Happy Reading
"Kenapa kalian semua jahat sama aku!? Apa salahku sama kalian!? Lebih baik aku menghilang dari dunia ini agar kalian senang," jerit seorang gadis yang ingin melakukan aksi bunuh diri di sebuah jembatan.
Disaat akan melompat dari jembatan itu, tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya dari belakang.
"JANGAN!! Kau enggak boleh pergi, jangan tinggalkan aku. Seberat apapun masalah yang kau hadapi, jangan menyelesaikannya dengan cara seperti ini," ujar seseorang yang sedang menahan agar gadis itu tidak melakukan aksinya.
"Kau siapa? Aku enggak mengenalmu? Jangan menahanku, aku sudah enggak kuat dengan semua pengkhianatan ini," tolak gadis itu sambil ingin melepaskan pelukan orang itu.
"Aku tau apa yang kau rasakan, tapi enggak gini juga caramu menyelesaikannya. Ayo, kau turun dulu dari situ. Kita cari tempat yang nyaman untuk kau mengeluarkan segala beban di hatimu," ajak orang itu sambil mengulurkan tangannya.
Akhirnya gadis yang akan bunuh diri itu mau menerima uluran tangannya.
***
"Okey, sekarang kau bisa menceritakan apa masalahmu. Siapa tau itu bisa meringankan beban hatimu," ucap orang itu setelah mereka duduk di salah satu bangku.
Suasana di sana sangat sepi. Itu dikarenakan waktu telah menunjukkan pukul 12 malam. Oleh karena itu, gadis itu ingin mengakhiri hidupnya di tengah malam supaya tidak ada yang menahannya. Tapi, ternyata usahanya gagal karena ada yang menolongnya. Padahal dia sudah memastikan tidak ada orang tadi.
"Sebelum aku menceritakan masalahku, lebih baik kau menceritakan dulu siapa dirimu. Kau tiba-tiba datang entah darimana dan bagaimana bisa kau mengenalku?" tanya gadis itu dengan tatapan mengintimidasi.
"Namaku Arcel Andhra. Kau bisa memanggilku Arcel. Sebenarnya aku kebetulan lewat tadi dan aku melihat kau seperti mau bunuh diri. Makanya aku datang menolongmu. Asal kau tau, bunuh diri itu bukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalahmu. Itu sama saja kau membiarkan mereka semakin memandang rendah dirimu. Lagipula Tuhan sangat membenci orang yang melakukan bunuh diri," jelas Arcelio seraya menghela napas kemudian bertanya, "Okey, kalau boleh tau siapa namamu?"
"Namaku Anulika Kaila. Panggil aja Kaila," jawab gadis bernama Kaila itu.
"Anulika Kaila, kebahagiaan yang terbaik. Namamu bagus," puji Rafiq
"Heh, kayaknya arti nama itu enggak berlaku sekarang. Liat aja kondisiku sekarang. Oh ya. Maaf, ku kira kau mengenalku makanya kau mau menghentikanku tadi. Karena jarang ada yang mau melakukan hal itu kepada orang lain. Jujur aku enggak tau harus mau ngapain lagi, disaat semua orang yang aku sayangi malah sekarang mengkhianatiku. Aku hanya berpikir, mungkin jika aku pergi, mereka pasti akan senang," jelas Kaila dengan senyum yang menyedihkan.
"Kau memikirkan perasaan mereka tapi kau enggak memikirkan perasaanmu?! Kalau kau mau menceritakan masalahmu padaku, aku siap kok untuk mendengarkan semua keluh kesahmu," usul Arcel dengan senyuman.
Kaila terpaku dengan senyuman Arcel. Entah mengapa rasanya tenang saat melihatnya. "Okey, kalau kau tidak keberatan. Aku akan menceritakan kisahku, ini berawal dari..."
Flashback On
"Kau ada dimana?"
"Aku udah ada di Sunrise Cafe. Kau cepatlah kesini sayang, aku menunggumu"
***
'kling-kling'
Seseorang baru saja masuk ke dalam Cafe yang bertuliskan "Sunrise Cafe". Seseorang yang baru saja masuk itu sepertinya sedang ingin mengejutkan seseorang yang ia temui.
"Hay, Irsyadku sayang. I'm coming. Do you Miss me?" kejut seseorang itu dengan memeluknya dari belakang.
"Aduhh, sayangku Kaila. Kau mengagetkanku tau, sepertinya kau harus ku beri hukuman ya," ujar seseorang bernama Irsyad itu sambil mencubit pipi Kaila.
"Oke-oke, sorry babe. Kau udah nunggu lama yah?" tanya Kaila dengan ekspresi sendu.
"Enggak kok. Enggak lama, kan aku nungguin seorang putri. Berapa lama pun aku tetap menunggumu." Irsyad selalu bisa membuat jantung Kaila berdegup kencang hanya dengan rayuannya.
"Apasih, kau ini. Gombal deh." Kaila tersipu mendengar gombalan Irsyad, pacarnya.
"Ya udah, kau mau pesan apa, pesan aja," ucap Irsyad
"Okey, aku akan memesan," jawab Kaila
Akhirnya mereka selesai makan siang. Lalu, Irsyad mengajak Kaila ke taman.
"Taman? Ngapain kita ke taman?" tanya Kaila yang bingung.
"Hanya ingin. Lagipula kita kan udah jarang ketemu karena tugas kuliah yang numpuk. Emang kamu enggak kangen apa sama aku?" rayu Irsyad
"Iiih, aku kangen kok. Emang iya sih kita udah jarang ketemu, apalagi jurusan yang kita ambil kan beda," ujar Kaila dengan senyuman manis.
"Okey, sekarang kita nikmati waktu kebersamaan kita." Irsyad mengajak Kaila untuk duduk di bangku yang disediakan di taman itu.
KAILA POV
Aku sangat senang hari ini. Karena akhirnya aku dan Irsyad dapat berkencan hari ini. Aku dan Irsyad itu sudah pacaran dari semenjak aku masuk kuliah semester satu. Kami mulai kenal sejak Irsyad yang kebetulan teman satu sekolah kakakku dan dia itu sering main ke rumah. Irsyad itu senior aku di BINUS University. Dia lebih tua setahun dariku.Walaupun aku dan Irsyad beda jurusan, tapi aku dan Irsyad itu satu organisasi di kampus. Jadinya, aku dan dia sering ketemu. Apalagi, saat aku melihat bagaimana cara ia berbicara, itu sangat gentle dan tegas banget. Makanya aku jadi jatuh cinta sama dia. Apalagi dia suka ngegombalin aku. Aduhh, makin enggak karuan jantung ini.
Aku sekarang berada di semester 4. Sedangkan Irsyad berada di semester 6. Akhir-akhir ini aku dan Irsyad jadi jarang ketemu karena aku sangat sibuk dengan berbagai praktek di kuliahku . Oh ya, aku itu berada di jurusan Interior Design. Sebenarnya, aku ingin kuliah di UCL, tapi papa menyuruhku untuk di Indonesia saja karena waktu itu kak Dianti tidak bisa kuliah di Havard, jadinya aku tidak bisa juga deh.
Aku bercita-cita menjadi seseorang yang ahli dalam mendesain ruangan, makanya aku ingin kuliah di UCL yang letaknya di London, Inggris karena di sana ilmu yang kita daat lebih bagus. Namun, aku juga bersyukur bisa kuliah di BINUS karena di sana ternyata tenaga ahlinya tidak kalah dengan kampus di sana. Sedangkan, Irsyad itu jurusan International Bussiness Management karena ia harus melanjutkan perusahaan orangtuanya nanti.
Tak terasa hari sudah mulai gelap. Mungkin karena terlalu senang bisa kencan lagi sampai lupa waktu. Maaf yee^_^>.<
KAILA POV END
***
"Ya udah kamu masuk gih," tutur Irsyad setelah sampai di depan mansion Kaila.
"Iya, aku masuk dulu ya. Kamu hati-hati nanti nyetirnya," jawab Kaila
"Okey, sayangku. Kamu perhatian banget sih, jadi makin suka. Jangan lupa mimpin aku yah," rayu Irsyad
"Iih apaan sih. Ya aku mimpiin kamu kok," ujar Kaila seraya terkikik.
Lalu, Kaila masuk ke dalam rumah. Ia menemukan papa dan mamanya sedang menonton di ruang keluarga.
"Aku pulang!"
"Kau sudah pulang, nak. Apa kau sudah makan?" tanya Devi selaku mamanya.
"Sudah kok, Ma. Tadi makan sama Irsyad di luar, aku mau ke atas dulu ya, Pa, Ma," pamit Kaila
"Ya sudah, kau istirahat saja"
Kaila naik ke atas tangga untuk ke kamar. Saat hendak memasuki kamarnya, ada seseorang yang memanggil namanya.
"Kau akhirnya pulang juga. Habis darimana kau?"
"Kak Dianti, kau belum tidur? Aku habis kencan sama Irsyad," ungkap Kaila dengan senyuman bahagia.

"Ouh, gitu." Dianti berlalu dari hadapan Kaila menuju kamarnya dengan tatapan sinis dan datar.
"Kak Dian kenapa yah? Kok kayak sinis gitu cara liatnya? Udahlah, mungkin ada masalah kali." Kaila akhirnya masuk ke kamarnya untuk istirahat
***
Cahaya matahari mulai masuk melalui celah-celah tirai kamar Kaila.

'tok-tok'
"Kaila, bangun Nak. Ada Irsyad tuh di bawah." Mamanya memanggil dari luar kamarnya.
"Iya, Ma. Ini Kaila bangun," jawab Kaila seraya beranjak dari tempat tidurnya.
Kaila mulai membersihkan dirinya dan bersiap-siap. Ia memoleskan make up tipis di wajahnya karena walaupun tanpa menggunakan make up pun ia tetap saja cantik. Setelah dirasa cukup ia pun turun dari kamarnya. Di sana ia sudah melihat Irsyad yang sedang berbincang dengan mama dan kakaknya.
"Kau sudah siap?" Irsyad langsung berdiri begitu melihat bidadarinya sudah turun dari tangga.
"Ya, ayo. Aku pergi kuliah dulu ya Ma. Assalamualaikum." Kaila pun pamit dengan mencium tangan Devi.
"Waalaikumsalam, hati-hati ya di jalan. Irsyad tante titip Kaila ya," titah Devi
"Iya, Tan. Tenang aja, aku pasti jagain Kaila." Irsyad mengucapnya sambil merangkul Kaila.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang sedang menatap kemesraan mereka dengan sinis. Benar, dia adalah Dianti. Ia tidak suka melihat bagaimana sayangnya Irsyad ke adiknya itu.
Dianti memang sudah menyukai Irsyad sejak lama. Karena mereka adalah teman satu sekolah. Tapi, Dianti berkuliah di universitas yang berbeda. Dia berkuliah di President University mengambil jurusan Bussiness Management. Ia sangat kecewa saat tahu alasan Irsyad selalu datang ke rumahnya. Ia berpikir itu karena dirinya, tapi ternyata supaya ia bisa dekat dengan Kaila.
"Liat aja, aku akan merebut semua yang seharusnya menjadi milikku"
To be continued....
Quote of the day:
JIWA BESAR....
Mampukah?
"Tak ada yang lebih berat bagiku dari sebuah PENGKHIANATAN.
Namun aku tak pernah membiarkan diriku berfikir untuk membalas dendam terhadap orang itu