Awal Dari Segalanya(2)

1565 Kata
Happy Reading  Selama perjalanan menuju kampus, Kaila cuman diam saja di mobil. Padahal biasanya ia selalu mengoceh kepada Irsyad. "Sayang, kau kenapa? Kau diem aja daritadi, biasanya kau selalu ada cerita buatku." Akhirnya, Irsyad menyadari diamnya Kaila. "Ahh, enggak apa-apa kok. Cuman mikir tugas kuliah," jawab Kaila dengan pandangan lurus ke depan. "Sayang, kau kan tau, kau paling tidak bisa bohong sama aku. Aku ini udah kenal lama loh sama kamu. Coba ceritain ada apa." Irsyad mencoba mencari tau apa yang membuat kekasihnya itu diam daritadi. "Itu loh, aku cuman heran dengan kak Dianti." Akhirnya Kaila mengatakan apa yang membuatnya diam daritadi. "Emang ada apa sama Dianti, bukannya dia tadi baik-baik aja." Irsyad menimpali omongan Kaila tanpa mengalihkan pandangannya pada jalanan. "Tadi malam pas kamu antar aku pulang. Aku kan naik tuh mau ke kamar. Terus pas aku mau buka kamar, kak Dianti panggil dan nanya aku darimana. Tumben-tumben loh dia nanya kayak gitu, biasanya enggak tuh." Kaila menceritakan kepada Irsyad tentang kejadian tadi malam. "Itu wajar sayang, itu berarti dia perhatian sama kamu sebagai kakak. Terus apa yang apa lagi yang kau pikirkan," ujar Irsyad seraya mengelus kepala Kaila. "Belum selesai Irsyad aku cerita." Kaila sedikit kesal dengan Irsyad yang memotong perkataannya padahal dia belum selesai cerita. "Oh, lanjutkan" "Terus, aku bilang kan aku habis kencan sama kamu. Terus dia cuman bilang "oh, gitu" terus masuk kamar. Tapi, yang buat aku kaget itu, tatapannya yang sinis kepadaku," ungkap Kaila seraya memandang Irsyad. "Itu mungkin cuman perasaanmu aja, mungkin kamu salah liat. Kamu kan lagi capek pas aku antar pulang itu, jadinya pandanganmu sedikit kabur. Sudahlah jangan pikirin itu lagi, mending kamu mikirin tugas kuliah kamu tuh." Iryad pun menimpali dengan bijak apa yang menjadi kegelisahan kekasihnya itu. "Iya juga sih. Mending aku pikirin tugasku yah. Makasih ya sayang udah mau dengerin curhatanku." Kaila sangat senang bisa memiliki kekasih seperti Irsyad yang sangat sayang dengannya. "Sama-sama sayang, pokoknya kamu itu harus menceritakan semua masalahmu padaku karna aku ini pasti akan memberikan solusi yang baik untukmu." Irsyad menimpali omongan Kaila sambil mencium pucuk kepalanya. "Ya udah yuk turun, udah nyampe nih" "Ohh, udah nyampe. Pantesan kau enak-enak nyium kepalaku, ternyata udah nyampe." Kaila jadi sadar mengapa Irsyad bisa mencium pucuk kepalanya, ternyata mereka sudah sampai di kampus. *** Akhirnya, Kaila sudah sampai di kelasnya. "HEII, KAILA" "AHHH. Yakk Andhira kau mengagetkanku tau." Kaila mengelus dadanya karena terkejut oleh tindakan Andhira temannya itu. KAILA POV Aku sangat terkejut dengan tindakan Andhira. Dasar ya tuh anak, sifatnya enggak pernah berubah dari sejak SMP. Oh ya, biar ku perkenalkan dengan kalian siapa Andhira itu. Dia itu nama aslinya Andhira Cempaka. Dia biasanya dipanggil Andhira. Aku dan Andhira itu udah kenal sejak kami masih SMP. Makanya aku dan dia selalu berbagi rasa bersama karena dia udah aku anggap kayak saudara sendiri begitu juga sebaliknya. KAILA POV END "Pasti kau habis diantar sama pacarmu itu kan." Andhira berusaha menggoda Kaila dan itu terbukti dari pipinya Kaila yang langsung bersemu merah. "I-iya, emang kenapa? Iri ya. Makanya Dhira cepat cari pacar sana. Enggak tahan apa menjomblo terlalu lama." Kaila balik menyerang Andhira dengan jurus andalannya. "Kau ini, aku masih menunggu 'dia' tau," ucap Andhira seraya mengerucutkan bibirnya. "Hei, bukankah udah ku bilang, lupain aja. Kau juga enggak tau dia di mana. Mending cari yang lain aja, masih banyak kok yang suka sama kamu." Kaila yang sangat tau bagaimana kisah percintaan sahabat satunya ini, selalu memberikan nasihat kepada sahabatnya itu untuk move on dari cinta lamanya. "Yah, nanti aku coba," lirih Andhira "Udah, senyum yah. Oh ya, bagaimana tugas dari Mr. Albert. Udah beres?" tanya Kaila "Itu alasanku sebenarnya ingin mencarimu juga. Aku sudah hampir selesai sih, tapi aku masih bingung sama beberapa bagian. Jadi, aku mau minta pendapatmu," pinta Andhira dengan cengengesan. "Okey, bagian mana yang kau bingung?" tanya Kaila "Yang ini...." *** "Baik mahasiswa semuanya, terima kasih atas perhatian kalian terhadap tugas yang saya berikan. Saya harap kalian bisa mengerti dengan tugas yang saya berikan," tukas Mr. Albert selaku dosen artistic room.  "Baik" *** "AHHH, akhirnya tugasnya selesai juga. Makasih ya, Kai. Kau memang sahabatku yang paling hebat." Andhira yang sangat senang tugasnya akhirnya selesai berkat bantuan Kaila, membalasnya dengan memeluk erat Kaila. "Iya-iya, sama-sama. Aku kan sahabatmu. Jadi, pastilah aku membantumu," timpal Kaila dengan senyum manisnya. "Okey, karena kau udah membantuku. Aku akan terakhir kau makan ice cream. Bagaimana?" ajak Andhira "Kau nih, emang paling tau apa yang mau kumakan hari ini. Kalau begitu, let's go." Kaila yang sangat senang bisa di traktir makanan kesukaannya, menarik cepat lengannya Andhira. "Oke-oke, sabar Kailaku. Kau harus kasih tau dulu pacarmu itu. Nanti dia nyari lagi, kau lupa apa kejadian waktu itu yang kita pergi toko buku. Kau lupa memberi taunya, jadinya aku yang kena semprot sama amarahnya," protes Andhira yang kembali mengingat kejadian Irsyad mengomelinya karena mengajak pergi Kaila tanpa sepengetahuannya. "Iya, aku tau. Nanti aku akan telpon dia. Pasti dia sedang ada jam kuliah sekarang," jawab Kaila "Ya udah, yok" *** "Permisi, saya mau pesan ice cream rasa stoberi satu dan rasa vanila satu," pinta Andhira di depan meja kasir. "Baik, tunggu sebentar ya mba. Pesanan akan kami antar" "Wahh, aku udah lama enggak makan ice cream ," ujar Kaila dengan wajah berbinar. "Emang kenapa?" tanya Andhira "Kau tau sendiri kalau Irsyad melarangku makan ice cream terlalu banyak," jawab Kaila dengan ekspresi sedih. "Hahahaha. Makanya jangan punya pacar yang overprotektif, kau jadi susah mau makan apapun. Ini dilarang, itu dilarang," tutur Andhira dengan tertawa. "Ini pesanannya" "Makasih" Tanpa mereka sadari, ditengah pembicaraan mereka yang diselingi dengan canda tawa. Ada seseorang yang terus menatap mereka dengan senyuman misterius. "Semoga kau terus bahagia, K" *** "Makasih ya Dhira atas traktirannya. Ingat, kau jangan kasih tau Irsyad kalau aku makan ice cream yang banyak," ancam Kaila "Ya-ya, aku tau. Lagipula kau udah bantu aku kan. Ya udah aku pamit dulu," ujar Andhira "Okey, hati-hati bawa mobilnya" Kaila pun masuk ke rumah dan mendapati rumah dalam keadaan kosong. "Aku pulang. Pa, Ma kalian di mana?" ujar Kaila sedikit teriak. "Non udah pulang" "Ehh, bibi Sum. Papa dan mama ke mana, kok enggak ada di rumah?" tanya Kaila pada bibi Sum. "Tuan dan nyonya lagi pergi keluar, katanya mau ke rumah teman," jawab bibi Sum "Ouh, gitu. Ya udah, Bi saya ke atas dulu yah," pamit Kaila "Non, enggak mau makan dulu?" tawar bibi Sum "Enggak deh, bi. Udah tadi di luar makan sama teman," tolak Kaila "Ya udah. Nona istirahatlah" "Hmm" Kaila pun naik ke atas untuk istirahat di kamar.  "Kaila" "Ehh kak Dianti. Ada apa?" tanya Kaila saat Dianti memanggilnya. "Aku mau ngomong sesuatu sama kamu," ujar Dianti "Ouh, ngomong apa?" tanya Kaila lagi. "Aku to the point aja yah. Aku mau kamu tinggalin Irsyad. Karna kamu enggak cocok buat dia," ujar Dianti "Apa?! Tinggalin Irsyad? Enggak mungkinlah kak. Aku ini pacarnya dan aku cinta sama dia," timpal Kaila yang sangat terkejut dengan perkataan Dianti. "Asal kau tau ya, seharusnya aku yang jadi pacar Irsyad bukan kau. Kau itu benalu di keluarga ini." Dianti melontarkannya sambil menunjuk-nunjuk Kaila. deg "Kok kakak ngomongnya gitu sih. Kita kan saudara. Harusnya saling mendukung. Lagipula Irsyad sukanya sama aku bukan kakak. Bagaimana mungkin aku tinggalin dia." Kaila tidak habis percaya dengan perkataan yang diutarakan kakaknya. "Iya, coba saja dulu saat Irsyad main ke sini, kau tidak centil dan menggoda-godanya, pasti enggak akan kayak gini. Pasti Irsyad akan jadi pacarku sekarang." Dianti terus saja memojokkan Kaila dengan kata-katanya. "Aku enggak centil dan goda-godain Irsyad kok. Irsyad sendiri yang datang menghampiriku," sanggah Kaila yang sangat tak terima dengan penilaian Dianti. "Alahh, kau itu enggak akan mungkin ngaku. Kau itu emang enggak tau diri ya. Sejak kau lahir, kau itu udah ngerebut semua perhatian yang seharusnya menjadi milikku. Kau merebut perhatian papa sama mama. Sekarang kau merebut lagi perhatian orang yang aku suka. Kau maunya apa sih Kai, kenapa kau jahat denganku? Kenapa kau tidak bisa biarkan aku bahagia sedikit saja." Akhirnya Dianti mengeluarkan semua keluh kesahnya selama ini. "Maaf jika kakak menganggap ku seperti itu. Tapi, jujur aku enggak berusaha merebut semua perhatian itu. Lagipula, papa sama mama sayang kakak juga, bukan aku aja. Kakak jangan mikir kayak gitu." Kaila berusaha untuk bicara lebih sabar dengan Dianti, karena ia tidak mau bertengkar dengan kakaknya. "Itu kan menurutmu. Papa dan mama lebih perhatian padamu. Tolong Kai, kau kan udah dapat perhatian papa sama mama. Jangan egois. Kau harus membiarkan Irsyad denganku. Lagipula aku yang lebih dulu mengenal Irsyad dibandingkan dirimu. Jika kau memang adikku, kau harus melepaskan Irsyad untukku." Dianti tetap kekeuh untuk meminta Kaila mutusin Irsyad. "Maaf kak, untuk permintaan itu aku enggak bisa kabulin. Aku sayang dan cinta sama Irsyad. Aku enggak bisa lepasin dia, kita itu saling mencintai. Aku akan berbakti sebagai adik, tapi enggak gini caranya," tolak Kaila yang sungguh tidak ingin mengikuti kemauan Dianti. "Kau itu memang keras kepala ya...AHHH" "KAK DIANTI!!" teriak Kaila Dianti yang ingin menampar Kaila malah jatuh dari tangga karena Kaila cepat menghindar dari tamparan itu. "TOLONG!! BIBI SUM!!" "Ada apa nona? Ya ampun, nona Dianti! Ada apa ini, non?!" Bibi Sum tidak kalah kaget melihat Dianti yang sudah terkapar di lantai. "Kak Dianti jatuh dari tangga. Cepat kita harus membawanya ke rumah sakit." Kaila sangat tidak menyangka kejadiannya akan seperti ini. Coba saja ia membiarkan kakaknya menamparnya, mungkin Dianti tidak akan jatuh dari tangga. Quote of the day: Semua orang dapat memberikan cinta Tetapi tidak semua orang dapat memberikan kesetiaan ~TBC~
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN