Istri ABG 2

1017 Kata
Malam hari Nila dan Prilly duduk bersantai di ruang keluarga sambil menonton drama korea kesukaan mereka. "Non mau disiapkan makan malam sekarang" tanya ARTnya. "Nanti aja mba, nunggu daddy" ucap Prilly. "Memang pak Ardi pulang malam ini non" ARTnya lagi. "Iya bi daddy pulang malam ini" ucap Prilly yang masih fokus menonton tv. "Ya sudah kalau begitu saya permisi ke belakang dulu non" ucap ARTnya. "Hmmm" Prilly hanya bergumam. Kedua sahabat itu fokus pada tayangan tvnya. "OMG...." pekik dua sahabat itu saat drama korea yang mereka tonton menampilkan adegan sepasang kekasih yang sedang berciuman. "Eheeemmm...." suara deheman seorang lelaki mengagetkan keduanya yang sedang terpaku menonton tv. "Daadddyyyy...." pekik Prilly yang melihat daddynya dan langsung memeluknya. "I miss you princess" ucap Ardi lalu mengecup puncak kepala putrinya itu. "I miss you to daddy... oh iya dad kenalin ini Nila teman aku yang sering aku ceritain" ucap Prilly memperkenalkan sahabatnya. "Hallo om aku Nila" ucap Nila sambil mengulurkan tangannya pada Ardi dan menciumnya. "Hallo Nila senang sekali om bisa bertemu dengan kamu, biasanya om cuma mendengar tentang kamu dari anak om yang bawel ini" ucap Ardi sambil merangkul Prilly. "Ya sudah daddy tinggal dulu ya mau bersih-bersih, oh ya kalian sudah makan" tanya Ardi pada kedua anak abg itu. "Belum dad biar Prilly suruh siapin ya kita makan bareng" ucap Prilly. "Ya sudah sana" ucap Ardi. "Biar Nila aja om yang bawa mau dicucikan" ucap Nila saat Ardi akan menarik kopernya. "Ya sudah terima kasih ya Nil" ucap Ardi. Nila membawa koper Ardi ke belakang dan langsung membongkarnya, ia menuju mesin cuci dan langsung memasukkan pakaian Ardi ke mesin tersebut. "Mba itu pakaian om Ardi sudah aku masukkan ke mesin cuci, nanti mba yang terusin ya" ucap Nila saat berpapasan dengan ART prilly. "Beres non" ucap ART tersebut. "Sini mba biar Nila bantu" ucap Nila pada ART prilly lainnya, ia baru masuk ke ruang makan dan dengan telaten menata hidangan makan malam, sementara Prilly duduk manis di meja makan sambil memainkan iphonenya. Nila yang memang sudah mahir melakukan kegiatan di dapur sudah tak canggung lagi dan sangat cekatan. "Prill.. panggil daddy lo makanan udah siap nih" ucap Nila yang kini sudah duduk disamping Prilly. "Males ah.." ucap Prilly yang asik dengan iphonenya. "Dasar lo..." omel Nila sambil berjalan menuju kamar Ardi. Nila menaiki anak tangga menuju kamar Ardi, sesampainya di depan kamar Ardi Nila langsung mengetuk pintunya. "Ya masuk" ucap Ardi dari dalam kamarnya. "Om... makan malam sudah siap" ucap Nila yang sedikit membuka pintu kamar Ardi. "Oh iya nanti om nyusul kalian makan aja duluan" ucap Ardi sambil mengenakan pakaiannya. "Baik om..." ucap Nila lalu ia segera kembali ke ruang makan. Nila turun kembali ke ruang makan. "Mana daddy" tanya Prilly begitu Nila kembali ke ruang makan. "Daddy lo bilang suruh makan duluan aja" ucap Nila sambil duduk di depan Prilly. "Ya sudah ayo kita makan gue udah lapar" ucap Prilly yang langsung menyendok nasi. Nila pun segera mengambil makanannya, keduanya makan sambil sesekali berbincang hangat. Tak lama Ardi turun dari kamarnya dan langsung menuju ke ruang makan, ia segera duduk di kursinya di bagian kepala meja. "Sini om biar Nila ambilin" ucap Nila saat Ardi akan mengambil nasinya. "Oh iya..." ucap Ardi sambil memberikan piringnya pada Nila. "Cukup om" tanya Nila saat mengambilkan nasi untuk Ardi. "Iya cukup Nil... terima kasih" ucap Ardi saat menerima piringnya, ia terperangah karena sahabat anaknya yang baru dikenalnya itu melayani dirinya dengan baik, pasalnya ia dilayani seperti itu sekitar tujuh belas tahun yang lalu saat maminya Prilly masih hidup. "Daddy.... daddy kenapa" tanya Prilly saat Ardi tak menyentuh makanannya melainkan menatap Nila dan Prilly bergantian, menurutnya Prilly dan Nila memang seumuran tapi Nila terlihat jauh lebih dewasa dari pada putrinya itu terlihat dari bahasa tubuhnya dan caranya berbicara. "Gapapa ko nak" ucap Ardi yang mulai menyuap makanannya. "Nila emang gak dimarahin orangtua kamu nginap disini terus, nemenin Prilly terus" tanya Ardi sambil makan. "Gak kok om, ayah Nila juga lagi ada tugas keluar kota dan Nila cuma sendirian di rumah" ucap Nila dengan senyum manisnya. "Lalu ibu kamu" tanya Ardi lagi. "Bundanya Nila udah gak ada dad" ucap Prilly menyahut. "Oh maaf" ucap Ardi lagi. "Iya gapapa kok om, gak keberatankan om Nila sering nginap di sini, Nila takut sendirian di rumah kalau ayah lagi tugas ke luar kota" ucap Nila. "Kenapa om harus keberatan, malah o*******g Prilly jadi ada temannya" ucap Ardi dengan senyumnya yang menawan. "Tuh kan... apa gue bilang, daddy gue gak bakalan marah kalau lo sering nginap disini, ya udah Prilly udah selesai nih duluan ya" ucap Prilly, lalu ia meninggalkan daddynya dan Nila. "Sini om udah selesaikan" ucap Nila mengambil piring Ardi. "Oh iya sudah, udah tinggal aja Nila ada mba ko nanti yang beresin" ucap Ardi sambil membuka kotak rokoknya. "Gapapa om lagian juga Nila udah biasa beres-beres begini" ucap Nila, ia mengambil piring-piring kotor lalu membawanya ke tempat pencucian. Baru beberapa saat berkenalan Ardi dan Nila sudah mulai terlihat akrab dikarenakan pembawaan Nila yang agak dewasa dan keibuan. "Ayah kamu kerja dimana Nil" tanya Ardi sambil menghisap batang rokoknya dan Nila yang sedang mencuci piring. "Kerja di perusahaan kelapa sawit om, cuma pegawai biasa aja" ucap Nila, tangannya terus bekerja mencuci piring dan perabotan memasak lainnya. "Di sukuri yang penting halal Nil.." ucap Ardi. "Iya om... om mau dibuatkan teh" tanya Nila sambil mengepel meja makan. "Boleh, antar keruangan kerja om ya" ucap Ardi sambil mematikan puntung rokoknya dan berlalu meninggalkan Nila. Nila dengan cepat membuatkan teh untuk Ardi dan mengantarkannya ke ruang kerja pria itu. "Permisi om ini tehnya" ucap Nila. "Sini Nil taruh sini" ucap Ardi menunjuk mejanya, ia masih fokus pada laptopnya. "Nila permisi om" ucap Nila setelah meletakkan teh Ardi. "Mau kemana" tanya Ardi, pertanyaan tersebut spontan keluar dari mulutnya. "Menyusul Prilly ke kamar om" ucap Nila. "Oh ya sudah" ucap Ardi manganggukkan kepalanya. Ardi menatap punggung Nila yang mulai menghilang dibalik pintu, entah kenapa perasaannya mendadak sangat nyaman saat mengobrol dengan sahabat putrinya itu, perasaan yang sudah sejak lama tidak ia rasakan, ia belum menyadari bahwa ia mulai ada ketertarikan pada sahabat putrinya tersebut. Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN