bc

Di Pisahkan Oleh Waktu Di Satukan Takdir

book_age18+
39
IKUTI
1K
BACA
drama
tragedy
comedy
sweet
heavy
lighthearted
serious
mystery
scary
spiritual
like
intro-logo
Uraian

pagi hari pada hari senin itu terlihat ramai dengan aktifitas masing masing. begitu juga dengan Abian... anak dari pak yanto tukang satpam kompleks itu. terlihat sudah rapi dan mau berangkat ke sekolah menggunakan moge nya.

entah mengapa bian merasa hari ini begitu bahagia. itu terlihat jelas di raut wajah nya yang berseri seri...

tiba di sekolah bian langsung menuju kantin.sambil menunggu sahabatnya ia pun memesan mie goreng dan teh manis.

dari kejauhan terlihat sang sahabat baik nya... melambai ke arah bian.

" tumben loe pagi pagi dah nyampe sekolah. biasanya juga siang dateng nya..." ucap arif sambil duduk di depan bian

" yang ada loe kali yang selalu kesiangan... "

" hahaha... emang, gue males aja dateng pagi pagi kesekolah. mending molor dulu kan lumayan biar kata cuma beberapa menit doang sih... "

celoteh si arif sambil mengibaskan rambutnya yang basah.

" njir... sue,loe keramas yah. wah... wah... kayak nya ada yang abis mimpi basah nih "

ucap bian sambil mengusap cipratan air akibat dari kibasan si arif.

" mimpi basah apaan, yang ada nih... gue di guyur pake air segayung sama bapak. lagi asyik asyik nya mimpi ketemu bidadari juga. eh... malah kena guyur sama bapak. ya udah lah, terlanjur basah... ya sudah mandi sekalian... "

jawab arif sambil cembetut, ia pun sempet nyanyi lagu terlanjur basah. karena yang di alaminya sama dengan lirik lagu itu.

Abian hanya senyum sambil geleng kepala. lalu lanjut makan berdua dengan si arif. memang mereka udah seperti saudara,makan bareng, tidur bareng, jangan jangan ntar nikah juga bareng..

" eh... loe tau ngga? denger denger nih yah, ada anak baru loh... cewek cantik... seperti nya dia dari kalangan konglomerat. pulang nya aja di antar jemput supir... "

suara dari anak cowok yang tak jauh duduk nya dari bian dan arif. sedang membahas anak baru yang akan dateng ke sekolah mereka.

" loe tau dari mana, loe mah mirip banget kaya lambe turah tau ngga?... "

" sialan loe, ngatain gue lambe turah. kaya tau aja apa itu lambe turah... wkwkwk... "

bian dan arif pun mendengar obrolan ringan mereka. tak terasa bel tanda masuk pun berbunyi. lalu para murid yang sedang di luar itu pun buru buru masuk kedalam kelas masing masing.

Bian dan Arif duduk di satu bangku, meja kedua dari depan dekat meja. karena guru yang mengajar belum datang mereka becanda satu sama yang lain. hingga suara nya terdengar sampai luar ruangan.

saat guru nya sudah dalam kelas bersama murid baru. seketika itu jadi anteng, hening, mata mereka fokus pada anak baru yang cantik itu.

" selamat pagi anak anak... "

sapa bu guru indah pada murid nya

" pagi bu guru... "

para murid pun menjawab dengan serentak.

" kita sekarang punya teman baru yang akan belajar bersama. semoga kalian bisa bersahabat dengan alin yah... "

sang guru pun menjelaskan pada murid nya.

" ayo alin... perkenalkan nama kamu dan asal kamu dari mana... "

" hai... teman teman, saya Alin widjaya saya asli orang jawa. semoga saya bisa bersahabat dengan kalian. terimakasih... "

tepuk tangan terdengar gemuruh, kala Alin usai perkenalan itu.

lalu Alin duduk sejajar dengan bian. di bangku yang kosong. saat hendak duduk tak sengaja mata alin bertemu pandang sejenak dengan bian. mereka pun mengangguk samar.

jam pelajaran pun di mulai, mereka para murid dengan tenang mendengar kan dan mencatat apa apa saja yang di jelaskan oleh bu indah.

bel tanda waktu istirahat berbunyi, para murid langsung berhambur keluar. tapi tidak dengan Alin, ia malah fokus sama pelajaran yang tadi belum sempat selesai.

" kuy lah kita ke kantin..."

ucap arif, lalu tak sengaja menyenggol lengan alin yang sedang mengerjakan tugas nya.

" Sorry Sorry... eeehhh... loe kan anak baru itu kan? kenalin nama gue arif dan ini teman gue bian..."

" iya ngga apa apa kok, nama aku Alin... "

alin menjawab kata kata arif dengan sopan.

" kok elo ngga ke kantin, emang ngga laper? "

si arif pun bertanya sksd.

" kebetulan aku bekel, karena aku pikir hari ini kan hari pertama aku masuk. jadi aku harus mengikuti pelajaran yang ada.

" wuihhh... rajin banget sih loe, eh... ngomong nya jangan pake aku napa? kaya gue aja panggil nya. GUE... "

" isshh... loe mah, udah bagus begitu bilangnya. loe jangan bikin dia grogi lah rif... "

bian pun akhirnya buka suara, untuk membuat keadaan biar ngga gerogi.

" oh iya lin... kalau misal ada tugas yang kamu ngga faham? kamu boleh kok nanya sama aku. ntar aku bantuin... oke... "

ucap bian memandang wajah gadis cantik nan imut itu.

" i... i... iya bian nanti kalau ada yang aku ngga tau aku akan tanya... "

bian pun mengangguk,lalu berjalan keluar menuju kantin.karena melihat teman nya bengong ia pun langsung menarik tangan teman nya itu.

" loe kenapa sih rif, sakit loe? "

" enak aja bilang gue sakit, yang ada loe kali tuh yang sakit. loe kenapa tiba tiba aja aku kamu gitu sama si alin... "

tanya si arif dengan muka penuh selidik. tapi bian hanya menaikkan kedua bahunya.

chap-preview
Pratinjau gratis
Jadian
Kini Alin dan Bian semakin dekat, sudah 6 bulan lamanya... mereka menyimpan rasa cinta satu sama lain. Bian pun masih malu, ia menyimpan rapat rasa cintanya untuk Alin. mungkin bagi mereka lebih baik menyimpan daripada di ungkapan. Padahal... kalau di ungkapkan itu akan lebih baik buat keduanya. 'Biar lah waktu yang akan menjawabnya' begitulah kata kata bian. Kala saat itu di kasih tau sang teman akrabnya.Yaitu Arif, yang bagaikan kakak beradik.Kemana Bian pergi pasti di situ juga ada Arif. " Ayo... Lin, aku antar pulang udah sore juga... " ucap Bian pada Alin... " Emang ngga ngerepotin Bi... kan tugas nya masih banyak. Tadi kamu hanya bantuin aku aja kan...? " " Ntar malem aku lanjutin lagi... yang penting aku anterin kamu dulu. Keburu sore... ayo... " Bukan nya jalan, tapi Alin malah bengong melihat Bian. ia terlihat tampan di matanya, dengan hanya duduk di motor matic papanya.Bian hanya seorang anak dengan asuhan Papa nya yang bernama Yanto.Sedangkan Ibu kandung Bian entah berada dimana. Papa Bian hanya menceritakan kalau Ibu Bian hilang tanpa jejak. Hingga kini Bian berusia remaja, entah kemana sang Ibu nasib nya. Masih hidup kah? atau malah sebaliknya. Sontak Bian pun bangkit dari duduk nya, lalu menghampiri alin yang sedang melamun itu. " Sini... aku pakaikan helm nya, di tungguin juga malah ngelamun. Ngelamun tentang apa sich...? " Ucap Bian sambil memakai kan helm untuk Alin. Alin hanya diam, ia merasa tubuh nya sedikit menegang kala tubuh Bian dekat dengan tubuh nya.Lalu Bian menggandeng tangan Alin. ada rasa bahagia kala melihat tangan nya di genggam kekasih dalam diam nya itu. Perjalanan menuju kediaman rumah Alin tidaklah memakan banyak waktu. mungkin kira kira dua puluh lima menit. Saat kendaraan motor nya sedang melaju dengan cepat. Tiba-tiba... motor nya oleng sedikit. Karena Abian tidak fokus dalam berkendara. Ia tak melihat ada gundukan cor memanjang di tengah jalan. yang biasa di sebut polisi tidur... " Aaaahhh... " Alin pun menjerit hampir saja ia terpental dari motornya Bian. Untung Alin sempat berpegangan di pinggang bian. " Sorry... sorry... aku ngga ngeh, kalau di situ ada polisi tidur. Kamu ngga apa apa kan lin...? tanya Bian kepada Alin, karena bian mendengar alin yang menjerit. walaupun ngga kencang sih... tapi terdengar seperti orang ketakutan. seolah olah akan jatuh. " Iya Bi... aku ngga apa apa kok. kamu juga ngga apa apa kan...? " " Iya... aku juga ngga apa apa " Jawab Bian singkat Lalu Bian menepikan motor nya di pinggir jalan.Ia pun turun, begitu juga dengan Alin. " kok... kita berhenti Bi, kamu ngga ada yang luka kan?" Tanya Alin kepada Bian dengan nada khawatir nya, bukan nya melanjutkan perjalanan nya. Bian malah menepi. " Maaf yah lin... gara gara aku. Kamu hampir aja jatuh tadi... aku ngga apa apa kok lin. malah aku khawatir sama kamu. Soalnya kamu sempat menjerit tadi... " " heheehee... abis kamu sih, orang ada polisi tiduran di situ juga ngga liat. mikirin apa sih Bi... " Canda Alin untuk mengalihkan kegugupan nya. " Hahaha... lagian, polisi kok tiduran nya di tengah jalan gitu sih... " Bian pun membalas candaan Alin. Mereka berdua pun tertawa bersama di pinggir jalan. Mereka melepas tawa dengan candaan candaan kecil mereka. lalu Bian pun akhirnya membuka suara juga. Ia ingin menyampaikan sesuatu yang 6 bulan belakangan ini mengganggu pikiran nya. " Lin... boleh jujur ngga sih... aku mau jujur sama kamu... " Ucap Bian dengan raut wajah tegang dan sedikit malu-malu. " Tapi... kamu jangan marah ya lin. apalagi ketawa setelah aku mengatakan sesuatu sama kamu..." Ucap Bian sambil memandang wajah ayu Alin yang kembali duduk di atas motor Bian.Dengan satu kaki nya ke tanah untuk menopang berat tubuh nya sendiri. " Emang kamu mau jujur tentang apaan sih Bi... kok ngga biasanya kamu ngomong gitu... ok, aku akan coba dengerin kamu ngomong. Dan ngga akan marah apalagi ketawa setelah apa yang akan kamu bicarakan.Tapi... tergantung yah...?" Ucap Alin sambil pura-pura berpikir. " Tergantung apa maksudnya lin... " " Ya... tergantung apa yang akan kamu omongin lah... hihihi... " Alin cekikikan setelah menyelesaikan kalimat nya.Hingga menampakkan deretan putih giginya yang rapi. " Sebenarnya... hmm... sebenarnya... aku... aku tuh... suka sama kamu lin... " " aku menyukai mu semenjak awal aku melihat mu di kelas pas perkenalan itu..." " Aku Cinta selayaknya seorang laki-laki dewasa kepada perempuan yang sudah mencuri hati ku. Dan aku ngga mau kehilangan kamu Lin. Jujur aku takut banget kalau kamu sampai pergi ninggalin aku. Rasanya aku tuh, pengennya deket terus sama kamu Lin." Jalanan yang di lewati oleh Bian dan Alin nampak sepi. Karena memang jalanan tersebut jalanan kompleks. Karena Alin tak merespon ungkapan hatinya. Bian pun menggenggam kedua tangan Alin.Lalu Bian bertanya kembali. Padahal dalam hati Alin,sudah dag-dig-dug. Andai saja Alin tak punya rasa malu. Ingin rasanya Alin teriak memberi kabar pada dunia kalau cinta nya tidak bertepuk sebelah tangan. " Lin... maukah kamu menjadi pendamping hidupku... baik susah maupun senang, kita akan selalu bersama suka dan duka... " Akhirnya Abian mengungkap kan rasa sayang nya untuk Alin. Bian tidak ingin berlama lama menjalin suatu hubungan. setelah lulus nanti, ia ingin melamar alin untuk menjadi istrinya. " Lin... kenapa? apakah kamu marah? karena aku tidak sopan sama kamu lin... maaf kan aku lin... kalau kamu memang... tak... " " hiks... iya, aku mau Bi... hiks... aku mau mejadi pendamping hidup mu. susah atau senang, suka dan duka. hanya bersamamu, asalkan bersamamu aku mau... hiks... " jawab Alin sambil turun perlahan dan memeluk Bian. Alin menangis dalam pelukan Bian. Karena saking haru nya, Alin tanpa sadar memeluk Bian. " Terimakasih lin... karena kamu sudah mau menerima ku..." Mereka pun tersenyum haru, baru kali ini Alin menangis karena bahagia. Karena biasanya ia hanya akan menuruti keinginan sang ayah nya. Alin sudah seperti burung dalam sangkar nya. Hidup nya selama ini seperti boneka, Alin harus menuruti apa kata Ayah nya. Alin merasa Bian dapat membantu dirinya untuk keluar dari rasa tak nyaman nya. Sang Bunda sudah sering menasehati sang Ayah. Namun hanya saat sang Bunda ada di rumah kalau Ayah menjadi ayah yang baik. Tapi sebaliknya, kalau sang Bunda tak ada. Ayah Alin tak segan untuk mengunci dirinya di kamar. Lalu bagaimana kelanjutan kisah kasih antara Bian dan Alin. Mampukah Alin keluar dari jeratan sang Ayah yang memakai topeng?

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

TERNODA

read
198.4K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.6K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.5K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.9K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
44.9K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook