BAB 39_SERANGAN 2

1045 Kata

"Deek!!! Pelan-pelan, kau mau kita mati sia-sia?!!!" teriakku di telinga Luna. Aku memeluknya dengan sangat erat. Laju motor ini sudah seperti kilat. Apa istriku sebenarnya adalah pemain moto GP? "Diam saja!!! Pegang eraaat!!!" teriaknya lalu membawa motor itu menyalip truk kontainer. Sekarang aku sudah mati, jantungku sudah tak berfungsi lagi. "Ddddeeeek ...," ucapku gemetar, ternyata aku masih hidup. Masih memeluk pinggangnya. "Sebentar lagi kita akan sampai. Pegang erat-erat, Mas!" teriaknya. Ooh Tuhan apalagi ini. Aku memejamkan mata. Aku bersyahadat secepatnya meskipun belepotan karena bibirku sudah terbawa angin. Memble maksimal. Aku takut ini adalah hari terakhirku di bumi. Wuuuusssssssshhhhhh!!!! Luna menyalip sekaligus belok dengan kencang. Rasanya aspal dan telinga hanya se

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN