LOVE ME NOT!

jakarta, 2005 "Besok gue duduk di sebelah lo, ngerti! " raga menatap sosok bertubuh gempal di hadapannya. sosok itu seketika memucat melihat raga yang sekepala lebih tinggi dengannya, berkacak pinggang sambil memasang tampang sangar. "ke..kenapa?" tanya sosok gempal itu lirih, bernada tertekan. "ada ulangan matematika, jangan sok lupa deh lo!" seru raga sedikit membungkuk, mendekatkan wajahnya ke telinga cewek itu, zelina. "lo harus kasih gue contekan!" bibir zelina mengerucut takut. "kan bu guru tahu kalau gue duduk di depan sendirian, sedangkan lo duduk di belakang". "ehh berani ternyata lo sama gue?" raga mendekat berusaha membuatnya semakin takut. " berdiri lo! " bahasa tubuh sosok gempal zelina menjadi kaku. "jangan ga ,ntar gue aduin ke bunda..." hahahaha! tawa raga langsung menggelegar seperti petir menyambar di tengah hari cerah. "eh, eh, pada denger nggak temen-temen, dia mau ngadu ke bunda katanya!" beberapa anak bergerombol di sekitar mereka berdua pun ikut tertawa. "zelin cengeng ! zelin cengeng!" sambil bergoyang pinggul raga mulai melantunkan nada olokan yang tak enak di dengar. lagu dadakan itu segera di ikuti oleh beberapa anak, tak sampai 5menit seluruh kelas 6B sudah ikut bernyanyi. zelina mengigit bibir, lalu menunduk tanpa suara. "zelin nangis....zelin nangis..." itu hanya satu dari ratusan kejadian yang membuat zelina benci setengah mati pada raga. keesokan paginya zelina menanyakan sesuatu dengan gaya acuh tak acuh sambil meminum coklat hangat yang di sajikan sang bunda bersama sepiring roti bakar. ia sudah mengenakan seragam merah putih lengkap dengan dasi dan topi bertuliskan nama sekolahnya."ayah gak bisa pindah kerja, bun?" tanya zelina sambil berpaling "kok tanyanya gitu si, kenapa?" bunda hanya melirik sekilas putri semata wayangnya yang berusia 11 tahun itu. "karena hari ini ada ulangan matematika," sahut zelina setelah terdiam sambil mengunyah rotinya.ia sibuk memikirkan bagaimana cara menceritakan hari-hari buruknya di sekolah gara-gara mahluk kurus ceking dan kejam bernama raga.tatap bunda heran. "atau kalau gak, pindah sekolah deh bun" zelina tersenyum lebar hingga deretan gigi rapinya terlihat. bunda hanya mengeleng-gelengkan kepala. "nanti kalau ada ulangan IPA atau bahasa inggris kita harus pindah lagi?" zelina berpikir sejenak. "kalau begitu, bunda bisa gak memindahkan tetangga depan rumah kita?" sekarang ibunda zelina menghentikan aktivitasnya dan memasang raut wajah serius. "yang mana?" "si kurus itu bun." "andra?" "yang lebih kurus lagi." "dimas?" "yang paling kurus ceking." "raga?" "iya.bisa nggak, bun?" ibundanya tertawa. "kenapa, sayang? raga kan baik sama kamu. setiap ayah keluar kota, raga pasti nungguin kamu buat pergi sekolah bareng, pergi les bareng, terus rajin kesini buat ngerjain tugas sekolah bareng." sang bunda mengelus rambutnya sekilas. "sebentar lagi pasti dia manggil supaya bisa bareng ke sekolah." ya, mama zelina hanyalah ibu rumah tangga pada umumnya, yang setiap pagi mengantar anaknya ke sekolah. sedangkan papi dan mami raga keduanya pengusaha yang jarang sekali berada di rumah.seperti pagi ini ,subuh tadi papi dan maminya sudah pergi ke bandara untuk meeting di luar kota.raga sering di titipkan kepada keluarga zelina. zelina menutup mulutnya rapat-rapat. tepat seperti dugaannya, begitulah penilaian bundanya kepada raga, tetangga depan rumah, sekaligus teman sekelasnya yang kejam itu. artinya zelina tidak bisa mengharapkan bantuan bundanya lagi untuk urusan ini.dia harus membalaskan dendam sendiri. Bukk!!! "aaawww !sakiiittt!! " zelina memutar badan dengan cepat, melihat sebuah buku komik serial detective meluncur cepat dari arah tengkuknya menuju kakinya. raga menatapnya galak, wajahnya berlipat jelek. "sialan cari mati lo!" sungut zelina, tetapi dengan suara pelan. "hebat baru sehari pake rok warna biru udah berani ngelawan gue, heh?!" raga bergerak maju dengan cepat. "lo ngomong apa ke nyokap gue!" tanpa ragu pria remaja itu mencengkram kerah seragam putih zelina. "gue nggak ngomong apa-apa." zelina mendesis, menegakkan tubuh sehingga cengkeraman raga terlepas. mereka berdiri berhadapan dengan mata saling melotot. "bohong, buktinya nyokap gue marah banget dan uang jajan gue di stop hari ini. pasti lo..tadi malem lo kerumah gue, bicara sama nyokap gue kan?" zelina berdiri dengan raut wajah sedingin es. "mana dompet lo?" "apa?" "dompet! kuping lo ada masalah? gue mau ambil duit. gara-gara lo, gue nggak dikasih uang jajan, lo yang harus gantiin uang jajan gue!" "enak aja!" tiba-tiba zelina berteriak sekencang-kencangnya dan membuat semua orang yang berada di lorong tersebut, langsung menoleh ke arahnya dan raga. segerombolan anak cowok yang sedang asyik memainkan gitar sambil menyanyikan lagu ada apa denganmu milik peterpan, menghampiri zelina dan menanyakan apa yang terjadi. raga menatap murka pada zelina dan teman-temannya "eh, beraninya keroyokan, maju sini!" teriak raga. telunjuknya mengacung ke arah hidung zelina. "ya iyalah, gue cari bantuan. lo kan udah keterlaluan sama gue!" seru zelina. cowok-cowok itu berdiri rapat di belakang tubuh zelina, membuat raga yang hanya sendirian tanpa sadar mundur secara perlahan dan berlalu. membuat cowok-cowok yang berada di belakang zelina berteriak "cupu lo! beraninya cuma sama cewek!" sorak mereka nyaris bebarengan. "awas aja lo zelina! lo bakal gue buat sangat,sangat, sangat menderita." gumam raga sinis.