Happy Reading.
"Jangan membuat kami tertawa Rose, apa kau sedang menceritakan karya Novelmu hah? Kau mengarang semua cerita itu, biar kami kasihan padamu?. Tidak mungkin lah, Jonathan itu anaknya sopan dan Ibunya juga suka bersikap baik. Rose berhentilah merengek tentang Suamimu sendiri. MEMALUKAN."
"Ros, Ibu sependapat sama Kakak Iparmu, tidak mungkin Jonathan dan Ibunya menyiksa kau. Ibu sudah mengenal Jonathan lebih lama dari pada kau Rose. Kau jangan membuat cerita fiksi , seolah-olah kau itu adalah tokoh utama yang sangat menderita."
Perkataan mereka sampai saat ini masih terbayang-bayang di Kepalaku, Perkataan mereka scara tidak langsung menyakiti perasaanku. Aku yang Bodoh, seharusnya aku urungkan niatku untuk memberi tahu masalahku. Mereka tampak tidak peduli kepadaku, malah balik menyalahkan aku.
Matahari meninggalkan jejak kegelapan saat dirinya sudah tidak sudi lagi memberikan Energi Cahayanya. Sore terbunuh akan kegelapan, tergantikan oleh heningnya malam. Aku berjalan sendirian di malam yang minim penerangan ini, sepertinya percuma saja mata ini memandang ke arah manapun, tetap saja gelap.
Kakiku yang lemas aku paksakan untuk tetap melangkah agar cepat sampai di Rumah. Air mata ini tidak dapat berhenti mengalir saat ku menyadari kalau semua orang tidak mempedulikan aku. Aku berhenti sejenak, tangan kiriku menghapus semua air mata yang menghujani wajah ini.
Aku tersadar kalau malam selalu tidak berhasil menculik semua manusia untuk di bawa ke alam Mimpi. Seorang Pria yang memakai kemeja Polkadot menyapaku memecahkan keheningan yang sedari tadi menggantung dimalam ini. Bibirnya yang tebal bertanya padaku.
"Mbak tinggal disini yah?" Tanyanya kepadaku
"Iya, aku tinggal disini," Jawabku kepadanya
"Berapa lama mbak?"
"Baru 3 bulanan Mas."
Pertanyaan itu melepaskan tali keheningan yang mengikat kuat malam ini. Entah siapa Pria ini, sepertinya mata ini terlalu terburu-buru jika aku menanyai siapa nama pria itu. Pria itu mengulurkan tangannya sambil tersenyum kepadaku.
"Perkenalkan, saya penghuni baru Komplek ini. Nama saya Candra." Ucapnya kepadaku
"Oh tetangga baru ternyata. Saya Rose, itu rumah saya." Telunjuk ku arahkan dimana letak Rumahku.
"Wahh mbak! Rumah kita berdampingan ternyata." Seru Candra kepadaku.
Obrolan singkat itu berakhir ketika kita berdua sudah sampai didepan Rumah. Pantesan Wajahnya terasa asing bagiku,ternyata dia tetangga baruku. Ngomong-ngomong apakah dia membeli Rumah itu? Perasaan Rumah itu masih ada yang menempati.
"Salam untuk keluarganya mbak." Ucapnya sebelum memasuki Rumahnya.
Aku pegang gagang pintu dan mendorongnya membuat pintu itu terbuka. Jonathan berdiri menatapku dipenuhi kebencian. Kaki ini tak sanggup lagi untuk melangkah karena takut dengan kehadiran Jonathan yang tiba-tiba muncul didepan ku. Sudah bisa aku bayangkan betapa marahnya dia terhadapku karena aku pulang malam.
Kedua tangannya di masukan ke dalam Celananya, dia berjalan pelan menghampiriku. Wajahku mendadak berubah menjadi tegang, pupilku membesar, dan tangan ini bergetar hebat. Aku langkahkan kakiku mundur untuk menghindari Jonathan yang semakin dekat ke arahku, hingga pada akhirnya telapak tanganku merasakan dinginnya lantai, aku terkulai lemas karena kaki ini sudah terlalu lelah membantuku berdiri
"Jonattttthannnnn, maaaaaaaffff." Lirihku kepada Jonathan.
Tubuh yang sudah terjatuh ini tidak menyerah, aku ngesot-ngesot untuk menghindari Jonathan. Namun Jonathan jaraknya semakin dekat ke arahku, telunjuknya mengangkat daguku ke atas. Aku membalikan wajahku kesamping.
Sepasang tangan tiba-tiba menarik dan memeluk tubuh ini, melepaskan segala kerinduan Jonathan akan kehadiranku. Kepala Jonathan ia sandarkan di bahuku. Jonathan merengek kepadaku,mengisyaratkan kalau dia tidak mau kehilangan diriku. Karena tak kunjung pulang Jonathan khawatir kepadaku. Pelukannya sangat hangat sekali sehingga membuatku sulit bernafas. Sepasang tanganku membalas pelukan itu, aku menepuk-nepuk tubuhnya mengisyaratkan semuanya baik-baik saja. Apakah Jonathan merindukan aku? Kenapa pelukanya lama sekali.
Setelah sekian lama tubuh kami menempel bagaikan Lem Super, Jonathan akhirnya melepaskan tangannya dari tubuhku. Kemudian ia menggenggam erat tanganku membawa kami berdua ke Kamar. Aku memandang mata nanar itu, terlihat sekali kalau Jonathan mengkhawatirkan aku.
Jonathan menjatuhkan tubuhnya ke kasur, merebah adalah obat untuk menghilangkan rasa capek seharian karena bekerja. Aku mengganti pakaianku, Nafsu Birahi Jonathan seketika memuncak saat dirinya melihat diriku setengah Telan*jang. Aku birakan tubuh yang hanya di tutupi oleh Ku*tang dan Cang*ut dilihat oleh Jonathan, sebelum pada akhirnya aku memakai pakaian tidur.
Aku menghampiri Ranjang dan tidur disamping Jonathan. Jonathan memeluku dari samping, tangan kanannya mulai nakal meraba-raba Area Sensitifku. Aku singkirkan tangan Jonathan yang membuatku sangat terganggu.
"Mas! Besok saja ngelakuinnya. Aku ngantuk banget mau tidur." Pintaku padanya.
"Ohh maaf. Maaf atas perilaku Kasar Mas tadi."
Aku membalikan Tubuhku membuat kita saling memandang dengan Jarak yang sangat dekat. Aku telusuri wajahnya yang tidak memilik cela apapun, aku manjakan mataku sendiri dengan melijat wajah tampannya. Aku sandarkan Kepala di d**a Bidangnya, tanganku melingkar ditubuhnya.
"Mas, Aku bahkan tidak tahu kesalahan apa yang aku perbuat kepada Ibu. Mas Ibu berbohong dan memfitnah atas perilaku buruk yang sama sekali tidak aku lakukan."
"Mas minta maaf yah! Mas tidak bisa mengkontrol emosi saat itu mengenai Ibu."
"Mas kau adalah anak yang baik bagi Ibumu sendiri, tapi jangan melewati Batas mas. Ingatlah! Kau juga merupakan seorang suami yang harus menjaga Istrinya.
" Mas tahu tentang hal itu, tapi rasanya tetap saja susah mengendalikan diri sendiri, dan akan mudah percaya setiap hal yang diucapkan Ibu."
*
*
*
*
"Bi kesini kan buburnya, biar saya saja yang antar." Ucapaku kepada Pembantuku
Aku berjalan ke Kamar Ibu Mertua membawakan Semangkuk Bubur Hangat untuk membungkam cacing-cacing yang sudah minta jatah makan. Aku tidak akan gentar terhadap Ibu Mertua, aku akan bekerja keras supaya Ibu suka terhadapku. Kalau Ibu Mertua suka kepadaku Otomatis Jonathan akan lebih suka kepadaku.
Kondisi Ibu masih sama seperti sebelumnya, tubuhnya terpenjara oleh penyakit yang mulai menggerogoti tubuhnya. Aku mulai menyupai Ibu, Beruntungnya untuk makan Ibu tidak kesulitan asalkan teksturnya makanan Lembut seperti Bubur.
"Bu makan dulu yah buburnya!" Ucapku kepada Ibu Mertua.
Ibu Mertua hanya menatapku dingin sejak aku memasuki kamarnya, tapi itu tidak masalah karena aku sudah terlalu kebal sama Sikap Dinginnya. Terlihat jelas sekali dirinya dipenuhi akan kebencian terhadapku.
Aku tidak menghiraukan perilaku buruknya kepadaku, aku terus lanjutkan menyuapi Ibu mertua. Saat suapan terakhir, tangan Ibu menepis tanganku membuat tangan ini bergoyang dan menjatuhkan mangkuk menghantam lantai
"Prankkngkkkkkngngkkk." Suara pecahan itu menggema di ruangan ini.
Perlahan aku melirik memandang wajah kebencian Ibu, wajah penyihir yang akan mengutuk setiap orang yang tidak disukainya. Aku raih pundak ibu, aku tenangkan Emosi Ibu yang membludak scara mendadak.
"Ibu tenang yahh, Ibu mau minum? Bu mangkuknya sampai Pecah begitu." Ucapku memperingati Ibu Mertua.
Ibu mertua menggerak-gerakan Tubuhnya seolah-olah Najis untuk dipegang olehku. Dia memandang wajahku dengan sinis, kemudian dia meludahi wajahku berulang-kali. Spontan aku menutup wajahku saat Ibu meludahi berulang kali. Air liur yang kotor itu sukses membuat wajahku menjadi menjijikan.
Aku mengambil nafas dalam-dalam dan memandang ke arah ibu, Hingga akhirnya aku pergi dari Kamar menuju Wastafel yang ada di Dapur. Aku bersihkan mukaku dari Air liur yang menempel di Wajahku, aku pastikan tidak ada sisa kotoran di wajahku. Rasa Kemanusiaan hilang seutuhnya dalam diri Ibu mertua, masih beruntung Bibirnya tidak membusuk setelah meludahi aku.
Aku kembali memasuki Kamar Ibu mertua untuk membersihkan serpihan-serpihan Pecahan kaca tadi. Tidak menyapa sama sekali, Rasa hormatku ditelan oleh rasa kecewaku akan perilakunya tadi. Aku masukan pecahan kaca itu satu persatu kedalam sebuah wadah, aku pastikan tidak ada pecahan kaca tersisa supaya tidak ada orang yang terluka.
"Mau ngapain lagi kau kesini, masih ingin diludahi? Cui MENANTU KURANG AJAR." Ibu Mertua yang masih tidak sadar akan perilaku buruknya kepadaku.
Aku mengabaikan rangkaian kata yang dia lontarkan untuku, aku sibuk membersihkan Lantai membuatnya kinclong seperti Sediakala. Aku kuncir Rambutku yang terurai karena sedikit mengganggu kegiatanku. Tangan Jahat Ibu Mertua membuatku kesakitan, tangannya menarik Rambutku dengan kuat sekali. Aku berteriak kesakitan.
Aku meraih tangan Ibu dari depan, berusaha melepaskan tangan yang menarik rambutku kuat. Namun Ibu semakin membabi buta dengan aksinya tersebut, ia semakin kencang menarik Rambutku, Rambut yang sudah ia tarik lalu diputar 360° untuk menambah kesakitanku berkali-kali lipat.
"Arghhhh Sakit Bu, tolong Hentikan Bu, Ibu sakit Tolong hentikanlah Bu, Ibu Ibu." Teriaku memelas belas kasih Ibu mertua
Aku tetap berusaha melindungi diriku sendiri, aku pegang tangan Ibu mertua memaksa untuk melepaskan cengkramannya dari Rambutku. Ahhh benar-benar sakit sekali kepalaku, rasanya seperti ditusuk Ribuan Jarum yang tajam. Aku berusaha mungkin untuk melawannya tetapi hasilnya nihil.
"RASAKAN INI MENANTU p*****r, KAU MAU MEREBUT JONATHAN DARIKU KAN?. INI MASIH BELUM SEBERAPA, KALAU BISA AKU JUGA AKAN MEMBUNU*MU JUGA"
Aku mendongak memandang ke atas. Aku paksakan mata ini untuk memandang arah ibu, aku fokuskan penglihatanku. Akhirnya aku daratkan tanganku mengenai Hidung Ibu mertua, sebuah darah kental Segar mengakhiri peperangan hari ini. Hidung Ibu berdarah akibat Pukulan tanganku. Tidak ada pilihan lain lagi.
Akhirnya cengkraman yang kuat itu melepas dengan sendirinya, dengan segera aku menjauhkan diri ini dari Ibu Mertua. Aku panggil pembantu kesini untuk mengobati luka Ibu. Aku lari dan menjauhinya saat dia mulai menyumpah dan mengatai aku dengan kata-k********r.
"KAU MAU KEMANA MENANTU SIALAN? HIDUNGKU BERDARAH, APAKAH KAU TIDAK MAUBERTANGGUNG JAWAB HEMM?"
......Bersambung.....
Karakter Visualisasi Candra

Jangan lupa baca part selanjutnya yahh
yang baca sehat selalu ?☺?