Bagian 25 (EMOSI)

1083 Kata

Ruangan gudang itu seolah menyusut saat nama unit itu keluar dari mulut pria yang gemetar. Di kepala Alven, suara itu bergema berkali-kali—lebih nyaring dari detak jantungnya sendiri. Unit 10–08. Tempat Minthea tinggal. Tempat dia semalam datang… membawa makanan, menenangkannya, meyakinkan bahwa dia aman. Tempat dia percaya seseorang bersembunyi sambil menangis—padahal semua itu, seluruhnya, tipu daya. Rahang Alven mengeras sampai terdengar bunyi retakan halus. Alvin menatap adiknya. “Ven—” “Tahan,” ucap Alven pendek. Tangannya terangkat sedikit—sebuah isyarat bagi anak buah Alvin untuk mundur. Ruangan kembali hening. Alven melangkah mendekati dua pria itu. Ia jongkok. Mencondongkan tubuh, suaranya rendah… tapi justru itu yang membuatnya menakutkan. “Perempuan itu… dia sendiri

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN