Aila baru saja turun dari boncengan Radit. Radit masih memarkirkan motor di garasi sedangkan Aila mulai melangkah menuju teras. Tampak Kanya yang sedang berdiri di teras. Mimik mukanya tidak dapat ditebak, hanya terlihat seperti gelisah tetapi berusaha Kanya tutupi. “Assalamu’alaikum, ma,” salam Aila. Ia melepas sepatu kerjanya dan meletakkannya di rak sepatu yang diletakkan di teras. Kemudian ia menyemprotkan hand sanitizer dan mencium punggung tangan surganya. “Wa’alaikumsalam, kak. How was your day? Fun or hectic?” Pertanyaan Kanya membuat Aila mengernyit bingung. Tidak biasanya mamanya akan bertanya hal seperti itu. “Ya seperti biasanya, ma. Tapi nggak terlalu padat dan dikejar deadline,” jawab Aila. “Ada apa emangnya, ma? Tumbenan mama tanya gini.” “Masuk dulu yuk, kak,” ajak K

