bc

False Love Anthem

book_age18+
782
IKUTI
6.7K
BACA
drama
comedy
like
intro-logo
Uraian

Semua bermula dari sebuah kejadian yang tak di sangka-sanga sebelumnya. Pesta pelepasan kakak kelas yang di hadiri Derren dan juga Aira, rupanya membawa mala petaka di antara keduaanya. Derren yang merupakan ketua panitia pun menjadi korban dari keusilan kakak kelasnya.

Aira yang saat itu sebagai seksi konsumsi, atau lebih tepatnya seorang yang menghabiskan persediaan konsumsi. Dia tidak tahu jika ada kakak kelas yang memiliki keusilan yang merubah nasibnya. Sungguh ini lah awal bagi dirinya bisa dekat dengan Derren, bahkan menjalani hidup bersama dengan lelaki itu.

Di tengah kesibukan mengatur jalannya acara, Derren di datangi kakak kelasnya dan memberinya minuman. Tanpa bertanya lagi, Derren langsung meminumnya. Pertama Derren hanya merasakan dirinya sedikit pusing, tapi lama-lama dia merasa jika badanya sangat ringan.

Sedangkan di sisi lain, Aira di datangi oleh salah seorang kakak kelas yang memang bermusuhan dengan dirinya. Kakak kelas itu mengajaknya untuk duel, meminum minuman keras. Tanpa memikirkan akibatnya pun Aira langsung menerima tawaran kakak kelasnya.

Acara pelepasan yang di adakan di malam hari pun, membuat para guru untuk enggan mendampingi. Setelah mendapatkan ijin dari kepala sekolah, Derren menyetujui usul kakak kelasnya.

Setelah meminum beberapa botol minuman keras, rupanya Aira memang tidak tahan dengan alcohol yang masuk dalam tubuhnya. Almas langsung tidak sadarkan diri, bukan pingsan tapi hanya kesadarannya saja yang kurang berfungsi.

Keadaan yang sama pula di rasakan oleh Derren, rupanya sang ketua osis itu di benci oleh kakak kelasnya. Ketegasan yang di miliki Derren adalah sebuah boomerang yang menghancurkan masa depannya.

chap-preview
Pratinjau gratis
Awal segalanya
Malam itu suasananya sangat bising dan ramai. Karena kakak kelas memang meminta sebuah pesta perpisahan yang lain dari pada yang lain. Acara perpisahan yang biasanya di lakukan pada siang hari, kali ini di lakukan di malam hari.   Hal itu di lalukan karena kakak kelas ingin merayakan keberhasilan mereka lulus 100%. Di tengah acara, tanpa mencurigai apapun. Derren meminum minuman yang di berikan kakak kelasnya tepat saat ia merasa sangat haus sekali.   Minuman yang sedikit panas saat di minum membuat Derren sedikit mengernyitkan matanya. Merasa panas yang bercampur pait, membuatnya sedikit mual.   “minuman apa ini kak?” Tanya Derren.   “ini minuman penghilang rasa capek. Sebentar lagi pasti kamu gak akan merasa penat lagi,” Rayu kakak kelas itu.   Entah bodoh, atau memang tak mengetahui. Derren main percaya saja dengan apa yang di ucapkan kakak kelasnya. Memang benar apa yang di katakana kakak kelasnya, yang awalnya Derren merasa sangat pusing. Kini dia merasakan kalau badannya terasa semakin ringan, dan kepalanya juga semakin kosong.   Di sisi lain, Airin yang memang seorang cewek tomboy yang jahil. Jadi tak heran jika dia memiliki banyak musuh karena kejailannya. Seperti saat ini dia di tantang oleh kakak kelasnya untuk minum.   “Berani gak lu?” Tanya salah seorang kakak kelasnya.   “Ngremehin banget,” Aira menyungirkan senyuman seakan tak terima di remehkan.   “Ai, jan macem-macem deh lu. Inget kan bokab lu sangar banget? Jan cari perkara deh saran gua,” Diki mengingatkan.   “Tenang, gua udah bilang kalau malam ini nginep di apartemen,” Aira meyakinkan sahabatnya.   “Pikir lagi lah Ai,” kini Thada mencoba membuat Aira goyah.   “Siniin minumannya,” Aira sama sekali tak menghiraukan kedua sahabatnya.   Merasa tidak di butuhkan, dua orang itu pun menyingkir. Melihat Aira dari kejauhan, dua orang itupun menjadi bosan. Keduanya memutuskan untuk pergi dari tempat itu.   Setelah kepergian kedua sahabatnya itu, Aira langsung meminum minumannya. Setelah menghabiskan beberapa botol minuman berakohol itu, akhirnya Aira tumbang juga.   “Gila, kuat juga ini anak minum. Tujuh botol untuk ukuran cewek kaya dia, ini benar-benar keren.” Puji kakak kelasnya.   “Sudah siap kan semuanya?”   Memastikan semuanya siap, kakak kelas itu membawa Aira ke hotel paling dekat dari sekolahan mereka.  Aira di tidurkan di ranjang yang sudah di pesan oleh kakak kelasnya. Di sana sudah ada seseorang lelaki yang tertidur.   “Ai, minum ini dulu biar lu gak pusing pas bangun besok,” bisik kakak kelas yang menantang Aira duel minum tadi.   Setelah memberikan obat pada kedua orang itu, para kakak kelas langsung meninggalkan kamar. Aira merasa dirinya panas, dengan cepat ia membuka baju yang di kenakannya.   Lelaki yang ada di sampingnya pun juga merasakan hal yang sama. Tapi lelaki itu menggelinjang gak karuan di samping Aira. Meraba seluruh tubuh Aira sebelum memeluknya erat.   Aira sedikit merasa ada sesuatu yang meraba dirinya pun membuatnya terbangun. Dengan kesadaran yang tersisa, Aira berusaha untuk mengenali siapa yang tengah meraba dirinya.   “tolong gue, ini panas sekali,” rancau lelaki itu.   Belum sempat menjawab, lelaki itu sudah melahab bibir tipis milik Aira. Melumat habis seakan tak ingin menyisakan untuk orang lain lagi. Laki-laki itu tak melepaskan Aira.   Kamar yang hanya di terangi dengan lampu pantulan dari balik tirai gelap pun. Membuat keduanya sulit mengenali satu sama lain.   Ciuman yang berganti lumatan, kini beralih kebawah dan terus kebawah. Hingga akhirnya mereka melakukan hubungan yang seharusnya tak di lakukan oleh mereka di usia yang masih sangat belia.   ***    Sinar mentari yang menerobos tirai putih jendela kaca besar di salah satu sisi. Membangunkan tidur lelap Aira yang tertidur setelah merasa kelelahan semalam. Perlahan membuka mata dengan ;pergerakan yang sedikit susah.   Merasa sedikit berat di perut, Aira awalnya hanya mengira itu guling. Tapi setelah tangannya tak sengaja menyentuh sebuah rambut di sampingnya. Aira langsung terlonjak dari tidurnya.   Benar! Aira kini berada di sebuah ruangan yang menurutnya sangat asing untuknya. Mencoba melihat orang yang tidur tengkurap, Aira menggoyang badan lelaki itu. Melihat lelaki itu hanya mengeram selayaknya orang malas bangun, Aira dibikin jengkel olehnya.   “Bangun woe!!” bentak Aira sambil setengah menendang lelaki di sampingnya.   “Kasar banget sih banguninnya, masih ngantuk gue,” lelaki itu menoleh kearahnya.   “Derren!! Bangun,” setelah mengenali siapa yang tidur di sampingnya, Aira semakin emosi.   “Apa sih pagi-pagi sudah heboh sendiri,” jengkel Derren yang merasa tidurnya terganggu.   “Aira! Ngapain lu di kamar gue? Mana baju elu?” sadar jika ada perempuan di tempat tidurnya pun, Derren langsung terbangun dari tidurnya.   “Kamar elu, liat yang jelas ini di mana. Jangan nanya baju gue, lu juga gak pakek baju.” Jawab sewot Aira.   Secara reflex Derren pun membuka selimut yang menutupi setengah tubuhnya.   “Lu apai gue? Lu perkosa gue?” tuduh Derren pada Aira.   Bugh   Aira menendang keras Derren yang menuduhnya tanpa sebab.   “Eh Marjuki, apa untunya gue perkosa elu? Yang ada elu yang perkosa gue. Lu kalo ngomong suka kagak mikir ya,” jengkel Aira.   Aira memungut bajunya yang berserakan di lantai dan membawanya ke kamar mandi. Saat hendak melangkahkan kaki, Aira rupanya merasakan sakit yang sangat dahsyat di area kewanitaannya.   “Auw,” pekik Aira sambil memegangi bagian yang sakit.   “Lu kenapa?” Derren yang sudah memakai celananya pun mendekati Aira yang masih berbalut selimut.   “Sakit,” rintih Aira.   Merasa ada yang aneh, kedua pemuda pemudi itu menoleh kearah ranjang secara bersamaan. Melihat bercak darah yang terlukis jelas di seprei itu. Aira langsung terduduk lemas di lantai.   Air matanya jatuh membasahi pipi dengan derasnya. Derren yang merasa bersalah pun mencoba menenangkan gadis itu.   “Maafin gue Ai, tapi beneran gue gak inget apa-apa,” sesal Derren yang sangat sia-sia.   Tangisan Aira semakin menjadi karena pagian sensitifnya sungguh sangat sakit. Di samping itu juga, Aira memikirkan masa depannya yang sudah di hancurkan oleh ketua kelasnya sendiri.   Setelah mengenakan baju lengkapnya yang semalam. Aira kini duduk di ranjang tempat dia tidur tadi, sedangkan Derren keluar untuk mencari sarapan. Aira tak tahu lagi harus bagaimana, selain masa depannya yang sudah hancur.  Aira memikirtkan papanya yang suidah pasti akan murka padanya.   “Udah dong Ai, jangan nangis terus. Gue gak tau harus ngapain ini,” Derren yang baru dating melihat gadis itu kembali menangis pun menjadi bingung sendiri.   “Gue takut papa marah,” isak tangis kembali keluar dari mulut Aira.   “Udah dong Ai, itu urusan gue. Gue tanggung jawab kok sama lu, jadi jangan nangis lagi ya,” Derren mencoba menenangkan Aira yang terlihat sangat ketakutan.   ‘gak nyangka, rupanya ada juga orang yang di takuti ni cewek bar-bar.’ Batin Derren.   “Gimana gue pulangnya?” rengek Aira.   “gue anterin lah, masak iya gua tinggal lu di mari,”   Keduanya keluar dari hotel itu dengan masih memakai baju yang di kenakan semalam. Rupanya Derren sudah mengambil mobilnya yang semalam di parker di sekolahan.   Menggunakan mobil pribadinya, Derren mengantar Aira dengan gentlenya.   Hari yang di pilih untuk pesta semalam adalah weekand, maka hari ini mereka tidak sekolah. Mengetahui hari  ini adalah hari kumpul keluarga, Derren merasa sedikit gugup. Bagaimana tidak, dia harus menjelaskan pada orang tua dari gadis yang sudah di tidurinya semalam.   “Rumah elu emang sepi gini?” Tanya derren yang merasa sedikit janggal.   “Enggak kok, biasanya mama sama papa suka duduk di taman itu kalau hari minggu gini,” jelas Aira akan kebiasaan orang tuannya di hari minggu.   Aira turun dari mobil pajero sport milik Derren, dan di susul oleh leleki  itu dari belakang.   “Mbak, mama sama papa kemana?” Tanya Aira pada pembantu yang membukakan pintunya.   “Oh nyonya sama tuan tadi pagi berangkat ke Bali. Katanya mau liburan, sekalian mau proses bikin adik baru katanya,” jelas Mbak Mini, pembantu rumah gtangganya.   “Oh, ya sudah. Mbak aku laper, bikini mie kuah dong.” Pinta Aira yang melupakan Derren yang masih berdiri di depan pintu.   “Pacarnya gak di suruh masuk non?” Tanya Mbak Mini yang melihat kearah Derren.   “Pacar?” Aira bingung menatap pembantunya itu.   “Itu,” tunjuk pembantu itu pada Derren.   “Oh iya lupa, sini masuk. Mau makan juga? Biar di bikinin sama Mbak Mini,” Aira menarik Derren masuk kedalam rumahnya.   “Yang beli tadi belum di makan,” Derren mengeluarkan kantung plastic yang di tenteng sedari tadi.   “Oh iya lupa, mbak ambilin piring sama sendok aja deh gak usah bikin mie.” Ralat Aira.   Akhirnya dua remaja yang kelaparan itupun mengisi kembali tenaganya. Sebelum pamit pulang, kembali Derren menenangkan Aira yang terlihat sangat takut.   “Sudah tenang aja sekarang. Jangan kasih tau siapa pun, inget selain kita jangan sampai ada orang yang tau kejadian semalam,” Derren mengingatkan Aira.   “Iya, lu juga jangan kasi tau ke siapa-siapa.”   Memang sudah menjadi kesepakatan mereka berdua untuk merahasiakan kejadian semalam. Beruntung Aira memang cuek di tambah Derren juga gak terlalu dekat dengan dirinya. Dan kedua sahabatnya tak mengetahui insiden itu.   Memang tidak ada yang tau nasib manusia kedepannya seperti apa. Hanya bias merencanakan, meski hasilnya akan sangat jauh berbeda dengan harapan. Seperti kasus Aira dan Derre, dua orang yang tak pernah saling dekat. Kini malah tersandung masalah seperti ini.   Ini adalah pelajaran yang sangat berharga bagi semuanya. Yaitu harus menjaga tutur kata dan perilaku kita, agar tidak menyakiti hari orang lain. Karena sebuah dendam itu juga akan merugikan kita sendiri.   Setelah kepulangan Derren, Aira langsung menuju ke kamarnya. Membuka baju yang di kenakanya, meneliti setiap inci tubuhnya di depan cermin. Menghitung berapa tanda merah yang di tinggalkan lelaki itu di dadanya.   Kembali Aira memakai bajunya sebelum masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Symphony

read
184.7K
bc

Just Friendship Marriage

read
515.2K
bc

Everything

read
283.5K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
39.9K
bc

Bukan Calon Kakak Ipar

read
146.6K
bc

Maaf, Aku Memilih Dia!

read
230.5K
bc

Love Match

read
180.2K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook