"Tidak tahu katamu? Oh, ya Tuhan. Apa-apaan kamu ini Cassandra. Kami sudah menunggu cukup lama di parkiran tapi kamu mengatakan tidak tahu. Untuk menjawab telepon pun kamu tidak bisa. Ke mana teleponmu?" tanya Oscar.
Cassandra segera menunjukkan ponselnya kepada Oscar tanpa menjawab. Dia menggerakkan ke kanan dan kiri tepat di wajah Oscar. Oscar yang melihatnya hanya menghela nafas.
"Sudah cukup, aku tidak ingin berdebat denganmu. Sekarang tanda tangan ini dan ikuti semua yang sudah tertera di sana. Ingat, tidak boleh melayani pria selama 1 tahun, 1 menit dan pokoknya 1 detik pun tidak boleh pergi dengan pria. Harus memberitahukan pihak pertama yaitu Tuan Zayn."
"Dan, kedua yang harus diingat kamu Cassandra harus melayani pihak pertama. Tidak boleh membantah, tidak boleh protes dan jika telepon harus menjawabnya. Tidak boleh telpon Tuan Zayn. Biarkan Tuan Zayn yang menghubungimu terlebih dahulu."
"Hm, satu lagi yang harus diingat kalau kamu mau pergi boleh. Tapi, hubungi Zayn atau aku saja. Tujuannya untuk menjaga kerahasiaan dirimu dan Zayn. Terus yang kedua maksudnya yang selanjutnya tidak boleh mengajak pihak pertama keluar itu di larang."
"Hah! Apa lagi, ya? Ah, yang selanjutnya kamu baca sendiri. Sisanya seperti yang kamu minta tidak boleh ada yang jatuh cinta baik pihak pertama ataupun pihak kedua. Jika itu terjadi maka konsekuensi ke kamu berat. Sampai di sini bisa di mengerti?" tanya Oscar kepada Cassandra.
Oscar juga melirik ke arah sahabatnya yang juga majikannya agar memahami apakah yang sudah mereka sepakati dengan apa yang dirinya tulis.
"Aku ikut saja," jawab Zain dengan singkat.
"Aku juga, tapi jika dia yang jatuh cinta bagaimana?" tanya Cassandra.
"Itu tidak mungkin. Aku tidak akan pernah jatuh cinta denganmu," jawab Zayn dengan singkat.
"Aku tahu, tapi kalau itu terjadi apakah kontrak ini batal?" tanya Cassandra.
"Tentu saja itu tidak akan terjadi, aku katakan karena aku masih mencintai istriku. Sampai sini paham dan jangan berpikir kalau aku mencintaimu. Lihat dirimu itu kalau bukan karena sahabatku tidak akan mungkin aku mau melakukan ini, mengerti!" tegas Zayn yang membuat Cassandra terdiam.
Dia tidak menyangka kata-kata dari Zayn membuat hatinya terluka. Cassandra hanya diam dan dia bisa apa saat ini. Bukan mau dia mempunyai pekerjaan ini.
Semua yang dia alami, karena ketidakadilan dalam kehidupan dia. Cassandra ingin menangis namun dia tahan air matanya yang ada di pelupuk mata.
Tatapan kebencian terlihat jelas di matanya. Cassandra benar-benar menyesal untuk melakukan perjanjian kontrak dengan Zayn. Akan tetapi, sudah terlanjur Mami Louis menerima uang dari mereka. Jika dia membatalkan maka Mami Louis akan mengembalikan uang tersebut lebih dari apa yang diberikan Oscar.
Oscar yang melihat situasi yang tidak menegangkan langsung berdehem dan menengahi keduanya. Dia takut jika Cassandra menolaknya karena Mami Louis mengatakan jika Cassandra menginginkannya, maka dia akan lakukan sesuai keinginannya.
Jika tidak, maka Cassandra akan memulangkan uang yang dia berikan walaupun harus mengganti dua kali lipat atau lebih. Untuk itu Oscar berusaha agar Cassandra mau menerimanya.
Karena menurutnya, Cassandra lah yang cocok dengan Zayn.
"Baiklah ... baiklah, sudah cukup perdebatannya. Untuk poin yang tadi aku katakan sekali lagi. Ya Tuhan aku pusing. Begini, perjanjian akan batal jika keduanya saling mencintai. Jika pihak pihak pertama yang membatalkannya tidak dikenakan sanksi apapun. Tapi, jika pihak kedua melakukan itu, maka seperti diawal kita ketemu denda. Sudah cukup sudah puas? Tidak ada perdebatan lagi,.menyebalkan kalian berdua ini," omel Oscar yang kesal melihat keangkuhan dari Cassandra dan juga sahabatnya.
Cassandra segera menandatangani tiga lembar surat kontrak dan menyerahkan ke Zayn. Zayn pun menandatangani surat kontrak tersebut tanpa banyak protes. Setelahnya, Oscar sebagai saksi ketiga ikut tanda tangan.
Setelah semuanya rampung, Oscar menyimpan kembali.
"Baik, semuanya selesai ya. Dan ini akan aku simpan di tempat yang aman. Aku tidak akan memberikan surat pertinggal ini untukmu mengerti. Mulai sekarang, kamu adalah wanitanya Zayn. Lebih tepatnya, wanita simpanan Zayn jadi apapun yang Zayn minta atau lakukan kamu harus menurutinya. Sampai di sini paham!" tegas Oscar yang dijawab Cassandra dengan menganggukkan kepala.
Cassandra tidak banyak bicara, dia lebih memilih diam. Dia masih merasakan sakit hati mendengar kata-kata Zayn yang tadi. Perkataan Zayn seperti sembilu untuknya. Namun Cassandra hanya bisa sabar dan menerima hinaan tersebut.
Sudah banyak hinaan yang dia dapatkan, tapi entah kenapa hinaan dari Zayn kali ini membuat dia terluka seolah-olah Zayn ini kekasihnya. Tapi balik lagi, Cassandra memilih diam.
Oscar yang melihat situasi di apartemen tersebut tidak kondusif memilih untuk pergi menjauhkan Zayn dengan Cassandra.
"Ayo kita pergi, urusan kita finish. Ayo," ajak Oscar untuk meninggalkan apartemen tersebut.
Zayn pun segera pergi tanpa sedikitpun mengeluarkan sepatah kata. Oscar menghela nafas melihat kelakuan dari Zayn.
"Cassandra, kamu jangan masukkan ke dalam hati perkataan dia. Dia memang seperti itu. Aku yakin dia tidak akan menyakitimu. Kamu sabar ya. Dan satu lagi, aku sudah mengirimkan uang untukmu sebagai perjanjian pertama kita dan itu jumlahnya sesuai dengan yang di surat kontrak. Aku harap kamu bertahan," ucap Oscar yang dijawab oleh Cassandra dengan menganggukkan kepala.
Makna bertahan itu sangat dalam akan tetapi Cassandra memilih diam. Oscar pun segera pergi setelah mengatakan itu. Oscar, sebenarnya tidak enak dengan apa yang Zayn katakan.
Memang pekerjaan dari Cassandra itu sangatlah hina, tapi tidak sepantasnya Zaiyn mengatakan itu. Oscar berlari menyusul Zayn yang sudah sampai di pintu lift.
Oscar hanya bisa diam, tidak ada satu kata pun yang dia ucapkan ke Zayn. Sedangkan Cassandra yang melihat kepergian Oskar dan pria yang akan dia layani nantinya pergi dari hadapannya langsung menundukkan kepala.
Air matanya yang tadi dia tahan langsung keluar begitu saja. Dia sudah tidak bisa lagi membendungnya. Air matanya benar-benar mengalir membasahi pipi cantiknya, tubuhnya bergetar hebat.
Cassandra benar-benar merasa tersakiti. Entah kenapa dia merasa tersinggung dengan kata-kata yang keluar dari mulut Zayn.
"Kenapa, kenapa seperti ini. Kalau memang dia tidak suka dia harus menolaknya. Tapi kenapa dia melanjutkannya. Dia tidak perlu menghinaku. Aku tahu kalau aku ini tidak sebaik istrinya. Tapi, aku masih punya perasaan. Tidak bisakah dia sedikit saja menjaga perasaanku walaupun pekerjaanku hina! Tapi itu semua bukan keinginanku." Cassandra menumpahkan kesedihannya.
Dia masih terus menangis tanpa henti. Puas menangis Cassandra menghapus perlahan sisa air mata yang membasahi pipinya dan bergegas keluar dari apartemen. Dia akan bekerja seperti semula, bukan melayani para pria namun bekerja di cafe.
"Apakah aku harus memberitahukan Tuan Oscar kalau aku bekerja di cafe hari ini. Ah, aku rasa tidak perlu. Lagi pula, aku bukan melayani p****************g tapi aku melayani para pembeli. Jadi, aku tidak perlu menghubunginya,* ucap Cassandra yang memutuskan untuk tidak menghubungi Oscar ataupun Zayn.
Karena menurutnya ini tidak ada hubungannya dengan kontrak. Cassandra segera masuk ke dalam lift dan menekan tombol 1 menuju ke lobby. Sesampainya di lobby, Cassandra terus ke parkiran dan masuk ke dalam mobil tidak perlu menunggu lama Cassandra melajukan mobil menuju ke Cafe yang jaraknya juga tidak terlalu jauh dari apartemennya.
Cassandra sangat beruntung apartemen yang saat ini dia tempati dekat dengan tempat kerjanya. Berbeda dengan apartemen miliknya yang sedikit jauh. Sesampainya di cafe, Cassandra langsung memarkirkan mobil dan dia masuk dari arah pintu belakang dan berganti pakaian.
Cassandra bergabung dengan para pekerja lainnya. Cassandra menyibukkan dirinya dengan pekerjaannya. Dan melupakan sakit hati, kekecewaannya.
"Semangat, Sandra. Kamu bisa," ucap pelan Cassandra pada dirinya.
Cassandra mengantar minuman kemeja 67 saat meletakkan nampan di meja, dirinya terkejut melihat siapa yang ada di meja tersebut.
"Sandra, ngapain di sini?" tanya orang tersebut kepada Cassandra.
Dengan malas dan raut wajah kesal, Cassandra menjawab singkat pertanyaan orang tersebut.
"Kerja," jawab Cassandra.
"Apa katamu, kerja? Apa tidak salah dengar aku. Kamu kerja di sini ?" tanya orang tersebut lagi dengan wajah keterkejutannya dan senyum mengejek.