sang bunda shock dengan melihat langsung kejadian yang mengerikan itu. sang bunda pun pingsan. sang Ayah malah terlihat mematung kala sang bunda pingsan. Arka di buat bingung... mereka benar benar di buat trauma bersamaan oleh Alin...
" Ayah... cepat bawa ibu yah... Arka harus melihat Alin... cepat... "
ucap panik sang kakak Alin.
Arka pun langsung lari keluar kamar Alin menuju lantai dasar... di mana jazad Alin yang terlihat mengenaskan. semua tubuh nya remuk dan kepalanya pecah. karena memang pada posisi saat Alin terjun dari balkon dengan keadaan telentang. darah segar mengalir dari kepala Alin. seketika bau anyir dari darah segar itu pun tercium.
Arka terduduk lemas memandang tubuh adik kesayangan nya itu sudah tak bernyawa. sang satpam rumah yang baru keliling mengecek sekitar pun di buat terkejut saat melihat keadaan nona mudanya bersimbah darah dengan keadaan yang sangat mengenaskan.
" inna lillahi wa inna ilaihi ro jiun... ya alloh... non Alin. kenapa non nekat seperti itu... "
ucap pak jono sang satpam itu dengan sedih. dan meneteskan air matanya, hanya saja tak terisak.
" AAAAAHHHH... ALIN.... kenapa kamu jadi seperti ini lin. apa yang sebenarnya terjadi dengan kamu. kenapa kamu menyimpan masalah mu sendiri tanpa memberi tau kakak lin... Alin bangun lin. kakak mau mendengar cerita mu... bangun lin... BANGUN... Aaaahhhh... "
Arka pun mencoba menggoyang goyangkan tubuh Alin yang sudah mulai terasa dingin itu. Arka berteriak histeris memanggil nama adik kesayangan nya itu dengan derai air mata.
Arka menyesal... karena seminggu yang lalu Alin telfon untuk mencurahkan isi hati nya pada sang kakak. tapi... karena waktu di indonesia dengan waktu di luar negeri itu berbeda beberapa jam. membuat Arka memutuskan Sambungan telfon nya dengan Alin. malah ia memilih untuk kembali tidur. karena Arka sendiri sangat lelah waktu itu.
Arka baru menyadari itu... sampai sampai kembali nya sang kakak ke rumah kali ini. ia di buat menyesal,karena ia sedikit egois yang tak mau mendengar keluh kesah sang Alin adik nya.
" maafin kakak lin, maaf... kakak waktu itu ngga mau dengerin omongan kamu terlebih dulu. padahal kamu sangat membutuhkan kakak... sungguh kakak memang egois... "
Arka pun menyesali perbuatan nya masih dengan duduk di pinggir jazad Alin.
" udah den... ikhlaskan kepergian non Alin. agar dia tenang di alam sana... "
pak bowo sang satpam pun memberikan nasehat untuk Arka.
wiuw... wiuw... wiuw...
suara sirine mobil ambulance itu terdengar nyaring. para penghuni kompleks pun keluar,karena mereka penasaran. apa yang sebenarnya terjadi.
mereka yang keluar hanya lah Art dan sang supir di rumah yang dekat dengan rumah pak johan widjaya.
mereka pun bertanya tanya... dengan satu sama lain. karena kompleks tempat mereka bekerja terbilang elit. jadi... mereka berpikir dan menduga duga ada yang sakit atau bahkan meninggal. pikiran mereka pun menduga nya seperti itu.
setelah mobil Ambulance itu berlalu... pak bowo langsung membersihkan bekas darah milik Alin...
mbok parmi sang Art di rumah pak johan itu enggan untuk melihat keadaan sang nona mudanya. karena ia takut dengan darah, apalagi Alin yang dengan sengaja lompat dari balkon lantai dua di kamarnya.
mbok parmi membantu pak johan untuk merawat sang bunda Alin. mendengar ada kegaduhan di kamar non Alin. mbok parmi itu sempat mendengar ada seperti barang berat yang jatuh dari atas. hampir saja ia melangkah lari menuju di mana suara itu berasal. terdengar suara teriakan sang majikan hanum safitri mama Alin. membuat langkah mbok parmi seketika berhenti. lalu ia bergegas naik ke atas kamar Alin. bukan nya langsung menolong... mbok parmi malah terbengong di pinggir pintu kamar Alin. saat itu Arka tak menyadari ada mbok parmi di dekat pintu masuk. karena sangking panik nya Arka.
" ya alloh nyonya... hiks... hiks... ini ada apa tuan... hiks... "
mbok parmi pun menangis di sisi sang majikan. ia juga bertanya, namun... pertanyaan nya tak di jawab oleh pak johan.
pak johan terlihat lemah melihat keadaan semua yang menimpa nya. saat ini pak johan tidak mampu berkata apa apa. pak johan hanya menampakkan wajah sedih nya. ia pun terlihat resah... ia bingung... harus berbuat apa. karena tiba tiba saja otak nya blank dan ngga bisa berpikir. karena kejadian nya begitu cepat.
sang dokter yang sempat di panggil oleh pak bowo sudah datang. dan ia pun langsung menuju ke kamar hanum. lalu sang dokter pun memeriksa keadaan nya. dari mengecek denyut nadi, jantung dan menghitung pernafasan hanum.
karena orang yang baru saja melihat langsung kejadian yang mengerikan itu. cenderung akan mudah frustrasi atau stres... makanya sang dokter itu juga mengecek pernafasan nya juga.
" pak johan... ini resep yang harus di tebus ya pak... "
ucap sang dokter sambil menyodorkan kertas resep tersebut.
" saya turut berduka cita atas meninggalnya putri bapak. saya langsung pamit ya pak johan permisi..."
sang dokter itu pun mengucapkan duka citanya untuk pak johan.
" maksih banyak dok... "
jawab pak johan dengan lesu.
sepeninggal nya mbok parmi dan sang dokter itu. pak johan kembali termenung, waktu di mana Alin masih hidup dan ceria. apapun yang Alin suka dan kerjakan. Alin selalu menceritakan kepada ayah nya. begitu pun saat mengenal Bian, Alin juga cerita. tapi... karena kesalah pahaman sang ayah berujung penyesalan terdalam.
" ini semua salah ayah... ayah yang salah... maafin ayah lin... maafin ayah..."
sang ayah pun akhirnya membuka suaranya dan menyesal atas perbuatan nya. ia sendiri yang kehilangan sang putri satu satunya.
********
di rumah sakit Bian sudah di pindah ke ruangan perawatan biasa. keadaan nya sudah mulai stabil. tapi... Bian belum juga sadar dari tidur panjang nya. pak yanto bergantian menjenguk dengan kawan kawan Arif dan Bian. untung saja mereka baik dengan Bian.
" pagi dok... mau di periksa ya dok... "
ucap pak yanto kepada dokter nina yang menangani Bian.
" pagi juga pak... iya... boleh tolong keluar sebentar pak... "
jawab sang dokter nina sambil tersenyum ramah.
" baik dok permisi... "
pak yanto membungkukan setengah badan nya. lalu ia pun keluar ruangan.
" heh... denger denger nih, ada kejadian mengerikan tau. "
ucap salah satu suster yang bertugas di meja kasir obat tersebut.
" mengerikan apa sih... ngga usah ikut ikutan seperti lambe turah deh... "
sang teman suster yang satu lagi itu pun menimpali ucapan teman nya.
" ih... beneran, ini bukan turah lagi... tapi real fakta loh... mau denger nggak? "
" mau dong... kamu mah, kalau cerita selalu bener walau pun kadang ngeselin sih... xixixi..."
" tadi... di rumah pak johan widjaya baru saja ada tragedi yang mengerikan. Anak perempuan satu satunya bunuh diri lompat dari balkon kamar nya di lantai dua... "
sang suster lambe turah itu pun mulai bercerita.
" inna lillahi... "
" masa sich... loe tau dari mana coba... "
" ada dech... "
" jangan bahas kayak gituan ah... ntar yang ada loe loe pada di datengin arwah penasaran nya loh... ih... hihihihi... "
salah satu suster yang udah senior itu pun menakut nakuti teman teman nya yang bergosip di sift malam.
" ih iya... ini kan malem jum'at, udah ah... gue ngga mau ikutan... "
mereka pun bubar dengan melanjutkan tugas mereka masing masing.
tak jauh dari tempat mereka bergosip. ternyata pak yanto yang duduk menunggu Bian pun mendengar obrolan para suster itu...