Keesokan paginya Batara terjaga bukan di waktu bangun tidurnya. Ia memeriksa ponselnya lebih dulu dan menemukan beberapa chat serta panggilan dari Cantika yang meminta dirinya untuk datang ke apartemen wanita itu. "Merepotkan saja. Dia pikir dia siapa?" gerutu Batara lalu beranjak dari ranjang, duduk sebentar di tepiannya. Ia sudah tidak bisa tidur lagi. Batara melangkah menuju pintu kamar setelah meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Setelah berada di luar kamar pandangan Batara langsung tertuju ke arah dapur saat menangkap siluet gerakan yang mulai ia hapal pemiliknya. Sebuah senyum terbingkai sempurna diiringi langkah ringan ia mendekati dapur yang lampunya dibiarkan menyala. Sekarang masih pukul lima pagi. Langit di luar rumah masih belum terang sempurna. Sehingga lampu masih te

