, ada di mana dia sekarang ini. Coba lihat, sudah jam 10.00 pagi. Janjinya jam 07.00 atau jam 08.00 paling lama. Ini sudah lewat 2 jam kita menunggu di sini. Aku sudah lumutan dan sebentar lagi aku akan jadi fosil di sini." Oscar kesal dengan Cassandra yang tidak juga memberikan kabar kepadanya. Oscar mengacak rambutnya, dia benar-benar frustasi. "Oh, ya Tuhan. Ada apa dengan para wanita. Kenapa mereka selalu saja mengingkari janjinya. Beruntung aku tidak mempunyai kekasih hanya simpanan saja," omel Oscar yang membuat Zayn menggelengkan kepala. "Makanya, tidak perlu membuat janji dengan dia dan membuat kontrak kerjasama konyol itu, lebih baik aku berada di kantor saat ini. Semuanya gara-gara dia dan kamu. Kalian berdua aku melewatkan masa kerjaku yang sangat penting. Menyebalkan sekali kalian," omel Zayn balik yang membuat Oscar menggarukkan kepala. Harusnya mereka ada pertemuan, tapi karena kerjasama yang dia buat untuk sahabatnya ini membuat mereka harus menunda untuk bertemu dengan klien mereka. "Aku tidak tahu ini akan terjadi. Aku sudah menghubunginya, dia tidak menjawabnya. Bukan salahku. Oh, tunggu dulu siapa tahu dia menjawab teleponmu. Hayo telpon dia. Ini nomornya Zayn. Catat dan telepon dia. Bukannya kalian sudah sepakat untuk melakukan hubungan ini? Jadi cepat hubungi dia. Ayo," perintah Oscar. Namun dijawab Zayn dengan menggelengkan kepala. "bukan aku yang menginginkannya, tapi kamu. Jadi, urus sendiri," jawab Zayn yang membuat Oscar mengela nafas. "Memang aku yang menginginkannya, tapi aku lakukan demimu bukan demiku. Lagi pula kenapa isi perjanjian kalian seperti itu. Tidak boleh ada yang jatuh cinta. Bagaimana kalau kalian jatuh cinta benaran. Apakah kontrak kalian akan berakhir?" tanya Oscar yang tubuhnya miring ke belakang untuk melihat Zay yang saat ini terlihat cuek dan masa bodoh. "Tidak mungkin. Karena aku sudah mencintai istriku di sini. Jadi, tidak mungkin aku mencintaimu wanita simpanan itu. Bukankah dia hanya untuk mainanku saja. Jadi, buat apa mencintai mainan lebih baik mencintai istri sendiri," jawab Zayn yang membuat Oscar terkejut. "Kamu gila. Bisa-bisanya kamu mengatakan wanita itu mainan. Pantas saja kamu dimainkan oleh wanita. Itu karena pemikiranmu seperti itu Zayn. Kamu terlalu picik, tidak baik Zayn menilai seseorang hanya karena sebuah pekerjaan yang menurut orang lain hina. Camkan itu," sela Oscar yang membuat Zayn terdiam. Tidak ada lagi pembicaraan antara keduanya. Oscar memandang ke arah depan untuk melihat apakah Cassandra sudah tiba atau belum. Namun nyatanya mereka belum juga menemukan Cassandra. Oscar menghela nafas, dia tidak tahu lagi harus berkata apa. Saat dirinya hendak pergi, tiba-tiba Cassandra muncul tepat di depan lobby apartemen mewah yang sudah disepakati oleh ketiganya. "Itu dia datang. Ayo kita hampiri dia sekarang juga. Dan kamu pakai topimu dan maskermu nanti ketahuan orang jika kamu datang ke sini. Bisa-bisa reputasi perusahaan akan hancur kamu juga. Ayo," ajak Oscar yang segera memakai topi dan masker. Zayn tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya mengikuti saja perkataan dari Oscar. Keduanya segala turun dari mobil dan menemui Cassandra. Oskar mengirimkan pesan untuk langsung ke unit apartemen dan dia juga mengirimkan pin sandi untuk membuka apartemen tersebut. Cassandra yang mendapatkan pesan yang seseorang yang sedari tadi menghubunginya mengerutkan kening. "Oh, ini dari Oscar. Baiklah, aku akan langsung ke sana," gumamnya. Cassandra segera naik ke lantai di mana unit apartemen yang mereka sepakati berada. Sesampainya di depan unit apartemen, Cassandra segera menekan sandi apartemen dan setelah terbuka Cassandra terkejut melihat apartemen yang super duper mewah berbeda dari apartemennya. Dia berpikir apartemennya lebih mewah, tapi nyatanya tidak. Ada yang lebih mewah lagi. "ini benar-benar gila. Apartemennya mewah sekali. Aku tidak menyangka, apakah aku akan tinggal di sini selama 1 tahun." Cassandra masih menganggumi interior aparteman tersebut. "Oh, ya Tuhan. Aku benar-benar tidak menyangka ini luar biasa, aku suka," ucap Cassandra yang segera melangkahkan kaki mengelilingi apartemen. Cassandra melihat seluruh apartemen yang super mewah. Cassandra segera duduk di sofa. Dia merasakan kelembutan dari sofa tersebut. Tidak lama terdengar pintu terbuka dan suara dari Oscar yang mengomel. "Oh, ya Tuhan. Cassandra! Apa-apaan ini. Kamu sudah membuat kami lumutan di parkiran. Apa kamu tidak tahu kalau kami itu banyak kerjaan bukan hanya mengurusimu. Kenapa kamu tidak menjawab teleponku, pesanku juga tidak dijawab. Apa-apaan ini," omel Oscar yang segera duduk tepat di depan Cassandra. Tatapan Cassandra langsung tertuju kepada Zayn yang terlihat begitu rapi dan menawan. Siapa yang tidak kenal dengan Zayn. Cassandra mencari informasi mengenai Zayn dan dia terkejut ternyata Zayn adalah suami orang yang istrinya seorang model yang sangat terkenal dan cantik. Akan tetapi, dia tidak peduli. Saat ini, dirinya sudah bekerja dan akan dikontrak setahun oleh Zayn. Jadi, dia harus menjalaninya. "Aku tidak tahu," jawab Cassandra singkat padat membuat Oscar menggangga mendengar jawaban singkat dari Cassandra. "Apa katamu? Tidak tahu?" tanya Oscar dengan nada suara yang tinggi. Akan tetapi, langsung dijawab oleh Cassandra dengan menganggukkan kepala dan raut wajah tanpa dosa.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN