Bab 7. Keributan Di Cafe

1285 Kata
"Tidak. Kenapa dengan kerjaku? Apa ada masalah denganmu, Morin?" tanya Cassandra yang membuat Morin tertawa renyah mendengar jawaban Cassandra. "Aku tidak menyangka, bisa-bisanya kamu bekerja di tempat seperti ini. Apa uangmu habis, Cassandra? Sehingga kamu bekerja di tempat ini. Apakah kamu tahu bekerja di sini itu gajinya tidak cukup untuk menghidupimu yang glamor, apakah aku benar uangmu habis atau jangan-jangan sudah tidak ada lagi yang memesanmu?" tanya Morin menahan tawa. "Ups, maafkan aku. Begini Cassandra maksudku bukan menghinamu aku hanya terkejut dan penasaran kenapa kamu di sini. Apakah benar sudah tidak ada lagi yang bisa kamu layani setiap malamnya. Apa mereka sudah kabur dan tidak menyukai tubuhmu lagi ?" tanya Morin kembali dan kali ini dengan suara yang cukup keras hingga membuat semua orang melihat ke arah Cassandra dan Morin. Cassandra yang memegang nampan yang ada minumannya hanya bisa diam, tangannya sedikit bergetar namun dia tetap tenang, dia tidak ingin dipecat karena membuat keributan. Walaupun nantinya dia akan dipecat karena pekerjaannya di dunia malam akan tetapi Cassandra memilih untuk diam. Dia yakin kalau manajernya atau teman-temannya tidak akan memandang rendah dirinya. Semua pengunjung cafe termasuk pekerja yang mengenal Cassandra di cafe tersebut menatap Cassandra dengan tatapan yang sulit dia artikan. Dia tidak tahu artinya apa. Apakah tatapan kebencian, tatapan hinaan atau tatapan yang lainnya. Cassandra mencoba membela dirinya membalas apa yang sudah dikatakan oleh Morin. "Jangan mencoba menghinaku, Morin. Kamu harusnya sadar diri, kamu itu siapa. Kamu tidak lebih baik dariku. Kalau boleh dikatakan, kamu itu sama sepertiku. Jadi, aku tidak perlu bicara denganmu. Aku wanita malam karena suatu kondisi. Tapi kamu memang berniat berkerja tanpa ada paksaan." "Oh, satu lagi, bukannya kamu sudah ketahuan oleh istrinya pria yang kamu layanin itu? Dan aku dengar kamu juga dihina habis-habisan olehnya. Dan kamu juga hampir dibunuh bukan dengan istri dari pria itu. Apa sekarang kamu masih dengannya atau kamu mencari pria bersuami lain untuk menafkahi kehidupanmu yang glamor itu?" tanya Cassandra yang langsung membuat Morin terdiam. Morin tidak menyangka kalau Cassandra membuka aibnya di depan semua orang. Terlebih lagi saat ini, dia bersama seorang pria yang menjadi incarannya. Pria kaya raya dan dia juga mempunyai seorang istri. Pria yang baru dia temui akan dia jadikan mesin ATMnya. Sedangkan pria yang dikatakan oleh Cassandra masih menjadi cadangannya, dia tidak akan melepaskan pria itu walaupun sudah dihina dicaci dan hampir dibunuh oleh istri dari pria tersebut karena pria itu masih memberikan dia uang. Makanya, dia bertahan dengan pria tersebut. Pria yang bersamanya menatap ke arah Morin dengan tatapan yang tajam. Pria itu meminta penjelasan atas apa yang Cassandra katakan. Morin yang tahu prianya itu menatapnya dengan tajam segera angkat bicara untuk membela dirinya. "Tutup mulutmu! Dasar pelayan tidak tahu diri. Terkutuklah kau!" teriak Morin dengan kencang. Napas Morin naik turun wajahnya merah padam, Morin tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Cassandra dan dia menepis nampan yang ada di tangan Cassandra dan nampan tersebut langsung jatuh ke bawah bersama dengan dua gelas minuman yang pecah berderai membuat suasana di cafe kacau karena pertengkaran antara Cassandra dan juga Morin. Manager Cafe segera mendekati keduanya, dia sedari tadi memperhatikan Morin dan juga Cassandra secara bergantian. "Maaf, Nona jangan membuat kekacauan di cafe ini, tolong kerjasamanya. Di sini banyak pelanggan jadi hargai tempat ini. Dan maaf jika pelayan kami membuat Anda tidak nyaman. Cassandra, cepat kembali ke belakang dan bersihkan ini semua. Ayo cepat," perintah manager tersebut kepada Cassandra untuk segera membersihkan pecahan yang jatuh akibat ulah Morin. "Oh, Anda managernya wanita malam ini! Beritahukan kepada pelayan Anda ini untuk sopan dengan saya. Saya tamu Anda di cafe ini. Anda pasti tahu 'kan tamu adalah raja. Jadi kalian harus melayani saya dengan baik. Bukannya melayani saya dengan baik dia malah menghina saya. Harusnya Anda memecatnya jika tidak memecat wanita malam ini, maka Cafe Anda ini akan hancur karena memiliki pelayan yang tidak sopan dengan pelanggan!" bentak Morin yang mencoba untuk menghasut manager tersebut. Namun sang manager tersenyum mendengar apa yang Morin katakan. Sang manager menundukkan kepala. "mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, Nona. Tapi saya mohon kepada Anda untuk bersikap baik dengan semua karyawan saya di sini. Kami melayani para pengunjung dengan cukup baik jika ada tamu yang tidak sopan maka kami akan ikut menegurnya." "Kami juga tidak peduli jika cafe kami ini di cap tidak baik. Untuk itu, saya himbau kepada Anda Nona untuk tidak mencari masalah di cafe ini dan mencari keributan dengan karyawan kami. Bukan hanya dengan Cassandra tapi dengan yang lainnya. Mohon pengertiannya dan mohon maaf atas ketidaknyamanan Anda berada di cafe ini," ucap sang manager yang membela Cassandra. Sang manager bukan hanya Cassandra saja tapi semuanya. Banyak karyawan yang bernasib sama seperti Cassandra dan dia membelanya. Jadi manager tersebut tidak pilih kasih. Mendengar Cassandra di bela oleh sang manager membuat Morin semakin marah dan murka. Morin segera pergi dari cafe tersebut dan saat dirinya hendak keluar cafe terdengar suara teriakan dan cemoohan dari semua orang yang ada di cafe tersebut. Pria yang pergi bersama dengan Morin juga ikut keluar ia terlihat marah dengan Morin di luar. Sang manager hanya bisa menghela nafas. Dia tersenyum ke arah para pengunjung dan menundukkan kepala. "Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Silahkan kembali menikmati makanan dan minuman yang ada di cafe ini. Sekali lagi maaf dan terima kasih," ucap sang manager yang segera pergi. Sedangkan Cassandra sudah membawa peralatan kebersihan untuk membersihkan lantai. Tidak ada lagi yang memandangnya Cassandra, semua seperti biasa saja. Cassandra hanya diam, dia tahu saat ini pasti managernya marah dengannya. Dirinya masuk ke cafe ini dengan cara berbohong. Cassandra mengatakan kalau dia itu mahasiswi, tapi nyatanya tidak. Saat sudah membersihkan meja dan lantai Cassandra berada di belakang. Dia hanya duduk melihat beberapa karyawan yang sedang bekerja. Saat dirinya termenung, rekan kerja menghampiri Cassandra. "Cassandra, dipanggil Pak Manager," ucapnya. Sang manager memanggil Cassandra untuk masuk ke dalam ruangannya. Cassandra mendengar dirinya dipanggil menghela nafas dan dia akhirnya melangkahkan kaki dengan gontai menuju ke ruangan Manager. Sesampainya di depan pintu, Cassandra mengetuk pintu. Terdengar suara dari dalam yang mempersilahkan Cassandra masuk. Saat membuka pintu, Cassandra menundukkan kepala. "Silakan duduk, Cassandra," ucap manager meminta Cassandra untuk duduk. Cassandra menundukkan kepala, dia yakin kalau dirinya akan dipecat. Suasana masih hening tidak ada yang berbicara sama sekali. Hanya terdengar suara helaan napas yang berat. "Cassandra, kenapa kamu berbohong kepada saya?" tanya sang Manager dengan lembut. "Jika saya jujur, apakah Anda akan menerima saya bekerja di sini. Saya tahu, kalau saya ini wanita hina dan wanita malam yang tidak pantas untuk bekerja di manapun. Tapi bukan kehendak saya untuk bekerja di seperti itu. Untuk itu, saya mencari pekerjaan lain. Siapa tahu saya bisa meninggalkan pekerjaan lama saya," ucap Cassandra yang membuat sang Manager hanya diam dan terpaku dengan kata-kata Cassandra. Benar yang dikatakan Cassandra jika memang dia memiliki pekerjaan yang pantas, dia pasti akan meninggalkan pekerjaan itu. Sebenarnya, pekerjaan di cafe tidaklah cukup untuk membiayai kehidupannya saat ini. Terlebih lagi, dia sudah terikat dengan Mami Louis. Dia juga harus membayar uang jika ingin keluar dari tempat Mami Louis. Walaupun Mami Louis tidak meminta, tapi sedari awal saat dia masuk ke pekerjaan itu dia sudah diberikan peringatan jika ingin keluar dia harus membayar sejumlah uang. Dan sekarang ini dia mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk membayar pinalti kepada Mami Louis dan juga mengumpulkan uang untuk mencari keberadaan Ayah tirinya untuk menghukum Ayah tirinya tersebut. Namun sampai sekarang, dia belum bisa mengumpulkan uang sebanyak yang diminta oleh Mami Louis di saat pertama dia masuk dan dia juga belum bisa menemui keberadaan dari ayah tirinya. "Yakin ingin bekerja di sini?" tanya Sang manager ke Cassandra. "Yakin, tuan. Dan saya minta maaf kalau membuat masalah, sekali lagi saya minta maaf," jawab Cassandra. "Baiklah, saya akan izinkan. Tapi, ada syaratnya. Apakah kamu mau menerima syarat dari saya?" tanya Sang manager.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN