BAGIAN 8 | SI PENIPU, ALAN PARKER

2122 Kata
Aku dan Yuwen menatap Franklin—atasan kami yang saat ini sedang duduk di atas kursi empuknya sembari menghisap rokoknya, dan menatap kami dengan kedua tangannya yang terlipat di atas meja. Hampir menutupi sebagian wajahnya. “Berlibur selama 2 hari di pulau Cheung Chau, dan membantu Oschar di sana. Apa kalian pikir kalian ini adalah manusia berhati malaikat yang punya banyak waktu bebas?” Hening, aku tidak menjawab perkataan Frank yang pelan, tapi penuh dengan makna. Aku cukup tahu jika lelaki yang sudah berumur itu pasti kecewa dan marah dengan tingkah kami. Tapi, ini kan memang waktu libur kami. Meskipun itu hanya alibiku saja dan untuk mencari pembenaran dari tindakan kami yang  memang menyalahi aturan. Jika kami masih di dalam pekerjaan, maka selama itu tidak ada kata libur, sekalipun kami memang libur. “Sudah?” seruku, menatap Frank dengan tatapan biasa “Sudah?”ulang Frank menatapku “Apakah Anda sudah selesai berbicara? Jika sudah, maka saya akan pamit undur diri!” Kret—bunyi kursi itu terdengar bersamaan dengan Frank yang bangkit dari duduknya. Dia membuang puntung rokoknya dan membenarkan topi bundar berwarna abu-abu yang selalu dia kenakan setiap hari. Dia berjalan menuju ke arahku, dan berhenti beberapa centi di depan wajahku. Tubuhnya yang sedikit pendek membuatnya harus mendongakkan wajahnya untuk bisa beradu tatap denganku. “Selepas pulang dari sana, sepertinya kamu makin berani, Emilio. Apa kau sudah lupa siapa aku dan juga apa jabatanmu di kantor ini?” “Aku tahu, jika sikapku menurut Anda tidak sopan. Bukankah selama ini juga sama? Lagipula, tidak ada larangan untuk memecatku, Frank. Kau bisa melakukannya sejak dulu, dan aku rasa mengambil libur untuk kali ini tidak terlalu kesalahan fatal.” Aku mendekatkan bibirku ke telinga Frank “Karena putramu juga melakukan hal yang sama, jangan terlalu naif dengan aturanmu sendiri, Frank. Kami juga bisa melaporkanmu atas tindakanmu itu!” aku menepuk bahu Frank, lalu berjalan ke arah sofa dan mengambil ranselku. Wajah Duke Frank kali ini tidak bisa dikondisikan, aku menatap Yuwen yang lekas berlari dari sana dan juga mengambil ranselnya. Sekali lagi, aku menatap Frank  yang masih berdiri di tempatnya semula, dengan tangan yang terkepal, siap untuk melayang kapan saja. “Kami pergi dulu, Duke!” Bruk—“EMILIO XIA HE!” Aku terkekeh mendengar teriakan itu begitu pintu tertutup. Aku menggelengkan kepala sembari menatap ruangan kantor yang kali ini terasa lebih ramai daripada sebelumnya. “Hanya kau yang berani berkata seperti itu padanya, Lio. Kau benar-benar terbaik!” kekeh Yuwen sembari menepuk bahuku. “Apa yang aku katakan tadi hanyalah sebuah kebenaran, lagipula, jika dia terus-terusan memberiku tekanan. Aku tidak segan-segan lagi untuk melakukan sesuatu yang bisa mengangkat kakinya dari jabatannya sekarang. Kau tahu maksudku bukan?” Yuwen mengangguk,  “Tapi, apa kau sudah bisa mendengar dengan baik, Lio? Ah bukan, maksudku, apa keadaanmu sudah lebih baik jika kamu menggunakan kekuatanmu itu? Aku….” Tanganku lebih dulu menutup mulut Yuwen dan menatap lorong yang untungnya kosong. Aku menatap Yuwen dan melepaskan tanganku, “Aku tidak ingin orang lain tahu akan hal ini Yuwen. Aku minta tolong padamu!” “Maaf, aku hanya terlalu khawatir saja!” “Permisi pak!” Itu suara dari belakang kami, aku berbalik dan menatap sosok lelaki dengan tubuh lebih tinggi dariku. Sepertinya aku tidak pernah melihat wajah satu ini, atau aku yang tidak tahu dia? Entahlah, tapi rasanya, kali ini dia benar-benar terlihat baru. “Ada apa?” “Ah, perkenalkan saja Alan Parker, saya banyak mendengar tentang Anda. Saya masih baru di sini, masih sekitar 2 hari. Dan pak Frank berkata jika Anda adalah atasan saya yang baru untuk melakukan penyelidikan mengenai kasus yang sedang Anda tangani!” Kami berdua—aku dan Yuwen—saling menatap dengan kening berkerut, aku tidak pernah mengajukan perekrutan anggota. Yuwen juga menggeleng, berarti bukan dia yang mengajukan perekrutan. Hal itu membuatku menatap Alan dan menatapnya dari atas sampai bawah. Pakaiannya cukup rapi dan terkesan formal, ciri  khas anak baru. Tapi kali ini, aku benar-benar sedang tidak membutuhkan orang, sejak dulu juga sama. Hanya Yuwen satu-satunya yang menjadi orangku. “Aku tidak merekrut, kembalilah pada Frank dan katakan padanya aku menolakmu!” Aku lekas berbalik dan berjalan menelusuri lorong jalan bersama dengan Yuwen yang juga ikut. “Tapi aku memang ingin bekerja dengan Anda sir, aku mohon jangan tolak aku!” Suara itu menghentikanku, membuatku tiba-tiba berhenti begitu juga dengan Yuwen. Aku berbalik dan menatap Alan yang ternyata masih berdiri di tempatnya tadi, kali ini wajahnya sedikit serius. “Kenapa berhenti, Lio?” “Kau tidak mendengar dia berbicara tadi?” aku menatap Yuwen “Tidak ada yang berbicara sama-sekali, aku tidak mendengar apa-apa atau….” Aku dan Yuwen sama-sama terdiam dan menatap Alan yang berjalan mendekat, kali ini dia lebih percaya diri saat menatapku. Tidak seperti beberapa menit yang lalu. “Apa sekarang Anda masih menolakku, sir Emilio?” “Ikut denganku!” Aku lekas melangkah menuju ruangan pribadiku, Yuwen sejak tadi menatapku dengan tatapan bertanya. Begitu kami masuk, aku lekas menutup pintu dan menguncinya. Memperhatikan CCTV di sekitar ruanganku, Yuwen juga lebih dulu memeriksa ruangan ini. Mencegah jika seseorang meletakkan sesuatu di dalam sini. Aku memegang tembok dan memejamkan mataku, bayang-bayang selama 2 hari ini terlintas di kepalaku. Tidak ada, aku lekas membuka mata. “Tidak ada apa-apa, Lio. Semuanya aman, kecuali….” Yuwen menunjuk Alan Paker dengan dagunya. Perhatianku juga tertuju pada Parker, lalu aku duduk di atas kursiku dan menatap beberapa data yang ada di dalam tabletku, memberi jeda selama beberapa menit. “Alan Parker, 24 tahun dan lulusan ternama dari Boston University?” seruku setelah membaca biodata lelaki itu yang baru saja masuk ke emailku, “Aku rasa sesuatu yang istimewa di dalam dirimu membantumu dalam ujian. Benar begitu Mr.Parker?” Parker tersenyum tipis, lalu mengangguk. Yuwen memberinya tempat untuk duduk di kursi depan. Tepat berada di seberang mejaku. Masih hening, baik aku maupun Yuwen masih saling menatap satu sama lain. Parker terlihat sedang memikirkan sesuatu di dalam pikirannya, hal yang masih aku tanyakan. Kenapa aku bisa mendengar suara tadi, sementara Yuwen sama-sekali tidak bisa mendengarnya. “Lupakan, baiklah, aku menerimamu sebagai patner kerjaku Mr.Parker, dan Yuwen akan menjadi temanmu. Aku rasa, kita harus kembali bekerja saat ini, aku mendapat beberapa laporan terkait kematian Kyle dan juga temannya yang tidak wajar!” seruku, dan lekas bangkit dari kursi. Mengambil mantelku dan juga beberapa peralatan yang aku butuhkan nantinya. “Ah, baik Sir. Panggilan saja aku Parker atau Alan, tidak usah terlalu formal. Terima kasih sudah menerima saya dalam tim anggota Anda!” Aku mengangguk, seraya mengenakan mantelku. Tapi sebelum itu, Yuwen lebih dulu berdiri di hadapanku dengan tatapan meminta penjelasan. “Kita bisa bicara nanti malam, kasus ini harus diselesaikan lebih dulu, Yuwen. Dia akan berguna untuk kita!” “Apa dia juga memiliki kekuatan khusus sama sepertimu?” bisik Yuwen, sepelan yang dia bisa. Tanganku meraih kunci ruangan, lalu membuka pintu. Parker keluar dengan semangat, begitu juga dengan Yuwen yang masih meminta penjelasanku. Kami berjalan menuju arah parkiran setelah aku menerima laporan dari beberapa anggota yang aku beri perintah. Memasuki mobil, Yuwen masih diam dan tidak menjalankan mobil. Dia masih menatapku. “Apa yang terjadi sir? Apa kalian ada sesuatu yang ingin dibicarakan dan tidak bisa aku dengar? Jika begitu, aku bisa keluar saja!” Parker hendak keluar, namun Yuwen lebih dulu mengunci mobil dan melaju, meninggalkan area kantor. *** “Dari datanya, dikatakan jika Kyle dulu pernah bekerja di salah satu bidang laboratorium di sini. Tapi sayangnya lab ini sudah tutup beberapa bulan sebelum kematian Kyle. Apa kita harus menyelidiki gedung ini juga?” Yuwen menatapku, tatapanku tertuju pada salah satu gedung biofarma yang sudah tersegel. Gerbangnya bahkan sudah karatan dan ditumbuhi beberapa lumut. Sepertinya perusahaan ini bangkrut, aku sempat membaca beberapa artikel dari perusahaan ini, salah satu petingginya korupsi yang menyebabkan kehancuran. “Bagaimana menurutmu Parker? Apakah kita harus masuk ke dalam sini?” “Aku rasa harus, tapi saya sedikit tidak yakin jika kita mendapatkan sesuatu dari dalam gedung ini Sir. Tapi, jika kalian setuju, maka aku juga akan ikut!” “Kita pasti akan mendapatkan sesuatu di dalam sana Alan, aku yakin hal itu!” seru Yuwen lalu lekas berjalan ke arah pagar itu. “Yuwen benar, karena selain menjadi perusahaan. Di belakangnya juga ada perumahan tempat para pekerja disini dulu tinggal. Aku yakin ada sesuatu di dalam sini!” Aku ikut membantu Yuwen membuka gerbang itu, krakk—begitu gembok terbuka, gerbang langsung berbunyi berisik dan terbuka ke depan. Aku mendorongnya pelan, dan memasuki gerbang itu lebih dulu. Tanaman-tanaman liar sudah sangat membuat tampilan gedung ini benar-benar terasa horor dan menyeramkan. Lumut-lumut yang juga tumbuh di tembok menambah aksen itu. Parker ikut di belakang Yuwen, sepertinya dia sedikit tidak yakin dengan ide ini. Aku maklum, saat pertama kali melakukan pekerjaan ini, aku juga merasakan hal tersebut. Pintu utama di borgol oleh beberapa rantai, aku mengambil pengait dari ranselku dan  clik—borgol itu terbuka. Aku mendorong pintu masuk bersamaan dengan debu yang  berterbangan dari dalam. Aku menutup mulut dengan baju tanganku. Beberapa menit, baru kami kembali memasuki gedung itu. “Berantakan dan basah, apa mungkin gedung ini juga bocor?” Parker menatap ke arah langit-langit yang sama-sekali tidak bocor. Lantas dari mana air yang berada di lantai ini? “Ada pipa bocor dari lantai 2, apa mungkin masih ada yang menempati gedung ini setelah beberapa bulan terbengkalai?” Yuwen menatap ke arah anak tangga dari lantai 2 yang menjadi aliran air. “Kemungkinan besar adalah iya!” Parker menyorot lampu tangannya ke arah komputer yang terlihat tidak berdebu. Jejak yang ditinggalkan terlihat jelas, komputer itu memang berbeda dengan beberapa komputer yang ada di sebelahnya. Aku berjalan mendekat, dan melihat bahwa kabelnya juga masih berfungsi. Yuwen menghidupkan komputer itu, dan melihat bahwa semua kerjanya juga masih bagus. Beberapa menit berkutat di depan komputer, aku memutuskan untuk naik ke lantai 2 bersama dengan Parker. Senterku cukup membantu saat ini. “Sepertinya ruangan ini memang masih digunakan Sir, dan kita masuk ke dalam jebakan yang mereka buat!”Parker berhenti di anak tangga. Aku mengerutkan kening, tidak sadar apa jebakan yang dimaksud oleh Parker. Sebelum, Bruk—badanku terlempar ke belakang. Aku menatap Parker yang memijak leherku dengan keras. “Arghh!” seruku, berusaha untuk menghindarinya. “Lio, apa kau baik-baik saja?” teriakan Yuwen dari bawah. Aku melihat dia yang juga naik ke atas lantai dua dan terkejut saat melihat Parker yang menyerangku. Bruk—tubuh Yuwen juga terpental jatuh dan membentur sudut meja, “Sialan!” seruku lekas bangkit dan prang—aku memukulkan besi di belakangku pada kepala parker. Besi itu bengkok, namun Parker sama-sekali tidak merasakan apa-apa. Dia berbalik dengan warna matanya yang berubah dan beberapa luka di tangannya menjadi sengatan listrik ketika bertemu dengan air. “Robot?” seruku, menatap Parker dengan tatapan tidak percaya. “Kau tertipu Emilio, jadi, apa kau masih tidak ingat siapa dirimu sebenarnya? Aku yakin, kau akan mengingat sesuatu di dalam kepalamu jika aku….” Bruk—aku menatap ke arah belakang, Yuwen memukul Parker dengan kursi kayu. Parker berbalik dan tersenyum miring menatap Yuwen. “Bajingán!” Teriakku dan bruk—aku meninju bagian dàda paker, dia terjatuh sebelum sempat membalas Yuwen. Namun ternyata Parker tidak lemah, dia kembali bangkit dan Arghh—aku merasakan cekikan kuat di leherku. Tanganku berusaha untuk melepasnya. Dia mengangkat badanku tinggi dan brukk—dia kembali melempar tubuhku ke lantai. Rasanya benar-benar sakit dan  aku merasakan ada sesuatu yang mengalir dari hidungku. Cairan kental yang berwarna merah, aku juga kembali merasakan sakit di sekitar kepalaku. Tapi aku harus bangkit dan menolong Yuwen yang berada di bawah pijakan kaki Parker. Aku berlari kencang dan shhh—pukulanku hanya meninju udara kosong. Parker menghindar ke arah samping dan bruk—dia memukul perutku dari bawah. Aku terjatuh ke lantai, dia berbeda jauh dari Yuwen. Parker kembali meninjuku hingga aku terlempar ke arah bak kamar mandi. Tanganku merasakan basah, ternyata air itu berasal dari sana. Aku menatap Parker yang menarik kerah bajuku. Dia menatapku dan ciuhh—meludahi wajahku. “Jadi, apa kau tidak ingat apa yang sudah kau lakukan dulu? Apa perlu lebih banyak kepala yang harus dipenggal agar kau sadar? Aku bukan robot, aku adalah manusia. Tapi, karena dirimu, aku harus menjadi seperti ini. Hidup dengan penuh ancaman pembunuhan. Apakah kau….” Bruk—aku melempar badan Parker, “Hiaaa!” teriakku dan meninju wajahnya dengan sangat kuat. Tubuh Parker terlempar ke arah bak mandi, pintu kamar mandi rusak. Aku mengambil pisau yang ada di balik sakuku dan srakk—aku menusuk tepat di bagian dàda parker yang langsung dialiri oleh listrik. Aku mengambil air dan menyiram air itu padanya. Tubuh Parker lekas terbakar, aku berlari dan duar—dari arah kamar mandi, bunyi ledakan terdengar. Beruntung aku sempat ditarik oleh Yuwen untuk bersembunyi. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN