Mata Luna menatap tajam pada Aderald. Wanita itu menggertakkan giginya, memberikan kengerian dalam ruang kerja lelaki tua itu. "Aakku si-siap mati untukmu My Angel. Kenapa kau meragukanku?" gagap Aderald. "Lalu siapa yang menyimpan racun di makanan itu?!" Aleksei menyemburkan nafas amarahnya. "Aku sungguh tak tahu. Apa kau seyakin itu, My Angel? Maksudku, makananmu teracuni?" tanya Aderald. "Bisa saja makananku juga, makananmu, juga Aderald! Yang telah kita makan!" seru Aleksei memukul tembok. Wajah Aderald memucat. "Jono Jene!!!" teriak Aderald tegang. Dua lelaki kepercayaan Aderald muncul. "Bawa semua makanan itu ke sini! Cepat!" Wajah Ratih dan dua anaknya sudah seperti kapas ketika tanpa sepatah katapun, 2 orang pengawal Aderald membawa semua makanan yang tersisa di

