BAB 34_PENGAKUAN

1058 Kata

Luna menggosok-gosokkan kedua tangannya, agak gugup. “Buka saja cadarnya, Mba,” saran Ustadzah Yuni. “Hanya sebentar saja ya, Ustadzah. Aaaakkkuuu .…” Luna memiliki rasa yang kurang nyaman ketika wajahnya dilihat orang yang baru dia kenal. Bayangan ketika topengnya dibuka oleh Eville lalu liur iblis itu menetes di atas wajahnya, itu selalu jadi momok menakutkan dalam hidupnya. ”Kalau Mba Luna tak bersedia juga tak mengapa,” kata Ustadzah Yuni dengan sinyum simpul. Luna langsung membuka cadarnya, menunduk. Wanita berhijab di depan Luna itu seketika melebarkan kedua pupil matanya, cukup terkejut dengan pemandangan indah yang sedang ia lihat. “Masyaallah, tabarakallah, Mba Luna cantik sekali. Seperti bukan orang sini,” tanggap Ustadzah Yuni masih tak berkedip. Meskipun dia wanita, dia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN