Part 02

1213 Kata
        Gavin berjalan memasuki mansion milik Jello, karena anaknya sudah hilang semenjak kemarin dan sampai sekarang Gavin tidak tahu di mana keberadaan anaknya. Gavin menyimpulkan, kalau anaknya pasti diculik oleh Jeremy—anak Jello dan Bella, yang terus mengharapkan cinta dari anaknya.             Gavin bukannya tidak mau menyetujui hubungan Jeremy dan Amber, tapi, Gavin takut. Anaknya akan tersakiti oleh Jeremy. Karena sifat Jeremy yang terlalu possessive, arrogant, dan dominan. Gavin tidak mau anaknya tersakiti.             Apalagi Jeremy juga beberapa kali, dikabari dekat dengan beberapa model ternama dan sering terciduk berkencan dengan beberapa model tersebut. Gavin belajar dari masa lalu. Tidak mau anaknya tersakiti seperti Bella.             “Jello! Jello! Jello!”             Gavin memanggil nama Jello dengan suara lantang. Gavin sudah sangat marah, memikirkan kalau memang benar Jeremy yang menculik anaknya.             Jello dan Bella yang berada di ruang tengah terkejut mendengar suara Gavin yang berteriak. Pasangan suami istri itu saling menatap, dan berjalan menuju suara Gavin yang terdengar maraha.             “Gavin, ada apa kau berteriak di mansionku?” tanya Jello tenang.             Gavin melihat pada Jello dan berdecih. “Kau tahu apa yang dilakukan oleh anak lelakimu itu? dia menculik anakku. Suruh dia untuk membawa memulangkan anakku.”             Bella yang mendengar ucapan Gavin terkejut. “Gavin, kau jangan asal menuduh. Mana mungkin Jeremy menculik Amber. Jeremy kemarin berpamitan untuk keluar neger, karena ada urusan penting mengenai perusahaannya,” ucap Bella dengan nada kesalnya.             Jello yang melihat pada istrinya mendesah pelan. Jello membawa Bella dalam rengkuhannya. “Gavin, aku minta maaf dengan apa yang dilakukan oleh Jeremy. Tapi, Jeremy sudah mencintai Amber dari dirinya kecil. Tapi, kau dan Amber selalu menolak niat baiknya untuk menikah dengan Amber. Kau tahu sendiri sifat Jeremy seperti apa. Apa pun yang ingin dimilikinya harus didapatkan olehnya. Apalagi Amber akan menikah dan itu bukan dengannya. Maka Jeremy lebih duluan bertindak,” nucap Jello santai dan tidak ada rasa bersalah atas kelakuan anaknya sendiri.             Percayalah Jello dan Jeremy itu sama. Tidak mempunyai hati yang begitu baik.             “Kau dan Jeremy sama saja. Sama-sama setan dan tidak punya hati. Aku ingin anakku kembali. Aku tidak peduli dengan perasaan Jeremy pada Amber, yang aku inginkan Amber kembali dan akan menikah beberapa hari lagi,” ucap Gavin tidak ingin mengungkit masalah perasaan Jeremy.             Jello mendesah kasar dan membawa Bella untuk duduk di kursi tamu. “Kau hanya memikirkan perasaanmu saja. Padahal kau sudah menganggap Jeremy anakmu sendiri. Tapi, kenapa kau masih tidak menyetujui Jeremy mendekati Amber? Kau takut masa laluku dengan Bella terulang kembali? Sepertinya memang akan terulang kembali. Tapi, Jeremy tidak mengikat Amber dengan pernikahan kontrak. Tapi, dia mengikat Amber dengan pernikahan sesungguhnya, agar Amber tidak kabur darinya,” ucap Jello.             “Jello, aku anggap kau saudaraku sendiri. Aku tidak mau anakku tersakiti. Aku mohon … kau beritahu di mana Jeremy sekarang. Aku ingin anakku kembali, dan aku tidak mau anakku tersakiti dan menderita,” ucap Gavin dengan tatapan memohonnya.             Gavin adalah seorang ayah, dan tidak mau putri kesayangannya menjadi menderita berada di dekat Jeremy.             Jello memijit kepalanya dan menatap Gavin dengan helaan napas panjangnya. “Aku tidak tahu di mana Jeremy dan di mana dia membawa anakmu. Kau sudah mengetahui, kalau dia sangat licik dan pintar. Jeremy juga tertutup dengan prihal pribadinya. Aku selalu menselidiki dia diam-diam. Tapi, apa yang aku dapat? Dia mengancam anak buahku dan menghajarnya habis-habisan. Aku sudah bosan untuk menyuruh orang selidiki dia, akhirnya aku tidak pernah menyelidiki dia lagi,” ucap Jello.             Gavin mengambil duduk di depan Bella dan Jello mengusap wajahnya kasar. Gavin memikirkan  anaknya yang menderita dan istrinya di rumah yang semenjak semalam menangis, mendapati Amber diculik.             Bella yang melihat keadaan Gavin merasa bersalah. Bella melihat pada Jello dengan tatapan penuh harapannya, kalau semua ini bukan ulah anaknya sendiri.             “Kau pasti berbohong. Kalau ini bukan ulah Jeremy, aku tidak mau Jeremy menculik Amber dan sampai menyakiti Amber,” ucap Bella dengan air mata sudah keluar dari pelupuk matanya.             Jello yang melihat istrinya menangis, langsung menghapus air mata Bella. “Aku tidak berbohong. Ini memang ulah Jeremy. Walaupun aku tidak punya bukti menuduh Jeremy, tapi, hanya Jeremy yang tidak ingin Amber dimiliki oleh lelaki lain selain dia. Aku akan berbicara dengan Jeremy nantinya, sekarang nomor Jeremy tidak aktif. Mungkin dia mematikan ponselnya,” ucap Jello.             Bella yang mendengar ucapan Jello, memeluk suaminya itu. “Jello, aku tidak mau Amber bernasib sama sepertiku dulu. Aku tidak mau Jeremy berbuat kasar pada perempuan,” ucap Bella menangis di dalam pelukan Jello.             Jello mengusap rambut Bella. “Aku akan menasihati Jeremy. Tapi, aku tidak menjamin dia akan mendengarnya. Kau tahu sendiri bagaimana sifat Jeremy, dia tertutup dan tidak suka diatur. Aku juga tidak mengenali anakku itu lagi, semenjak dia berusaha untuk membawa Amber ke altar lima tahun yang lalu. Tapi, dia ditolak oleh Gavin dan Amber dan mengatakan Jeremy tidak pantas untuk Amber. Dan yang aku tanyakan sekarang padamu Gavin, kenapa Jeremy tidak pantas untuk Amber?” tanya Jello menatap sahabatnya itu tajam.             Gavin yang mendengar pertanyaan Jello menunduk. “Aku tidak ingin masa lalu terulang kembali. Apalagi Jeremy dikabarkan dekat dengan beberapa model ternama,” ucap Gavin dengan alasan tidak masuk akal di dengar oleh Jello.             “Alasanmu itu tidak masuk akal sama sekali. Jeremy memang dekat dengan beberapa model ternama. Dia hanya membuang sebuah isu kalau dia lelaki normal bukan penyuka sesame jenis, yang dituduhkan oleh media padanya. Jeremy ingin mengatakan pada dunia, kalau dirinya mencintai Amber, tapi, Jeremy tidak bisa melakukan itu semua. Karena apa? Karena kau dan putrimu mengancam Jeremy, kalau sampai mengatakan pada media, kalau Jeremy mencintai Amber, maka kau dan Amber akan menganggap Jeremy mati dan tidak ada dikehidupan kalian. Dan sekarang setan kecil yang kau katakana dulu, sudah besar. Aku tidak tahu harus membantumu dengan apa, aku merasakan hal berbeda pada Jeremy, dia bukan hanya menjalankan perusahaan keluarga saja, tapi, ada yang lain. Tapi, aku tidak tahu itu apa.” Jello menatap Gavin dengan tatapan datarnya.             Gavin dan Bella yang mendengar ucapan Jello terkejut.             “Maksudmu apa? Bukankah dia hanya menjalankan perusahaan dan menjadi pengusaha sukses,” ucap Bella.             “Ya. Apa yang dikatakan oleh Bella benar. Bukankah Jeremy hanya menjalankan perusahaan saja,” ucap Gavin.             Jello tertawa mendengar ucapan Gavin. “Ternyata kau tidak sepeka dulu. Kau bisa merasakan aura Jeremy sendiri, dia lebih mengerikan dari pada diriku dulu. Aku dulu hanya bermain wanita dan juga seorang pengusaha biasa. Tapi, Jeremy … dia seperti yang kau bilang Gavin. Dia setan kecil dan sekarang sudah tumbuh dewasa,” ucap Jello dengan senyuman tipisnya.             Gavin yang mendengar ucapan Jello menunduk dan menangis. Gavin semakin khawatir dengan nasib anaknya sekarang. Bagaimana keadaan anaknya sekarang, Gavin tidak tahu sama sekali. Ya Tuhan … seharusnya Gavin tidak melarang Jeremy segitunya mendekati anaknya waktu dulu. Sekarang anaknya berada di tangan Jeremy sepenuhnya.             Melapor ke polisi percuma saja. Kalau benar apa yang dikatakan oleh Jello, maka Gavin jauh di bawah kekuasaan Jeremy.             Bella yang melihat kekalutan Gavin, merasa sangat bersalah. “Gavin, aku akan berbicara dengan Jeremy. Aku akan menelepon Jeremy dan Jeremy mengangkat sambungan teleponnya. Aku minta maaf, aku tidak tahu Jeremy akan berbuat senekat ini,” ucap Bella sendu.             Gavin melihat pada Bella dan mengangguk. “Terima kasih Bella. Aku harap Jeremy mau mendengarkanmu,” ucap Gavin dengan nada sendunya.             Gavin sangat mengkhawatirkan anaknya sendiri. Di mana anaknya sekarang. Ya Tuhan … mudahan anaknya baik-baik saja.             ***             Cerita ini lumayan rumit bagi aku. Hahaha. Aku sampai mikir berhari-hari hanya untuk satu part. Jangan lupa untuk komentarnya ya.             Dan jangan lupa untuk follow instagramku, nama instagramnya fhieariati_97             ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN