Selina berdiri di hadapan kedua orang tuanya seraya terus menitikan air mata. Berat rasanya dia pergi jauh meninggalkan keluarganya. Namun hal ini harus ia jalani demi bisa mendapatkan penghasilan dan membantu perekonomian keluarganya. Dia juga bertekad agar kedua adiknya mendapatkan pendidikan yang tinggi. Adik pertamanya saat ini telah duduk di bangku sekolah menengah atas kelas sepuluh. Dan adik bungsunya yang duduk di bangku sekolah menengah pertama.
"Doakan Selin, Mak, Pak," kata Selina seraya menahan isak tangisnya. Sekali lagi dia masuk ke dalam pelukan kedua orang tuanya. Selina melihat kembali ke dalam rumah kecil mereka, dia akan sangat merindukan rumah ini nanti. Dia juga akan sangat merindukan kedua adiknya masih berada di sekolah saat ini.
"Mamak sama Bapak pasti akan selalu mendoakan kamu. Baik-baik di perantauan iya, nak. Jangan pernah lupa beribadah, dan pandai lah menjaga diri," nasihat Bapaknya. Selina hanya mampu mengangguk suaranya tercekat oleh tangis.
"Pamit iya Mak, Pak" Selina melambaikan tangannya seraya memasuki mobil travel yang akan mengantarkanya ke bandara. Dia mengigit bibirnya menahan tangis yang semakin deras, ia mengeluarkan kepalanya melalui jendela mobil melihat kebelakang, kala mobil sudah melaju meninggalkan pekarangan rumah dan kedua orang tuanya yang masih melambaikan tangannya. Selina terus melihat kebelakang dan baru mengalihkan pandangannya ketika orang tuanya tidak terlihat lagi.
Air matanya kembali turun ketika mobil yang dia tumpangi melewati sekolah adiknya, dia tidak bisa pamit pada kedua adiknya karena harus seokah. "Kakak janji dek, kakak akan berusaha keras di sana, supaya nanti kalian berdua bisa sekolah hingga perguruan tinggi." Janji Selin dalam hati.
Di Ibu Kota, Selin akan tinggal dengan saudara sepupunya yang telah lebih dulu merantau dua tahun lalu. Eva Maria Tambunan, nama kakak sepupunya itu yang akrab di panggil Eva.
Selina Atrisa Malau bertekad, dia harus sukses di Ibu Kota. Tujuan utamanya adalah mengumpulkan uang yang banyak.
***
Leonardo G Sadewa adalah pria yang terlahir dari keluarga kaya, menjadi anak pertama dari tiga bersaudara, membuatnya mengemban tugas untuk meneruskan perusahaan keluarga yang bergerak di banyak bidang. Mulai dari properti hingga sandang atau pakaian. Memiliki toko pakaian setidaknya lima ratus cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Leo begitu dia akrab di panggil, kelakuannya seperti singa, sama seperti namanya. Galak, sinis, semua hal berada dalam kendalinya. Dia sangat benci dengan wanita miskin, kriteria wanita idamannya adalah, yang penting bukan wanita miskin, yang lainnya bisa menyesuaikan.