Pertemuan

1615 Kata
AYU POV “Alhamdulillah, akhirnya bisa keluar juga” gumam ku seraya melepas gagang pintu ruangan Pembimbing Karya Tulis Ilmiah ku (alias KTI). Aku melangkah meninggalkan ruangan yang pintunya tertutup rapat, hampir setengah jam lebih dari aku di ruangan itu, mendengar segala curhatan dosen pembunuh itu. Ya ampun, yang biasanya konsul tidak sampai 10 menit sekarang malah jadi lebih setengah jaman. Benar sekali yang di bilang akak akak tingkat tu, kalau dapatnya pembimbing yang satu ini modalnya cuma 1 "Penampilan", harus terlihat cantik nan anggun barulah kita akan di respon sepenuh hati. KTI ku di koreksi secara detail, yang biasanya coretannya cuma 1 biji sekarang jadi berlembar-lembar, alamat sudah perbaikan lagi. Aku menuju ke gedung belakang, masih sepi. Dikarenakan mahasiswa masih liburan semester, jadi kampus tidak seramai biasanya, kami mahasiswa yang semester akhir tidak perlu seragam karena tidak dalam jadwal perkuliahan. Bebas bebas pakaian apa pun asalkan sopan dan rapi. "SIAP CAMA CAMI" teriakan dari sekelompok orang yang terdengar dari halaman belakang ruang Praktek Kuliner. "Wah ada yang lagi pada ospek ternyata". gumam ku, aku pun melangkahkan kaki melihat para MABA (mahasiswa baru) yang sedang digojlok senior mereka. Jadi keinget 3 tahun lalu, masa-masa ospek yang melelahkan dan menyebalkan. Aku jadi senyum-senyum sendiri melihat mereka, yang perempuan yang berhijab penuh dengan pita-pita yang disematkan di jilbabnya, yang tidak menggunakan jilbab rambutnya di kepang dua dengan pita yang menghiasi rambut mereka. Seragam mereka kompak kemeja putih dengan celana kain hitam, Satu lagi yang tidak ketinggalan, papan nama dari kardus yang menggantung di leher mereka, menjadi kalung kebanggaan yang selalu akan mereka kenakan sepanjang Ospek berjalan. Pada bagian depan papan itu tertulis NAMA BAGUS mereka (nama-nama yang diberikan oleh senior mereka untuk panggilan mereka selama Ospek berlangsung, Karena ini jurusan Gizi maka nama bagus yang diberikan mulai dari alat masak sampai alat bantu di rumah sakit untuk memberikan makanan ke pasien). Sementara nama panggilan asli mereka disebut NAMA JELEK yang tertulis di bagian sisi belakang kardus. "Woi, ngelamun aja kau Nde". Sapa suara yang sangat aku kenal seraya menepuk bahu kiri ku, mengagetkanku dari lamunan. "eh kamu Sya, ngagetin aja. kapan dateng?" sapa ku sambil membalikkan badan ke arahnya Nde alias Sonde itu panggilan yang di sematkan sebagai nama bagus dari seniorku saat ospek 3 tahun lalu, menariknya di sini yang mendapatkan nama yang bagus turun temurun itu tidak asal diberikan saja lho, entah di bilang apa tapi yang mendapatkan nama saat ospek dari senior hampir sebelumnya memiliki ke samaan lho, entah itu kemiripan wajah, postur tubuh, karakter, dan yang lainnya yang jelas Nama Bagus yang diwariskan Senior ke Juniornya itu pasti memiliki pengertian. Keren kan. "Baru aja Nde, kamu sudah selesai konsul nya?" "Udah dari tadi Sya, eh pas mau jalan ke parkiran, eh denger anak-anak baru ini teriak teriak jadi nengok ke sini . Abang Ucup mana Sya?" Tanyaku. Abang Ucup nama panggilan kami untuk cowok yang merupakan sahabat ku juga, nama tertulisnya sih YUSUF. Selain sahabat sedari pertama kali kenal ketika pembagian kelompok waktu ospek dulu, abang Ucup juga merupakan kekasih dari Anisya. "Ada noh di kantor lagi ketemu pembimbingnya, kita ke sana yuk!" "Okey" Kata ku sambil menggandeng lengan sahabatku ini. Kami berjalan menuju kantor lagi, ruang kerja, tempat para dosen menghabiskan waktunya di kampus setelah mengajar. Kantor ini terbagi menjadi dua sayap, sayap kiri dan sayap kanan. Sayap kanan lebih ke ruang administrasi dan ruangan kerja untuk asisten dosen. Asisten dosen di sini, tugasnya lebih kepada orang yang membantu dan membantu kami saat praktik di Laboratorium, dan pada saat kami mengumpulkan tugas baru yang berhubungan dengan mereka. Kalau untuk membawakan materi di ruang kelas sangat jarang. Bahkan tidak mereka lakukan. Sementara di sayap kiri ada ruangan Kepala Jurusan dan ruangan dosen yang lainnya. Hanya ruang kepala jurusan yang memiliki ruang pribadi, sedangkan dosen-dosen yang lainnya berada di satu ruangan besar dengan meja kerja mereka masing-masing. Ada beberapa dosen yang juga ruangannya ada di sayap kanan. Para dosen-dosen ini juga berkelompok lho . Untuk dosen yang membawakan materi tentang gizi klinik ruangan mereka ada di sayap kanan berdampingan dengan asisten mereka. Sedangkan dosen gizi masyarakat ada di sayap kiri (ruangan paling besar) karena jumlah mereka paling banyak. Sedangkan ruang dosen Ilmu tekhnologi pangan di belakang dengan sekat dinding tapi masih dalam 1 ruangan. Kenapa malah malah bahas ruangan.? Oke lanjut ke cerita. Sampai nya di loby (ruang tengah di antara kantor sayap kiri dengan sayap kanan) si Abang baru saja menutup pintu kantor sayap kiri karena pembimbingnya ada di ruangan itu. “Lah cepet sekali selesai nya bang?” Tanyaku, Abang ini juga sahabat kami, sekarang personel kami hanya bertiga yang awalnya berlima. Kami dipertemukan saat OSPEK menjadi satu kelompok waktu itu, karena para senior membagi kami menjadi 5 kelompok saat ospek. Tapi aku lebih awal kenal dengan Anisya, kami bertemu saat melihat pengumuman kelulusan TES TULIS, dari sana kami sudah mulai akrab. Di tambah lagi masuk dalam satu kelompok kelompok membuat kami menjadi semakin dekat. Dalam kelompok itu kami ada 10 anggota dan akhirnya yang paling dekat hanya kami berlima. Nah si Abang lah yang sendiri Laki di group kam, yang lainnya cewe semua. Aku, Anisya, Dini dan Neni. Tapi karena ada masalah Neni perilaku kuliah saat semester 2, dan menghilang gitu aja tanpa ada kabar. sementara Dini lebih sering dengan teman-teman lainnya karena sudah tidak ada Neni. Akhirnya tinggal kami bertiga, dan ekey yang menjomblo sendiri karena Anisya dan Abang ku itu sudah pacaran ketika kami berada di semester 3. Awalnya hubungan mereka deket ketika semester 2. "ya Bu Luh nya tidak ada. beliau tidak masuk" Jawabnya. “Ya udah kalau begitu kita pulang aja!” Ajak Anisya. "Alah ngajakin pulang padahal mau jalan jalan. Baru juga kita ketemu udah mau kabur" Sindir ku sambil melepas tangan Anisya. "Hehehe" Anisya cuma cengar cengir. Kebetulan aku dan Anisya satu kelompok di Bali, sedangkan bang Ucup dia kelompok PKL ke Surabaya. “Yasudah yok, kalian parkir di mana?” Tanya ku. "Noh di samping" jawab bang ucup. "Tak tunggu di depan ya, motorku ada di parkiran depan." Kami pun meninggalkan loby kantor dan menuju ke parkiran motor masing-masing. Aku memutuskan menunggu mereka di taman yang ada diseberang loby tepatnya di depan pintu loby. Eh baru aja lepas standar motor tetiba ada motor vario putih dan orangnya parkir pas di depan motorku. Helem putih, baju kaos lengan pendek warna putih celana panjang jeans warna hitam. Cowok dengan bahu yang terlihat lebar. Aku tidak sadar dengan keberadaannya. Perasaan tadi pas ambil motor ini orang tidak ada di sini. Bukan dia yang parkir di depanku, tapi aku yang berhenti dan parkir di belakangnya. Hanya saja aku tidak sadar ada dia di sana. Siapa ya tanyaku dalam hati, pasti dy lagi nungguin salah satu MABA di sana. Karena hari ini bukan jadwal baju bebas jadi dia tidak mungkin dia mahasiswa di sini. "Mana lagi yang dua itu, lama sekali ambil motor aja" Gerutu ku sambil menoleh ke arah parkiran di samping kantor. Abang dan Anisya tak juga keluar setelah 5 menit ku menunggu. Ini cowok juga santai sekali, selama itu dia tidak menoleh sedikit pun ke belakang. Wah cuek banget kayaknya. Ada orang di belakangnya pun dia pura-pura tidak tahu. Aisssh. Malah jadi ngomel-ngomel sendiri. Sebenernya juga aku tidak peduli sih, tidak penasaran dengan itu orang. Ya udah lah nih. Aku akhirnya memutuskan untuk mencari dua orang itu, setelah infomasi leher motor aku pergi ke arah parkiran samping kiri lelaki cuek itu dan motorku di depan sana. Aku menemukan Anisya di parkiran, lah tapi si Abang kemana. dia sendiri tanpa pacarnya. "Sya, kenapa lama sekali.? Aku tunggu-tunggu di depan juga." Aku menghampiri Anisya yang sedang berdiri dekat tiang koridor parkiran. "Alah kamu Juga, baru nunggu 5 menit aja sudah bilang lama. Tuh Kakak lagi samperin temennya di depan. " Kata Anisya . Kakak itu panggilan sayang Anisya ke Abang. "Owalah, ya sudah kita ke depan aja Sya. Sekalian anterin aku, aku mau langsung pulang" Kataku seraya memamerkan senyum pepsodent ke Anisya. Dia cuma tersenyum seraya menarik tangan kananku. Menggenggam nya dan kami berjalan ke depan kantor dengan memutar dari koridor belakang kantor menuju Loby. Pas sampai pintu depan loby aku melihat Abang sedang berbicara dengan si cowok cuek tadi. DEG ternyata dia temanya Abang toh. Aku dan Anisya jalan mendekati mereka, tidak ada sesi perkenalan. Kami hanya saling melihat sekilas. Aku berdiri di samping motorku dan berpamitan sm Anisya. Cowok itu masih asyik ngobrol sama Abang. Ya sudah lah, aku pamit duluan pulang seraya meninggalkan mereka bertiga. Aku hanya bisa melihat punggungnya seraya melaju perlahan meninggalkan kampus. Aku melaju dengan pelan sambil senyum sendiri ngebayangin temennya Abang itu. Ternyata itu cowok manis juga. Ya ampun please deh Ayu nggak usah nge Halu lah. Siapa elu, tadi aja tu cowok nggak ada ngelirik ngeliriknya liatin elu Neng. Nggak usah Ngarep lah mikir yang lebih jauh. Hihi. Malah jadi ngedumel sendiri. Setelah lumayan jauh meninggalkan kampus, taraaaaa pas liat kaca spion kok ada motor pas di belakang ekey. wah wah. itu kok kayak motor sama helem yang di pakai cowok tadi ya.. Eh eh malah dy makin maju aja sejejerin motornya di samping aku. Ciee elah.. maksudnya apa nih, pura pura nggak tau aja lah. Nggak mau ngarep ekey, dan aku pun mempercepat laju motorku menjauh meninggalkan itu cowok. Aku masih terus mantau lewat kaca spion dong, dan benar masih tetap ada di belakang itu cowok. Padahal aku pelan lho bawa motornya, kalau mau kan dia bisa nyalip, tapi ini malah tetap santuy dia di belakangku. Adeknya juga tetap selow di bonceng menatap depan. jadi ke PDan nggak sih kalau begini terus. Ya sudah lah karena aku pengen cepet cepet sampai rumah aku tambah kecepatan dan meninggalkan mereka. Bye bye cowok manis. aku berbisik sendiri sembil senyam senyum sendiri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN