Bab 106 Berlatih Menembak

1090 Kata

Yana Jazada akhirnya terbangun sekitar dua jam kemudian. Tubuhnya sudah dibersihkan dan mengenakan pakaian baru yang terlihat mahal. Saat dia hendak bangun, ada rasa perih yang menjalar di sekujur tubuhnya. Dia meringis kesakitan mengingat apa yang Kafka lakukan sebelumnya. Matanya melirik ke arah jendela, seketika wajahnya terasa berat. Padahal dia sudah berharap waktu telah berlalu sangat lama sehingga tidak perlu melihat mantan suaminya lagi. Namun, siapa sangka kalau sekarang masihlah hari yang sama. Dia menatap ponselnya dengan tatapan muram dan putus asa. Benar-benar hidup yang menyedihkan! “Nona Yana, Anda sudah bangun?” suara Bibi Jelita terdengar dari arah pintu. Dia bergegas masuk ke ruangan sembari membawa nampan makanan untuknya. Yana mulai berkeringat dingin, mencoba bersan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN